Jurnalisme Warga
Bernostalgia di Danau Bungara Singkil
Selain pesona Bahari di gugus Kepulauan Banyak, ada satu objek wisata yang tak kalah indahnya, yaitu panorama Danau Bungara.
Aceh Singkil yang dijuluki “Tanah Syekh Abdurrauf As-Singkily” menyimpan pesona keindahan alam yang menakjubkan.
Di urutan pertama tentu saja pesona Pulau Banyak yang puluhan jumlah pulaunya. Pulau-pulau eksotik itu terkenal sampai ke mancanegara.
Selain pesona Bahari di gugus Kepulauan Banyak, ada satu objek wisata yang tak kalah indahnya, yaitu panorama Danau Bungara.
Bernostalgia di Danau Bungara, di sini saya selama 20 hari setiap pagi dan sore mandi 19 tahun silam. Tentu kondisi saat itu tidaklah sama dengan masa kini.
Sekarang, danaunya sudah bersih, tertata rapi, banyak makanan dan sajian pertunjukan, sehingga banyak wisatawan lokal maupun dari luar daerah berwisata ke danau terluas kedua di Aceh ini setelah Danau Laut Tawar di Takengon, Kabupaten Aceh Tengah.
Berdasarkan hasil survei tahun 2008 oleh tim konsultan dan staf Dinas Pemuda dan Olahraga Aceh diketahui bahwa luas Danau Bungara berkisar 85,6 hektare (ha).
Danau ini dikelilingi oleh empat desa. Di sebelah timur berbatas dengan Desa Butar, di sebelah barat dengan Desa Lentong, sebelah utara dengan Desa Danau Bungara, dan di sebelah selatan berbatas dengan Desa Lapahan Buaya.
Jarak tempuh danau ini dari ibu kota Aceh Singkil sekitar 55 kilometer. Desa ini dihuni 337 kepala keluarga (KK) dengan jumlah penduduk 1.378 jiwa.
Danau ini sudah dikelola secara modern melalui Kelompok Pelempoh Leja yang diketuai Hasan Basri.
Di sini sudah tersedia fasilitas perahu, area parkir, kamar mandi, kolam mandi mini, musala, pesawat mainan, bebek dayung, kereta pentas atau odong-odong, dan mobil remote. Tersedia juga berbagai jenis makanan dan minuman.
Bagi yang hobi memancing, di danau ini terdapat berbagai jenis ikan, seperti ikan pahiten, baung, bakut, mujahir, dan ikan mas.
Anehnya lagi, walau airnya tawar, tapi sesekali pemancing atau nelayan di danau ini juga mendapatkan ikan laut, misalnya ikan kowe (giant trevally) atau ikan gabu. Kenapa ini bisa terjadi?
Menurut legenda, masyarakat di sekitar danau secara turun-temurun meyakini bahwa danau seluas 85,6 ha ini di dasarnya terdapat lubang kanal yang tembus ke laut di sekitar Anak Laut Gosong Telaga, Kecamatan Singkil Utara, berjarak kira-kira 50 km.
Itulah sebabnya, ikan laut atau ikan air asin pun sesekali ditemukan di danau ini. Misalnya, ikan merang, kerong, cabe-cabe, dan kowe.
Namun, satu versi lagi menyebutkan bahwa di antara ikan-ikan tersebut, terutama ikan kowe, memang ada jenis yang bisa hidup di air tawar. Begitupun, belum ada penelitian untuk menjawab keunikan ini guna memastikan versi mana yang benar.

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.