Luar Negeri

Belum 24 Jam Gencatan Senjata, Perang Kembali Meletus di Sudan, 270 Orang Tewas

Militer dan RSF sedianya melaksanakan gencatan senjata selama 24 jam yang dimulai Selasa (18/4) pukul 18.00 waktu setempat.

Editor: Faisal Zamzami
Twitter
Baku tembak antara pasukan paramiliter Rapid Support Forces (RSF) dan angkatan militer negara di Afrika Utara itu pecah pada Sabtu (15/4/20123) yang diwarnai pembakaran 2 pesawat di bandara . 

Pasukan akan dikembalikan ke Kairo "begitu situasinya mengizinkan."

Baca juga: Pertempuran Saat Upaya Kudeta di Sudan, Sudah Tewaskan Ratusan Orang, Perseteruan 2 Jenderal

Jepang Bersiap Evakuasi Seluruh Warganya

 Jepang mulai bersiap mengevakuasi warga negaranya dari Sudan, kata pemerintah Jepang hari Rabu, (18/4/2023).

 Jepang menjadi negara pertama yang secara terbuka mengumumkan rencana menarik warganya dari negara yang dilanda konflik, seperti laporan Straits Times.

Kekerasan antara tentara Sudan dan paramiliter menewaskan hampir 300 orang sejak perebutan kekuasaan selama seminggu meletus menjadi pertempuran mematikan pada Sabtu (15/4) lalu.

Konflik yang intens melibatkan serangan udara, tank di jalanan, tembakan artileri dan tembakan senjata berat di lingkungan yang padat di ibu kota Khartoum dan kota-kota lain.

Sekitar 60 warga negara Jepang berada di Sudan, termasuk staf kedutaan, kata juru bicara pemerintah Hirokazu Matsuno.

Kementerian Pertahanan Jepang memulai "persiapan yang diperlukan" untuk evakuasi, katanya dalam konferensi pers darurat.

“Karena situasi keamanan semakin memburuk, pemerintah melakukan yang terbaik untuk mengamankan keselamatan ekspatriat Jepang,” kata Matsuno.

Bangunan yang hancur akibat serangan paramiliter atau mantan militan Janjaweed.

 Ledakan dan tembakan senjata berat mengguncang ibu kota Sudan pada hari kelima pertempuran Rabu setelah gencatan senjata yang ditengahi internasional berantakan.  (Sumber: AP Photo)
 
Negara-negara lain mendesak warganya di Sudan untuk memberikan nama dan detail kontak mereka ke kedutaan.

Kedutaan Besar Amerika Serikat (AS) di Khartoum mulai mengumpulkan informasi pribadi warga sambil mendesak mereka tetap berada di dalam rumah dan menjauh dari jendela.

“Karena situasi keamanan yang tidak menentu di Khartoum dan penutupan bandara, tidak ada rencana evakuasi yang dikoordinasi Pemerintah AS,” cuit kedutaan AS di Khartoum, Sudan.

Baca juga: Sudan Mencekam, Tentara dan Pasukan Paramiliter Bentrok Berebut Kekuasaan, 25 Orang Tewas

Seruan internasional makin nyaring untuk mengakhiri permusuhan di negara Afrika itu. 

Para menteri luar negeri Kelompok G7 hari Selasa mendesak gencatan senjata segera antara pasukan yang bertikai.

Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved