Feature
Cerita Mobil Bernopol Pidie, Aceh, Nanggroe, dan Tangse di Australia
Cerita tentang mobil-mobil bernopol unik ini terungkap saat Pemimpin Redaksi Serambi Indonesia, Zainal Arifin M Nur, berkunjung ke negara tersebut pad
Faisal menjelaskan, aturan penomoran pelat kendaraan di Australia berbeda dengan di Indonesia. Di Australia, ujarnya, pemilik bisa menuliskan nama apapun untuk nomor pelat kendaraannya. Saat proses pengurusan nopol khusus, pemilik akan ditanyai beberapa hal, termasuk alasan memilih nama untuk nomor pelat kendaraannya.
KISAH para perantau Aceh di berbagai negara memang selalu menarik untuk dibahas. Seperti cerita tentang komunitas Aceh yang bermukim di Western Australia atau Negara Bagian Australia Barat. Perantau Aceh yang bermukim di sini membentuk sebuah wadah komunitas yang diberi nama Aceh Society of Western Australia (ASWA) atau Komunitas Aceh di Australia Barat. Di antara cerita menarik tentang mereka adalah keberadaan beberapa mobil yang menggunakan nomor polisi unik dan terkait dengan Aceh seperti Pidie, Nanggroe, Aceh, dan Tangse.
Cerita tentang mobil-mobil bernopol unik ini terungkap saat Pemimpin Redaksi Serambi Indonesia, Zainal Arifin M Nur, berkunjung ke negara tersebut pada pekan lalu. Zainal berada di negara bagian itu atas ajakan CEO PT Trans Continent, Ismail Rasyid, yang meninjau kegiatan kantor perusahaannya di Perth, Western Australia.
Di sela-sela kegiatan itu, Ismail Rasyid yang juga Wakil Ketua Pimpinan Pusat Taman Iskandar Muda (PP TIM) bersama penggagas Aceh Bisnis Forum (ABF), Munzir Al Munir, melakukan pertemuan silaturahmi dengan warga Aceh di Western Australia, di Hotel The Westin Perth WA, pada Jumat (11/5/2023) malam.
Dalam pertemuan yang dihadiri Ketua ASWA, Faisal Mahyuddin, ulama, dan tokoh masyarakat Aceh di WA, Ustaz Jalil Ahmad, serta belasan warga Aceh itu membicarakan peluang membentuk ABF Chapter Perth untuk menjajaki kemungkinan mengekspor produk UMKM Aceh ke Australia.
Setelah pertemuan tersebut, Zainal diajak Faisal Mahyuddin dan rekannya, Mustafa Ahmad (warga asal Peudada, Bireuen) untuk menikmati kopi di Victoria Park. Saat itulah Zainal terkesan ketika melihat mobil Nissan Patrol yang digunakan Faisal Mahyuddin menggunakan nopol khusus bertulis PIDIE.
Zainal pun merekam moment itu melalui fasilitas video di HP-nya dan kemudian mengunggahnya ke akun tiktok miliknya. Tak dinyana, ternyata video ini menjadi viral di platform TikTok, bahkan merambat hingga ke Facebook dan berbagai grup WhatsApp (WA) warga Aceh.
Hingga Minggu (14/5/2023) pukul 15.00 WIB, video mobil dengan nopol PIDIE di Australia unggahan Zainal di akun @camparee1 sudah disaksikan oleh 300 ribu lebih pengguna TikTok. Video itu juga disukai 9.130 kali dan telah dibagikan 349 kali di platform tersebut.
Tak hanya itu, ratusan komentar warganet juga tersematkan dalam video viral tersebut. Dari komentar-komentar itu, hampir seluruhnya menuliskan rasa bangga terhadap Aceh, khususnya terhadap kabupaten yang dikenal sebagai daerah penghasil mulieng ini.
Merantau sejak remaja
Kepada Serambi, Faisal bercerita, ia mulai merantau setelah lulus Sekolah Teknik Menengah (STM) Lilawangsa Tijue, Pidie pada tahun 1994. “Setelah tamat STM, saya merantau ke Langsa, kemudian ke Medan, Jakarta, dan terakhir ke Australia,” kata pria kelahiran Gampong Reuntoh Reubee, Kecamatan Delima, Pidie, 25 Maret 1975 ini. “Pada tahun 2001, saya merantau ke Australia karena motivasi dari teman-teman yang sudah duluan ke Australia,” tambahnya.
Sejak merantau di Negeri Kanguru, pria jebolan MIN Reubee, MTsN Grong-grong, dan STM Lilawasnga, Pidie ini, masih memperdalam ilmunya dengan mengikuti pendidikan Technical and Further Education (TAFE) di Sydney, pada 2006-2007. Di negara ini pula, Faisal menemukan jodohnya, Andina Anjani, WNI yang menetap di negara itu dan mereka menikah di Sydney pada 14 Juni 2009. Saat ini, pasangan tersebut sudah dikarunia tiga anak.
Setelah 14 tahun menetap di Sydney (2001-2015), Faisal merantau ke Brisbane, Negara Bagian Queensland. Di sini, Faisal dan keluarganya menetap enam tahun. Pada tahun 2017-2021, Faisal dipercaya memimpin organisasi paguyuban masyarakat Aceh yakni Aceh Australian Community of Queensland (AACQ). Saat memimpin organisasi itu, Faisal bersama rekan-rekannya dan masyarakat Aceh di Queensland berhasil membangun dua rumah duafa di Aceh
Pada tahun 2021, Faisal melanjutkan petualangannya sebagai perantau. Kali ini, dia memilih Perth, Negara Bagian Western Australia, sebagai tujuannya. Setahun berada di sini atau pada tahun 2022, Faisal diamanahkan sebagai Ketua ASWA.
Selama merantau di Australia, Faisal melakoni berbagai pekerjaan mulai dari pekerja di restoran, pabrik kupas kentang, kebun apel, hingga sopir truk. Setelah membeli truk, Faisal mendirikan perusahaan yang diberi nama Mount Leuser Transport. Namun, perusahaan yang bermarkas di Brisbane ini kolaps, sehingga Faisal kemudian pindah ke Perth dan bekerja di perusahaan Ground Support Systems (GSS) sejak 1,5 tahun lalu hingga sekarang.
feature
Australia
Napol Pidie
Zainal Arifin M Nur
Ismail Rasyid
perantau aceh
Kisah Sukses Perantau Aceh
Perkuat Sinergi Jaga Kedamaian, Pangdam IM Kunjungi Wali Nanggroe Aceh |
![]() |
---|
Satgas Garuda Merah Putih II, Tiga Hercules Mendarat di Aceh, Misi Kemanusiaan Palestina Tuntas |
![]() |
---|
Diperiksa Hampir 11 Jam, Polisi Tahan Syifak Muhammad Yus Dalam Kasus Proyek Westafel |
![]() |
---|
Menghidupkan Kembali Semangat Cut Nyak Dhien di Rumah Sejarahnya |
![]() |
---|
Sinergi Lintas Institusi, Serdik Sespimti Polri Temui Ketua DPRA Zulfadhli |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.