Opini
Entrepeneurship Wujud Bela Negara Orang Aceh
Intensi atau niat untuk berusaha merupakan modal dasar untuk memulai suatu kegiatan usaha, tanpa adanya niat untuk memulai suatu kegiatan usaha, maka
Oleh Dr (cand) Irhamni Zainal SIP MSi
Kandidat Doktor Ilmu Pemerintahan Institut Pemerintahan Dalam Negeri
SEMANGAT orang Aceh untuk berjuang dan berpartisipasi dalam membela dan memperjuangkan kemerdekaan Republik Indonesia tidak perlu diragukan lagi. Semangat ini tergambar dan terpatri secara mendalam dalam sejarah perjuangan kemerdekaan republik ini.
Sebagai contoh adalah deretan pahlawan nasional yang berasal dari Aceh seperti Teuku Umar, Cut Nyak Dien, Cut Meutia, Teuku Cik Di Tiro, Teuku Nyak Arif, Sultan Iskandar Muda, Teuku Muhammad Hasan, dan Laksamana Malahayati.
Selain pahlawan nasional yang berasal dari Aceh, kita patut bangga akan semangat rela berkorban orang Aceh pada masa mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia, dimana masyarakat Aceh rela menyumbangkan harta pribadinya, yang dikumpulkan untuk membantu perjuangan mempertahankan Republik Indonesia yang masih berusia muda.
• Amalan Paling Istimewa di Bulan Syaban yang Dianjurkan Nabi Muhammad, Apa Saja?
Pada tahun 1949 masyarakat Aceh telah merelakan emas dan harta benda lainnya untuk disumbangkan guna pembelian pesawat yang dinamai “RI 001 Seulawah”, yang digunakan Republik ini untuk kepentingan perjuangan mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia.
Selain itu, semangat dan kreativitas orang Aceh pada masa perjuangan mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia adalah tergambar dari didirikannya radio perjuangan “Rimba Raya”.
Ketika seluruh stasiun radio di Indonesia telah dikuasai Belanda, maka satu-satunya siaran radio yang masih berkumandang untuk menyuarakan tetap berdirinya Republik Indonesia adalah Radio Rimba Raya, yang dipancarkan secara berpindah, dari Kutaraja ke Krueng Simpo dan ke Takengon.
Siaran Radio ini dapat menjangkau sampai wilayah India, sehingga Radio India dapat menyiarkan kembali ke seluruh dunia, bahwa Republik Indonesia masih ada.
Fakta di atas telah membuktikan bahwa semangat bela negara dan kreativitas orang Aceh telah banyak membantu Republik ini pada masa perjuangan fisik untuk mempertahankan Kemerdekaan Republik Indonesia.
Semangat kewirausahaan
Pada masa sekarang, sudah seharusnya, semangat bela negara dan kreativitas orang Aceh ini tidak boleh hilang.
Kondisi yang ada pada saat ini di Provinsi Aceh banyak membutuhkan bangkitnya kembali semangat bela negara dan kreativitas orang Aceh.
Semangat bela negara yang dimaksud adalah bukan dalam konteks militerisme ataupun “angkat senjata” untuk berperang mempertahankan negara ini, namun lebih kepada upaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Aceh.
• Ternyata, Sudah Seminggu Aldilla Jelita Pisah Rumah dengan Suami, Indra Bekti yang Angkat Kaki
Sebagaimana definisi dari bela negara menurut UU No.3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara adalah sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada NKRI yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 dalam menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara.
Maka upaya bela negara pada saat ini yang harus dipertahankan oleh masyarakat Aceh, sebagaimana semangat bela negara pada zaman perjuangan kemerdekaan, adalah dalam bentuk yang lain, dalam rangka menjamin kelangsungan hidup masyarakat Aceh sehingga Aceh menjadi lebih sejahtera.
Salah satu upaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Aceh yaitu dengan upaya meningkatkan kualitas hidup dan pendapatan serta pengentasan kemiskinan melalui semangat entrepreneurship atau kewirausahaan.
Entrepreneurship atau kewirausahaan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, berasal dari kata wira dan usaha. Wira berarti pejuang, berani, berwatak agung dan budi luhur, sedang usaha berarti bekerja atau berbuat sesuatu.
Adapun kata yang mendekati wirausaha dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah kata “wiraswasta” yaitu orang yang pandai atau memiliki keinginan atau bakat untuk mengenali produk baru, menentukan cara produksi baru, menyusun operasi untuk pengadaan produk baru, memasarkannya, serta mengatur permodalan operasinya.
Menurut hasil beberapa penelitian terdahulu, bahwa semangat dan keinginan untuk berwirausaha sangat dipengaruhi oleh 2 aspek, yaitu “intensi atau niat berusaha” (Riyanti, 2008) dan “persepsi individu tentang adakah dukungan orang lain untuk mewujudkan niat yang ada” (Caecilia, 2012).
Intensi atau niat untuk berusaha merupakan modal dasar untuk memulai suatu kegiatan usaha, tanpa adanya niat untuk memulai suatu kegiatan usaha, maka tidak akan tercipta aktivitas produksi dan jual beli.
Berdasarkan data dari BPS tahun 2022, jumlah pengusaha atau entrepreneur di Indonesia baru berkisar 3,04-3,1 persen dari seluruh total jumlah penduduk di Indonesia.
Statistik ini menujukkan bahwa intensi atau niat berusaha masihlah sangat rendah di Indonesia. Sedangkan syarat untuk menjadi negara maju, dibutuhkan minimal 12-14 % pengusaha dari jumlah total penduduk suatu negara.
Untuk Aceh, jumlah pengusaha atau entrepreneur berjumlah 3,35
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.