Opini
Kebangkitan Bahasa dan Sastra Aceh
Tujuan utama dari pendirian Prodi bahasa dan sastra Aceh adalah menjaga, melestarikan, dan membina bahasa dan sastra Aceh

Sesuai dengan rancangan Qanun tentang Bahasa Aceh, pembinaan bahasa dan sastra Aceh secara eksplisit dijelaskan pada Pasal 15.
Pada pasal tersebut diamanatkan bahwa pembinaan bahasa dan sastra Aceh meliputi (1) pengajaran pada semua jalur, jenjang, dan jenis pendidikan, (2) penyelenggaraan kegiatan, (3) peningkatan kompetensi dan kuantitas guru Bahasa Aceh, (4) pengekspresian seni, (5) pembinaan komunitas dan sanggar, (6) penetapan hari tertentu untuk praktik penggunaan bagi seluruh lapisan masyarakat, dan (7) penetapan Hari dan Bulan Bahasa Aceh, Aksara Aceh, dan Sastra Aceh.
Tidak terkecuali, pada ayat (4) Pasal 15 disebutkan mendorong dan mendukung pendirian Jurusan atau Program Studi Bahasa dan Sastra Aceh di perguruan tinggi.
Kembali lagi pada bagian awal tulisan ini, sejak dua tahun terakhir sudah ada 4 profesor yang ditetapkan oleh Kemdikbudristek dalam kepakaran bahasa terkait riset bahasa dan sastra Aceh.
Bahasa dan sastra Aceh merupakan khazanah kebahasaan yang dimiliki oleh seluruh warga Aceh.
Melalui kegiatan Tri Dharma kampus (pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat) diharapkan bahasa Aceh mendapat tempat di hati seluruh masyarakat Aceh.
Ada puluhan bahkan ratusan yang berhasil memperoleh gelar sarjana, magister, bahkan doktor dengan riset bidang bahasa dan sastra Aceh.
ISBI Aceh berhajat baik untuk membangkitkan bahasa dan sastra Aceh baik di level nasional maupun internasional.
Hajat tersebut diwujudkan dengan pendirian program studi bahasa Aceh dan program studi sastra Aceh.
Dukungan dan doa dari semua pihak sangat diharapkan agar pendirian program studi bahasa dan sastra Aceh ini dapat segera memperoleh izin dari Kemdikbudristek untuk penyelenggaraan program studi.
Semoga lahirnya program studi bahasa dan sastra Aceh dari perguruan tinggi negeri ini menjadi kebanggaan kita semua.
Semoga! (rahmad.nuthihar@gmail.com)
Baca juga: Lahir Sejak 1950-an, Rangkang Sastra Bireuen Gelar Workshop Sandiwara Geulanggang Labu
Baca juga: Gegara Kutipan Sastra "Buku Cinta dan Pesta", Mahasiswa Dua Fakultas di USK Tawuran, 3 Orang Terluka