Kupi Beungoh
Memahami Algoritma Kebangsaan, Implementasi Nilai-nilai Kebangsaan untuk Mewujudkan Ketahanan Pangan
Menurut Prof. Richardus Eko Indrajit, algoritma kebangsaan merupakan suatu rangkaian langkah sistematis dan terstruktur untuk menciptakan serta mening
Selain Produksi, keterjangkauan pangan dan keamanan pangan menjadi perhatian juga dalam kesatuan wilayah, karena keterjangkauan pangan merupakan kemampuan masyarakat dalam mengakses pangan, baik dari sisi akses terhadap ekonomi maupun akses fisik. Keterjangkauan pangan dari sisi ekonomi dipengaruhi antara lain oleh tingkat pendapatan atau daya beli, stabilitas harga pangan, maupun tingkat kemiskinan di masing – masing wilayah.
Selanjutnya keamanan Pangan menjadi salah satu kunci dalam NKRI karena menyangkut kondisi dan upaya yang diperlukan untuk mencegah Pangan dari kemungkinan cemaran biologis, kimia, dan benda lain yang dapat mengganggu, merugikan, dan membahayakan kesehatan manusia serta tidak bertentangan dengan agama, keyakinan, dan budaya masyarakat sehingga aman untuk dikonsumsi.
Selanjutnya pada nilai kedua Persatuan Bangsa mempunyai pondasi dasar dalam penguatan ketahanan pangan karena luas lahan yang ada di NKRI dengan kenaikan jumlah populasi penduduk yang terus meningkat tentunya perlu ada akselerasi yang kuat yang harus dilakukan dalam penguatan ketahanan pangan dalam menjaga nilai – nilai persatuan bangsa terutama penyiapan regulasi yang dinamis sesuai keadaan zaman terutama menyangkut hulu hilir produk pangan mulai dari upgrade teknologi, dan pemanfaatan pangan alternatif agar jaminan produk pangan memberi efek untuk konsumsi masyarakat secara stabil dan berkelanjutan.
Karena Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk yang banyak dan tingkat pertumbuhannya yang tinggi, maka upaya untuk mewujudkan ketahanan pangan merupakan tantangan yang harus mendapatkan prioritas untuk kesejahteraan bangsa. Karena harus ada lembaga yang mengatur ketersediaan, stabilitas dan pola konsumsinya.
Berikutnya pada Nilai Kemandirian, ini menjadi perhatian ke depan dalam penguatan ketahanan pangan, karena kemandirian ini sangat diperlukan dalam NKRI dalam menjaga keadaan dimana sewaktu terjadi gejolak politik dan gejolak alam seperti gempa bumi, banjir dan keadaan kahar lainnya.
Untuk itu dalam menjaga kesatuan NKRI, maka kemandirian pangan dalam memenuhi kebutuhan pangan masyarakat yang tercermin dari tersedianya pangan secara cukup baik dari jumlah maupun mutunya aman, merata dan terjangkau.
Sehingga dengan keadaan ini kita perlu memikirkan kemandirian ini agar ketahanan pangan dalam menjaga stabilitas nasional untuk menghindari kerawanan pangan perlu menjadi perhatian dari pemerintah dan masyarakat dengan membuat lumbung –lumbung pangan baik di tingkat desa, kecamatan, kabupaten/kota, provinsi maupun negara agar ketersediaan pangan selalu stabil dan berkelanjutan sehingga sewaktu –waktu keadaan kahar maka antisipasi kerawanan sosial dapat teratasi dengan buffer stock untuk menjaga ketahanan pangan secara mandiri di Negara Kesatuan Negara Indonesia.
Selanjutnya penulis juga menyarankan dalam menjaga ketahanan pangan nasional perlu adanya yang pertama Gerakan Kemandirian Pangan Nasional yang implementasinya dimulai dari regulasi yang melibatkan semua stakeholder baik dari jenjang pusat, daerah (Provinsi, Kab/kota) dengan fokus kepada beberapa komoditas, yang kedua adanya penerapan algoritma kebangsaan dengan literasi digital melalui pendidikan dan pelatihan tentang ketahanan pangan, berpartisipasi dalam diskusi online yang konstruktif dan inklusif mengenai isu-isu nasional.
Serta menyuarakan pendapat dengan sopan dan menghargai pandangan orang lain, membantu melawan misinformasi, hoaks, dan konten negatif yang merusak citra bangsa dengan memverifikasi informasi sebelum membagikannya dan melaporkan konten yang tidak akurat atau merugikan, menggunakan media sosial untuk mempromosikan karya, prestasi, dan inovasi positif dari produk pangan nasiona, berinteraksi dengan masyarakat internasional secara positif dan menggambarkan ketahanan pangan nasional yang berkelanjutan.
Mmenghargai dan menjaga plasma nutfah pangan lokal, serta membagikan pengetahuan tentang keberlanjutan dan pelestarian ini melalui teknologi digital dan mendorong dan berpartisipasi dalam inisiatif sosial yang menggunakan teknologi digital untuk menciptakan perubahan positif dalam masyarakat, seperti pendidikan, pemberdayaan ekonomi, dan kesejahteraan masyarakat.
*) PENULIS adalah Alumni Taplai Virtual Lemhannas RI Angkatan II Tahun 2023/
Kepala UPTD BPSBTPHP Distanbun Aceh
KUPI BEUNGOH adalah rubrik opini pembaca Serambinews.com. Setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis.
Baca Artikel KUPI BEUNGOH Lainnya di SINI
Kemudahan Tanpa Tantangan, Jalan Sunyi Menuju Kemunduran Bangsa |
![]() |
---|
Memaknai Kurikulum Cinta dalam Proses Pembelajaran di MTs Harapan Bangsa Aceh Barat |
![]() |
---|
Haul Ke-1 Tu Sop Jeunieb - Warisan Keberanian, Keterbukaan, dan Cinta tak Henti pada Aceh |
![]() |
---|
Bank Syariah Lebih Mahal: Salah Akad atau Salah Praktik? |
![]() |
---|
Ketika Guru Besar Kedokteran Bersatu untuk Indonesia Sehat |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.