Jurnalisme Warga
Gurihnya Kue Arafik, Pembangkit Perekonomian
Gampong Paya, Kecamatan Trienggadeng, Kabupaten Pijay adalah kue arafik dan menjadi produk kuliner andalan di daerah ini
Kue arafik ini juga sudah dipasarkan ke beberapa kabupaten di Aceh, bahkan sudah ke luar provinsi.
Pada saat kami tanyakan ke Pak Sofyan yang juga turut membantu pengelola usaha ini, mengapa namanya arafik beliau hanya tertawa.
“Karena, dari pertama kami buat sudah diberi nama seperti itu,” ujarnya.
Kue ini sekilas mirip dengan bakpia Yogyakarta.
Rasanya nikmat, gurih, dan renyah.
Rombongan kami ± 20 orang sengaja berhenti, hingga kue yang berukuran lebih besar habis diborong.
Pak Andy salah seorang sahabat kami dalam rombongan yang merupakan pencinta kue arafik.
Setiap kali pulang atau pergi dari Bireuen ke Banda Aceh beliau wajib berhenti di Gampong Paya khusus untuk membeli kue ini.
“Keluarga saya sangat menyukainya, apalagi kalau Lebaran tiba, kue ini menjadi kue utama dalam sajian untuk tamu yang datang,” ungkapnya.
Sementara saya sendiri baru pertama singgah di tempat ini dan langsung merasakan gurihnya kue arafik.
Soal rasa, lidah memang tak bisa bohong.
Walapun banyak kue yang sejenis, tetapi menurut lidah saya, ini beda dengan yang lain.
Cara pembuatannya juga sangat tradisional.
Baca juga: Ketua DPRK Lhokseumawe Minta Tempat Jajan Kuliner Dibangun Sesuai RAB, Telan Biaya Rp 2 Miliar
Olahan dari jari-jari lembut Kak Ni dan para pekerja yang dilengkapi dengan sarung tangan dan alat pengaman pada saat dioven, kue ini menjadi oleh-oleh yang harus dibawa pulang bila melewati Pijay.
Jadi, oleh-oleh dari Pijay bukan cuma kue ade (bingkang).