Citizen Reporter
Kisah Putra Pidie 52 Tahun Tinggal di Perancis, Geuchik Paris Rindu Kokok Ayam dan Timphan
Menurut data resmi pemerintah, terdapat kurang lebih 7 juta jiwa penduduk muslim di Perancis, dari total sekira 68 juta penduduk negeri itu.
Ada kalanya di negeri-negeri itu, selama 1 bulan tidak ada waktu malam dan sebaliknya jika musim dengin, malam terus, tidak ada siang.
Dengan Kondisi ini, masyarakat Islam di negeri-negeri tersebut, berpedoman pada jadwal di Mekah.
Dalam pekerjaan aku sehari–hari di bulan puasa, aku dan rekan-rekan staf kedutaan memang agak sulit, terutama sewaktu melayani tamu-tamu negara dari Indonesia yang menerapkan hukum “musafir, boleh tidak puasa.”
Bila waktu makan siang kami harus mengantar mereka ke restoran, kami terpaksa duduk memesan makan untuk tamu.
Di sini besar sekali tantangannya, menghapi hidangan enak.
Tetapi aku sendiri tetap tegar mempertahankan puasaku. Selama 50 tahun aku tinggal di Perancis, Alhamdulillah puasaku selamat, penuh.
Dalam Bulan Suci inilah aku sering merindukan tradisi /suasana Ramadhan di kampung, suasana yang sangat gembira.
Siang mengumpulkan beras dari penduduk, untuk dimasak bubur janji di masjid. Shalat terawih bersama rakan-rakan.
Lebih ridu lagi aku ingin mendengar kokok ayam jantan. Di Perancis, meski negara ini berlogo ayam jantan, tapi Aku tidak pernah mendengar kokok ayam.
Aku ingat di kala kunjungan Pahlawan Aceh, Abu Daud Buerue’eh, mengunjungi Paris di tahun 1971, kebetulan aku yang mendampingi beliau selama di Paris.
Beliau berkata kepadaku “Ali, Abu rindu pada kokok ayam. “

Kurindukan pula suasana malam Lebaran ketika Aku masih remaja di Kota Sigli.
Malam takbiran, kami keliling kota bersama teman yang pulang mudik, shalat Idul Fitri di lapangan terbuka, bersalaman saling maaf-maafan.
Kemudian bergembira ria, dengan baju baru, keliling ke rumah-ruamah saudara tauladan, mencicipi kue semprong, wajik, kacang taujin, terutama kueh timphan.
Hal ini menandakan "kemana dan sejauh manapun kita perantau, tetap kampung halaman yang kita kenang dan rindukan. Apa lagi bila adikku mangalunkan azan dengan alunan irama Aceh."
*PENULIS, Alijullah Hasan Jusuf, berdomisili di Paris dan dijuluki Geuchik Paris atau Lurah Paris. Ia sudah menerbitkan sejumlah buku berisi kisah kehidupannya selama di Paris.
Alijullah Hasan Jusuf
Lurah Paris
penumpang gelap pesawat
Perancis
putra pidie
Serambinews
Serambi Indonesia
Umat Muslim di Prancis
penduduk muslim di prancis
Saat Mahasiswi UIN Ar-Raniry Jadi Sukarelawan Literasi untuk Anak Singapura |
![]() |
---|
IKOeD Peusijuek Alumni Leting Intelegencia Generation 2025 di Pantai Lampu’uk |
![]() |
---|
Dinamika Spiritual dan Teknis dalam Penyelenggaraan Ibadah Haji Modern |
![]() |
---|
Dari Aceh Menuju Makkah Ibadah Haji yang Mengajarkan Arti Keluarga |
![]() |
---|
Mengintip Geliat Industri Halal di Rusia |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.