Breaking News

Berita Banda Aceh

Soal Pembangunan Masjid di Kompleks Rumoh Geudong, Apa Karya: Lagei Si Puntong Ban Meuteumeng Pacok

"Nyoe loe kalon pih na tokoh-tokoh GAM lagei sipuntong ban meutemeng pacok. Na neuteoh?," kata Apa Karya.

Penulis: Subur Dani | Editor: Nurul Hayati
SERAMBINEWS.COM/BUDI FATRIA
Zakaria Saman (Apa Karya) 

"Hai, hana lee prang. Dipeugah akan na prang lom, hana lee nyan, loen jaminan," ujarnya.

Baca juga: Tolak Bongkar Rumoh Geudong, Komisi I DPRA: Harus jadi Situs Sejarah Pelanggaran HAM Berat di Aceh

Apa kemudian menyayangkan para pihak yang diam atas rencana tersebut, terutama para tokoh-tokoh seperjuangan dengan dirinya di kalangan GAM.

"Nyoe loe kalon pih na tokoh-tokoh GAM lagei sipuntong ban meutemeng pacok. Na neuteoh?," kata Apa Karya.

Jika diterjemahkan pepatah Aceh tersebut kira-kira begini: Seperti si buntung (tidak ada kaki atau tangan) yang baru mendapatkan bambu.

"Nyan maksud jih, awak nyan hana meuditeuho chen pih lee lawet nyoe. Hana geuteuho meuchen pih padahai nyoe persoalan rayeuk," ujarnya.

Pepatah itu ia alamatkan kepada elite-elite seperjuangan dengannya yang menurutnya diam dan tak menanggapi persoalan Rumoh Geudong tersebut.

Ia menyayangkan para pihak elite yang tidak getol menyuarakan agar tidak dibangun masjid, tapi sebaiknya dibangun semacam museum untuk merawat sejarah konflik Aceh.

Serambinews.com kemudian menanyakan apakah Apa Karya tahu bahwa sebelumnya Komite Peralihan Aceh (KPA) sudah menyurati Presiden RI meminta agar pembangunan masjid di kompleks Rumoh Geudong itu diganti dengan pembangunan museum dan pusat pendidikan.

Apa Karya mengaku tidak mengetahuinya. 

"Hana kutepeu loen. Yang jelaih tamelakei sama-sama, adak meujeut museum dibangun di sinan, ngat jeut ke sejarah tanyoe bandum," demikian pungkas Apa Karya.(subur dani)

Baca juga: Partai Aceh Tolak Pembangunan Masjid di Bekas Rumoh Geudong

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved