Kupi Beungoh
Trend Bahasa Tutur Nir Etika Di Generasi Z
Salah satu Fenomena yang terjadi akibat perkembangan zaman saat ini yaitu dimana berbicara menggunakan bahasa tutur yang tidak santun
Dalam penggunaan bahasa tutur, penting untuk memperhatikan penggunaan kata-kata yang tepat, sopan, dan sesuai dengan situasi.
Keterampilan berkomunikasi yang baik dalam bahasa tutur melibatkan pemahaman yang baik tentang tata bahasa, kosakata yang tepat, dan kemampuan untuk mengungkapkan ide yang pikiran secara jelas dan efektif.
Sangat disayangkan jika tutur kata atau kalimat yang diucapkan oleh anak-anak bukan lah bahasa yang santun dan baik.
Parahnya, kebanyakan anak tidak menganggap melakukan kesalahan ketika ia mengucapkan bahasa yang tidak santun dan kasar saat berkomunikasi dengan sesama temannya, walaupun mungkin dirumah dan di sekolah terkhusus di hadapan guru mereka masih dapat menjaga lisannya dari berbicara bahasa kasar, tetapi tetap saja bahasa yang tidak santun dan kasar tidak boleh menjadi budaya yang wajar di lingkungan kita.
Oleh karena itu diharapkan peran penting dari guru, orang tua dan juga orang dewasa di lingkungan sekitar dalam mengajari dan juga mengawasi anak agar senantiasa dapat berbicara menggunakan bahasa yang santun dan baik.
Saat ini hampir semua anak berkomunikasi dengan bahasa yang tidak santun dan baik, hal itu banyak di pengaruhi oleh penggunaan gadget atau handphone yang lepas dari pengawasan orang tua.
Padahal sebagaimana kita ketahui di sosial media berisi banyak hal yang seharusnya tidak di lihat dan didengar oleh anak. Salah satunya, tutur bahasa yang tidak santun dapat didengar dengan mudah di media sosial.
Walaupun penggunaan handphone saat ini memang dibutuhkan oleh anak karena dapat membantu dan mempermudah dalam proses pembelajaran, bukan berarti orang tua dapat memberi kebebasan penuh terhadap anak dalam menggunakan handphonenya.
Hal tersebut perlu kita perhatikan dimana saat ini mendengar bahasa yang tidak santun dan kasar sudah menjadi hal yang biasa dan kebanyakan orang bahkan sudah menganggap tidak ada salahnya dengan hal itu.
Bahasa kasar berupa makian atau penyebutan seseorang dengan nama hewan, kondisi seseorang, makhluk astral dan menyebut bagian dari anggota tubuh manusia dianggap menjadi suatu hal yang lumrah serta menjadi bahan candaan.
Lawan bicara pun ikut tertawa dengan lontaran bahasa tutur kasar yang diucapkan oleh lawan bicaranya.
Banyak nya orang dewasa yang berbicara menggunakan bahasa kasar juga menjadi salah satu faktor lain yang menyebabkan anak-anak berbicara bahasa kasar, karena anak cenderung mudah mengingat.
Jika hal yang tidak baik sering ia dengar dari orang sekitarnya dan tidak ada yang memberitahukan kepadanya bahwa hal itu salah, maka bahasa-bahasa kasar tadi akan tertanam dalam pikiran anak dengan pemikiran bahwa berbicara bahasa kasar bukanlah suatu hal yang salah dan hal itu merupakan hal yang wajar.
Saat ini sudah sangat banyak anak-anak smp, sd bahkan anak yang belum bersekolah pun dapat dengan mudah melontarkan bahasa-bahasa yang tidak santun dan kasar baik dalam keadaan marah, terkejut, bercanda, sedih, kecewa sering kali yang terucap yaitu bahasa-bahasa yang kasar.
Bukan kah sangat disayangkan hal ini terjadi.
Kemudahan Tanpa Tantangan, Jalan Sunyi Menuju Kemunduran Bangsa |
![]() |
---|
Memaknai Kurikulum Cinta dalam Proses Pembelajaran di MTs Harapan Bangsa Aceh Barat |
![]() |
---|
Haul Ke-1 Tu Sop Jeunieb - Warisan Keberanian, Keterbukaan, dan Cinta tak Henti pada Aceh |
![]() |
---|
Bank Syariah Lebih Mahal: Salah Akad atau Salah Praktik? |
![]() |
---|
Ketika Guru Besar Kedokteran Bersatu untuk Indonesia Sehat |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.