Kupi Beungoh

Trend Bahasa Tutur Nir Etika Di Generasi Z

Salah satu Fenomena yang terjadi akibat perkembangan zaman saat ini yaitu dimana berbicara menggunakan bahasa tutur yang tidak santun

Editor: Amirullah
ist
Khairani Akrami, Mahasiswa dari Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Banda Aceh jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam 

Oleh : Khairani Akrami*)

Semakin berkembangnya zaman membuat teknologi Ikut berkembang, tak bisa di pungkiri, mau tidak mau kita harus mengikuti perkembangan zaman.

Perkembangan zaman yang membuat teknologi ikut berkembang memang dapat membantu kita dalam berbagai aspek, salah satunya dalam menambah wawasan kita terkait budaya-budaya daerah lain bahkan dapat dengan mudah mengetahui segala informasi terkait Dunia, sehingga westernisasi mudah masuk kemasyarakat.

Oleh karena itu, kita harus menyadari dibalik segala kemajuan yang terjadi kita tidak boleh mengabaikan dampak Negatif yang ditimbulkan dari kemajuan ini.

Berkembangnya Teknologi membuat kita dapat dengan mudah melihat hal-hal yang sedang trending.

Tanpa adanya pilah pilih, semua orang dapat dengan mudah mebuat konten dan dapat disaksikan oleh berbagai kalangan, termasuk anak-anak, hal ini sangat disayangkan karena anak belum mengerti dan belum dapat memilah serta memilih mana tayangan yang baik dan yang tidakperlu dilihat.

Baca juga: Fenomena Pengemis dan Anak Jalanan di Banda Aceh, Tanggung Jawab Siapa?

Hal tersebut sangat merugikan karena anak merupakan seorang peniru ulung, tanpa butuh waktu lama anak dapat mengikuti segala hal yang dilihat dan didengarnya.

Salah satu Fenomena yang terjadi akibat perkembangan zaman saat ini yaitu dimana berbicara menggunakan bahasa tutur yang tidak santun (kasar) menjadi suatu hal yang wajar bahkan dianggap suatu trend dan gaul.

Saat ini mendengar seseorang berbicara dengan  bahasa tutur yang tidak santun bukan lagi suatu hal yang langka, saat keluar rumah berjalan-jalan dan bertemu dengan anak-anak yang sedang bermain, mereka dapat dengan mudah dan santai mengucapkan bahasa yang tidak santun dan menggunakan kata-kata yang kasar yang mana berisikan makian terhadap temannya dan hal ini sudah dianggap hal yang wajar.

Bahkan jika kita tidak mengucapkannya kita menjadi seseorang yang aneh dan dapat disebut “kudet” kurang updet.

Tidak perlu jauh-jauh keluar rumah didalam rumah pun bisa mendengar bahasa yang tidak santun dan kasar dalam candaan kakak beradik atau dapat dengan mudah kita mendengarnya melalui handphone yang selalu berada dalam genggaman kita.

Bahasa tutur merujuk pada penggunaan bahasa secara lisan dalam komunikasi sehari-hari.

Ini mencakup penggunaan kata-kata, intonasi, dan ekspresi wajah dalam percakapan sehari-hari antara perorangan maupun kelompok.

Baca juga: Memandang Pro dan Kontra Game Online di Aceh

Bahasa tutur menggunakan bahasa secara langsung melalui pendengaran dan berbicara. Dalam bahasa tutur, penggunaan bahasa dapat bervariasi tergantung pada konteks, sosial, budaya, dan tingkat formalitas.

Misalnya, penggunaan bahasa yang digunakan dalam percakapan santai dengan teman dekat bisa berbeda dengan penggunaan bahasa yang digunakan dalam situasi formal seperti pidato atau presentasi di depan umum.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved