Opini

Tantangan Guru di Era Global

"Baranggapeu buet tameugure, bek asai tire hana samporeuna.” Apa pun pekerjaannya kita harus berguru. Jangan asal tiru tidak akan sempurna (Hadih Maja

Editor: mufti
IST
Saiful Akmal, Guru Besar pada Fakultas Tarbiyah dan Pendidikan UIN Ar-Raniry Banda Aceh 

Jika guru tidak dilatih atau belajar tentang pentingnya literasi digital, jangan heran jika kesenjangan digital antara guru dan siswa dapat menjadi tantangan serius dalam penerapan pendidikan digital.

Meningkatkan literasi digital dapat membantu mengurangi kesenjangan digital antara wilayah perkotaan dan pedesaan serta antar kelas sosial yang berbeda, misalnya yang sekolah di swasta maupun negeri, si kaya dan si miskin dan si PNS dan wirausahawan biasa.

Hasilnya, akan ada yang disebut “diskoneksi” pengetahuan dan pendekatan pembelajaran yang semakin tajam dan berujung pada semakin memudarnya peran guru di era pendidikan disruptif yang sangat dinamis ini. Guru harus menjadi mentor dan sumber referensi belajar teknologi dan digitalisasi pembelajaran bagi para siswa.

Kesejahteraan mental

Jika dulu tema popular yang menjadi perhatian para guru atau penggiat dunia pendidikan salah satunya adalah kesejahteraan finansial. Maka shtefaaat ini bukan hanya siswa yang mengalami problem kesehatan mental, guru juga bisa terpapar.

Kesehatan mental dan kesejahteraan finansial guru yang sebenarnya saling mempengaruhi sering kali diabaikan padahal merupakan aspek penting dalam profesinya. Sifat pengajaran yang menuntut persiapan teknis yang runut dan detail, ditambah dengan beban administratif yang berlebihan dan repetitif, dapat menyebabkan tingginya tingkat stres dan kelelahan di kalangan pendidik dan guru.

Memprioritaskan kesehatan mental guru melalui lingkungan kerja yang mendukung, layanan konseling, dan pengembangan profesional dalam strategi penanggulangannya sangat penting untuk mempertahankan pendidik yang berbakat dan menjaga kualitas pendidikan.

Kenapa? Karena kesejahteraan finansial tanpa dipadupadankan dengan kesejahteraan mental dan spiritual, hanya akan menjadi macan ompong dan tidak bisa mengangkat derajat ilmu pengetahuan.

Dukungan dan pelatihan bagi guru dan perangkat sekolah atau lembaga pendidikan harus menyediakan pelatihan yang relevan tentang kesehatan mental dan cara mengatasi tekanan kerja dan problematika rumah tangga atau dilema ekonomi yang merembes kepada guru. Membuat program dukungan yang mudah diakses oleh guru, seperti konseling atau konseling kelompok bisa menjadi salah satu opsi.

Misalkan saja guru, berinisiatif membuat komunitas silaturahim, meski didera banyak amanah.
Pastikan guru memiliki cukup waktu luang di luar jam mengajar untuk merencanakan pelajaran, memberikan umpan balik, dan merawat diri sendiri, kumpul keluarga, berdarmawisata dan sebagainya. Jika belum ada maka wajib diprogramkan dalam kalender sekolah dan rumah. Bebaskan guru dari tugas-tugas administratif yang tidak perlu untuk mengurangi beban kerja mereka.

Selanjutnya berikan pengakuan dan apresiasi kepada guru atas kontribusi mereka dalam meningkatkan pendidikan dan bahkan beberapa di antaranya bertemu dengan guru pertama di sekolah dan dosen mereka saat kuliah. Pengakuan seperti penghargaan atau pujian dapat meningkatkan motivasi dan kesejahteraan mental.
Dalam dunia yang serba cepat dan ringkas sekarang, berikan fleksibilitas dalam jadwal kerja guru, terutama jika mereka memiliki tanggung jawab keluarga atau kebutuhan khusus lainnya. Bantu guru merencanakan karier dan pengembangan profesional mereka sehingga mereka merasa terinspirasi dan bersemangat dalam pekerjaan mereka.

Pastikan guru merasa didengarkan dan memiliki cara untuk mengekspresikan masalah mereka. Kita harus sama-sama mendorong guru untuk menjaga keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan, dan lebih khusus lagi keseimbangan aspek kejiwaan dan spritualitas. Para pengambil kepentingan harus berinisiatif memetakan sumber daya kesehatan mental eksternal, seperti layanan kesehatan mental atau dukungan psikologis bagi guru.

Hari Guru Sedunia diharapkan menjadi media untuk merevitalisasi peran sentral guru dalam membentuk masa depan. Untuk mengatasi tantangan dan permasalahan global yang dihadapi para pendidik, pemerintah, lembaga pendidikan, dan masyarakat luas harus berkolaborasi dan memprioritaskan dukungan kepada profesi guru.

Kompensasi finansial yang memadai, akses terhadap pendidikan berkualitas, integrasi teknologi, dan dukungan kesehatan mental merupakan tema-tema urgen yang memerlukan perhatian dan investasi jangka panjang. Dengan mengatasi tantangan-tantangan ini, dapat dipastikan bahwa guru dapat mendukung terciptanya pendidikan terbaik kepada semua siswa, yang pada akhirnya mendorong masa depan yang lebih cerah bagi dunia.

Sekali lagi selamat Hari Guru Sedunia. Happy Teachers Day semuanya. Selamat milad juga kampus UIN Ar-Raniry yang telah selama enam dekade mendidik para calon guru dan tenaga pengajar dengan segala hal yang melekat padanya. Semoga semua guru-guru kita yang masih ada atau sudah syuhada menjadi saksi akan amal kebaikan kita di dunia dan akhirat.

"Baranggapeu buet tameugure, bek asai tire hana samporeuna.” Apa pun pekerjaannya kita harus berguru. Jangan asal tiru tidak akan sempurna (Hadih Maja Aceh).

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved