Jurnalisme Warga
Pentingnya Merdeka Memilih bagi Pemilih Pemula
Pemilih milenial adalah warga negara yang sudah memiliki hak memilih dalam pemilu dengan rentang usia 17 sampai 40 tahun.
FERI IRAWAN, S.Si., M.Pd.,
Kepala SMKN 1 Jeunieb dan mantan ketua PPK Kota Juang, Kabupaten Bireuen, melaporkan dari Bireuen
Tahun 2024 Indonesia akan menyelenggarakan pesta demokrasi terbesar dalam sejarah. Seluruh rakyat Indonesia akan memilih Presiden dan Wakil Presiden Indonesia pada Februari 2024, dan selanjutnya memilih wakil rakyat yaitu DPR RI, DPD RI, DPR provinsi, dan DPRD kabupaten/kota pada 27 November 2024.
Berdasarkan data pemilih sementara (sumber KPU, Juli 2022), jumlah pemilih 185.994.249 jiwa. Dari jumlah ini didominasi oleh pemilih muda berusia 17-40 tahun dengan jumlah sekitar 107 juta jiwa atau 55 persen dari total pemilih sementara. Sekitar 428.799 orang tercatat sebagai pemilih pemula.
Hal ini menunjukkan bahwa suara kaum milenial ini sangat penting. Karena jumlahnya lebih dari 50 persen pemilih. Pemilih milenial adalah warga negara yang sudah memiliki hak memilih dalam pemilu dengan rentang usia 17 sampai 40 tahun. Pemilih milenial ini terdiri atas pemilih pemula dan pemilih muda. Pemilih pemula ini merupakan pemilih yang baru mendapatkan kartu tanda penduduk (KTP) dan akan menggunakan hak pilih untuk pertama kali dalam pemilu.
Jumlah pemilih milenial yang sangat siginifikan ini tentu akan menjadi incaran banyak partai politik. Fakta ini membuat pemilih milenial memegang peran besar yang bisa menentukan hasil pemilu serentak nantinya dan memastikan masa depan negara lima tahun ke depan. Pemilih pemula diharapkan memberikan kontribusi positif, berperan aktif, dan menjadi pemilih cerdas bagi kemajuan Indonesia.
Ekpektasinya, kelompok yang masih memiliki idealisme yang tinggi ini bisa menyatakan bagaimana berpolitik yang bersih, tanpa money politics, tanpa hoaks, dan tanpa ujaran kebencian. Kelompok ini memiliki karakteristik tersendiri dan berpengaruh dalam menentukan siapa calon pemimpin bangsa. Ciri pemilih generasi ini yaitu critical (berpikir kritis), change (perubahan), communicative (mengomunikasikan pilihannya dengan pihak lain), serta community (tergabung dalam komunitas) atau disingkat dengan 4C.
Namun demikian, ada beberapa faktor yang memengaruhi minat memilih pemilih pemula nantinya. Faktor itu berupa rasa tanggung jawab, kesadaran diri sendiri terhadap minat memilih, berita di media sosial, debat kandidat, sosialisasi, dan pemberian hadiah.
Oleh karena itu, penyelenggara pemilu perlu menyosialisasikan pemahaman yang baik mengenai pemilu kepada para pemilih pemula.
Mengapa perlunya edukasi kepemiluan bagi pemilih pemula?
Karena salah satu parameter keberhasilan pemilihan adalah tingginya partisipasi masyarakat untuk hadir ke tempat pemungutan suara (TPS). Berdasarkan fakta pemilu sebelumnya, pemilih pemula yang kebanyakan dari kalangan pelajar masih kurang kesadaran untuk mempergunakan hak suaranya datang ke TPS.
Permasalahan lainnya yang sering muncul pada pemilih pemula biasanya mereka hanya memilih berdasarkan subjektivitas, bukan berdasarkan objektivitas. Mereka cenderung memilih atas kerupawanan calon, ikut-ikutan teman, bukan berdasarkan visi misi yang dimiliki oleh seorang calon.
Pentingnya peduli politik
Tanggung jawab politik tetap dimulai dari hulu, yaitu pihak keluarga dan selanjutnya guru di sekolah. Mengapa demikian? Karena, faktor pembelajaran di sekolah menjadi dominan sehingga suatu hal yang dapat mendongkrak pengetahuan pemilih pemula terhadap situasi politik.
Saat melakukan pembelajaran di kelas, guru dapat mewajibkan murid untuk mendengar dan menyimak apa yang guru sampaikan terkait isu politik.
Walaupun pemilih milenial merupakan generasi yang mandiri dan sangat dekat dengan internet, tetap saja mereka kurang peduli terhadap isu politik. Bagi mereka, topik politik tidak menarik untuk dibicarakan, maka biasanya dia tidak akan mencari tahu tentang hal itu.
Fenomena ketidaktertarikan pemilih pemula ini tentu memiliki alasan. Mereka pada umumnya lebih tertarik kepada isu-isu yang lebih dekat dengan kesehariannya dibandingkan dengan isu politik ataupun ekonomi. Sebagian mereka berpendapat bahwa isu politik dan ekonomi merupakan topik yang sangat membosankan dan terlalu serius. Selain itu, isu politik tidak mendatangkan manfaat langsung bagi kehidupan mereka
Oleh karena itu, pendidikan politik bagi pemilih pemula menjadi isu yang penting dibahas agar dapat menumbuhkan dan mengembangkan kesadaran politik di kalangan generasi muda. Hal ini dilakukan sebagai salah satu kondisi fundamental untuk mempertahankan sistem politik, di mana ketika generasi muda berada dalam suatu kelompok masyarakat, mereka harus menguasai ilmu pengetahuan, nilai-nilai, dan sikap-sikap sebagaimana yang diharapkan.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.