Berita Luar Negeri

Cerita Warga Palestina yang Diserang Pasukan Israel di Masjid Al-Aqsa: Berdarah, Pingsan, Mati Lemas

Kekerasan pasukan Israel berlanjut hingga pagi hari, dengan beredarnya gambar tentara Israel menyeret dan memukuli jamaah untuk mengeluarkan mereka.

Penulis: Agus Ramadhan | Editor: Amirullah
AHMAD GHARABLI/AFP
Pasukan keamanan Israel meyeret seorang jamaah Muslim perempuan Palestina yang duduk di halaman kompleks Masjid Al-Aqsa di Yerusalem Timur yang diduduki, pada 5 April 2023. 

"Keesokan harinya, aman bagi para pemukim Israel untuk melakukan serangan ke dalam kompleks tanpa ada yang menghalangi mereka,” tambahnya.

'Orang-orang pingsan, mati lemas, berdarah'

Bakr Owais, seorang mahasiswa berusia 24 tahun di Universitas Birzeit, juga berada di masjid malam itu untuk itikaf Ramadhan.

Dia bersama dengan jamaah lain di sana, terkejut ketika pintu masjid ditutup dengan semua orang di dalamnya.

Pasukan keamanan berdiri di atap masjid dan menggunakan pengeras suara untuk memberi tahu jamaah bahwa mereka harus meninggalkan masjid atau mereka akan diusir secara paksa.

Saat itu, para pemuda yang hadir di masjid memutuskan untuk melawan karena tidak ingin itikaf mereka terganggu demi membersihkan kompleks untuk kunjungan pemukim Israel keesokan paginya. 

Pasukan Israel kemudian memutuskan untuk bergerak melakukan serangan.

Polisi Israel Serang Al-Aqsa, Jemaah Diikat di Dalam Masjid
Polisi Israel Serang Al-Aqsa, Jemaah Diikat di Dalam Masjid (Twitter @cjwerleman)

“Mereka memecahkan jendela masjid dan mulai melemparkan granat kejut ke arah kami. Ada anak kecil, pria lanjut usia, dan wanita terjebak di dalam,” kata Owais kepada Al Jazeera.

“Kelompok lain masuk melalui pintu dan mulai menembakkan gas air mata, granat kejut, dan peluru berlapis karet ke arah orang-orang,”

“Mereka menyerang orang-orang, memukuli kepala mereka dengan tongkat, begitu banyak orang pingsan, orang mati lemas, orang berdarah,”

“Kemudian mereka mulai menangkap kami. Sejumlah besar orang ditangkap. Mereka terus memaki kami sepanjang waktu, mendorong kami ke dalam bus yang membawa kami ke kantor polisi di Atarot di mana kami disuruh berbaring di lantai dengan tangan diborgol ke belakang,”

“Pasti ada 400, 500 tahanan. Mereka mengambil nama kami, kemudian menempelkan stiker pada kami dengan nama dan nomor kami

“dan memanggil kami dengan nomor tersebut, seperti kami tidak dihargai, ”katanya.

Owais, bersama dengan orang Palestina lainnya yang ditangkap selama penggerebekan, telah dilarang memasuki Masjid Al-Aqsa selama seminggu.

Duta Besar Palestina: Barat Itu Selektif, Munafik Ketika Berbicara Tentang Palestina

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved