Berita Viral

Petaka Makan Bangkai Anjing Bakar, 10 Orang di NTT Dilarikan ke Rumah Sakit: 1 Anak Meninggal

Pada pukul 16.00 WITA, ia dan 10 orang lainnya yang mengalami gejala seperti keracunan dibawa ke Puskesmas Maurole untuk mendapatkan perawatan.

Penulis: Agus Ramadhan | Editor: Ansari Hasyim
KOLASE SERAMBINEWS.COM/POS-KUPANG
Petaka Makan Bangkai Anjing Bakar, 10 Orang di NTT Dilarikan ke Rumah Sakit: 1 Anak Meninggal 

Komariah mengaku, ia dan suaminya Iwan (37) sudah ikhlas atas kepergian anaknya dan tak hendak melanjutkan kasus keracunan tersebut ke ranah hukum.

"Kami ikhlas karena ini sudah takdir. Mau bagaimana lagi. Sekarang tinggal sabarnya saja," ujar Komariah.

Kepala Puskesmas Saguling, Burhan, mengatakan, ada 34 siswa yang mengalami keracunan massal, Selasa (26/9) itu. Semuanya murid SDN Jati 3, Desa Saguling.

Hingga kemarin, mayoritas masih mendapat perawatan di Puskesmas Saguling karena mereka masih mengeluhkan gejala seperti diare, muntah, dan demam, sehingga harus mendapat penanganan medis.

Burhan mengatakan, dari total 34 murid yang mengalami keracunan massal itu, ada 15 orang yang masih menjalani rawat inap di Puskesmas Saguling.

Sebanyak 13 lainnya menjalani rawat jalan.

Burhan juga mengatakan, tiga korban keracunan masih dirawat RS Kartini. Sisanya di RSCK satu orang dan Klinik Assyyidha satu orang.

"Dugaan penyebabnya dari jajanan cimin atau olahan makanan dari aci yang pakai bumbu pedas," ujarnya saat ditemui di Puskesmas Saguling, kemarin.

Burhan mengatakan, para korban umumnya merasakan gejala keracunan mulai pukul 01.00 WIB hingga pukul 02.00 WIB, kemudian mereka terus berdatangan ke Puskesmas Saguling untuk melakukan pemeriksaan.

"Saat dilakukan pemeriksaan, gejalanya ringan. Kalau yang dirawat gejalanya berat ada yang muntah-muntah dan diare, sampai saat ini pasien masih berdatangan," kata Burhan.

Ditemui saat menunggui dua anaknya yang masih dirawat di Puskesmas Saguling karena keracunan cimin, kemarin, Setiawan (40), mengatakan kedua anaknya juga sempat ia bawa ke bidan saat mengalami gejala keracunan.

"Awalnya adiknya dulu kemarin pagi (keracunan) terus dibawa ke bidan, tapi bukannya sembuh malah mual sama diare," ujarnya.

Untuk meredakan gejala keracunan, Setiawan mengaku sempat berupaya dengan memberi anaknya yang paling kecil kelapa muda dicampur minyak goreng.

"Alhamdulillah itunya (mual dan diare) berhenti," kata Setiawan.

Namun, setelah kondisi anaknya yang paling kecil itu mulai membaik, tiba-tiba anak yang besar juga merasakan gejala yang sama hingga harus dibawa ke Puskesmas Saguling untuk mendapat perawatan.

"Pas malamnya jam delapan, anak yang ini (besar) terjadi lagi sampai panas dingin. Setelah itu saya kasih kelapa muda sama minyak, Alhamdulillah panasnya agak turun," ujarnya.

Hanya saja, kata dia, pada pukul 02.00 WIB kondisi tubuh anaknya itu kembali panas hingga dia tidak bisa tidur sampai pagi, sehingga langsung dibawa ke Puskesmas Saguling.

"Tadi pagi jam 7 dibawa ke sini, sekarang Alhamdulillah sudah ditangani sama dokter. Saat ini panasnya sudah turun, jadi sudah bisa makan," kata Setiawan.

Camat Saguling Kemal Adhyaksa mengatakan, masih menunggu perkembangan dari rumah sakit dan puskesmas terkait kondisi semua korban tersebut dan berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan untuk melakukan uji laboratorium sampel makanan.

"Sekarang penanganan masih terus berjalan. Kami bersama pihak Puskesmas dan Dinas Kesehatan update terus kondisinya. Kita berdoa, mudah-mudahan jumlah korban tidak bertambah," katanya. (Serambinews.com/Agus Ramadhan)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved