OPINI
Personal Mastery, Kunci Keberhasilan Seorang Pemimpin
memiliki personal mastery memiliki kemampuan untuk mengelola emosi mereka, beradaptasi dengan perubahan, dan terus belajar dan berkembang
Oleh : Yuni Rahmahdani Mahasiswa Magister Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran USK
TEPAT pada tahun 2024 yang akan datang warga Negara Indonesia akan mengadakan pemilihan Pemimpin Negara dan para wakil rakyat. Untuk mencapai suatu tujuan dan menghadapi tantangan dalam dunia yang terus berubah dan kompleks seperti saat ini, kepemimpinan yang efektif adalah hal yang sangat penting.
Suatu negara sangat berpengaruh untuk memiliki pemimpin yang dapat menginspirasi, mengelola tim, dan mengarahkan organisasi ke arah yang benar. Namun, apa yang membuat seorang pemimpin berkualitas?
Personal mastery adalah suatu gagasan yang pertama kali disebutkan oleh Peter Senge dalam bukunya "The Fifth Discipline" dan mengacu pada proses pengembangan diri yang berkelanjutan dan kemampuan untuk menguasai diri sendiri.
Pemimpin yang memiliki personal mastery memiliki kemampuan untuk mengelola emosi mereka, beradaptasi dengan perubahan, dan terus belajar dan berkembang.
Personal mastery merupakan suatu hal dasar yang kuat bagi seorang pemimpin untuk mencapai kesuksesan. Kunci dari seorang pemimpin yang memiliki Personal Mastery yang pertama adalah Kesadaran Diri (Self-Awareness), seorang pemimpin yang memiliki kemampuan personal mastery sangat memahami diri sendiri, dapat menyadari kekuatan dan kelemahan di dalam dirinya, mengetahui apa yang membuatnya bersemangat, dan bagaimana emosi memengaruhi pengambilan keputusan. Langkah pertama ini menuju pada pengelolaan diri yang lebih baik sehingga memiliki rasa kesadaran pada diri sendiri.
Kedua, mengenali emosi, pemimpin yang baik dapat mengenali dan mengelola perasaan, tidak mengalami emosi negatif seperti kemarahan atau frustrasi ketika berada di bawah tekanan, seorang pemimpin menggunakan emosi sebagai alat untuk meningkatkan semangat kerja tim. Sangat penting bagi seorang pemimpin mampu beradaptasi dalam dunia yang selalu berubah.
Baca juga: Implementasi Pembentukan Opini Publik di Media Sosial dalam Kaitannya dengan Politik Elektoral
Personal Mastery membantu seorang pemimpin menjadi lebih fleksibel dan responsif terhadap suatu perubahan. Seorang pemimpin melihat suatu perubahan sebagai peluang untuk tumbuh dan berkembang, bukan sebagai ancaman, dan bagi seorang pemimpin menghadapi ketidakpastian adalah sesuatu hal yang normal dalam kehidupan.
Pemimpin yang memiliki personal mastery tidak terpengaruh oleh ketidakpastian. Pemimpin tetap tenang dan fokus pada tujuan bahkan ketika keadaan tidak pasti. Personal mastery mendorong seorang pemimpin untuk terus belajar dan mengakui bahwa pengetahuan tidak pernah terbatas dan selalu ada ruang untuk meningkatkan pengetahuan serta wawasan.
Hal ini menghasilkan seorang pemimpin yang selalu siap menghadapi tantangan baru. Setiap pengalaman baik yang berhasil maupun yang gagal dilihat oleh pemimpin yang memiliki personal mastery, akan digunakan sebagai kesempatan atau pengalaman untuk belajar. Seorang pemimpin menganalisis pengalaman, menemukan pelajaran yang dapat dipetik, dan kemudian menerapkan pelajaran tersebut pada tindakan berikutnya.
Bagi seorang pemimpin yang memiliki pengetahuan tentang diri sendiri juga dapat berkomunikasi dengan baik, dapat menjadi pendengar yang baik, berbicara dengan jelas, dan memberikan motivasi kepada tim. Komunikasi yang baik sangat penting untuk membangun hubungan yang kuat dalam suatu lingkungan kepemimpinan. Pemimpin yang memiliki pengetahuan tentang diri sendiri juga memiliki empati yang tinggi, memiliki kemampuan untuk memahami perspektif dan perasaan orang lain yang memungkinkan untuk memimpin dengan bijak dan memahami apa yang dibutuhkan tim.
Baca juga: Tantangan Promosi Kesehatan Dalam Memperingati Hari Cuci Tangan Pakai Sabun Sedunia
Personal mastery juga dapat membantu seorang pemimpin mengatasi stres. Seorang pemimpin memiliki kemampuan untuk tetap tenang bahkan dalam situasi yang penuh tekanan. Hal ini tentunya tidak hanya bermanfaat bagi seorang pemimpin tetapi juga dapat menginspirasi tim dalam organisasi. Pemimpin yang menguasai diri sendiri juga memperhatikan kesehatan mental. Tentunya tahu bahwa merawat diri sendiri adalah suatu hal yang sangat penting untuk menjadi pemimpin yang lebih baik.
Visi yang jelas bagi seorang pemimpin yang memiliki personal mastery juga dapat membantu seorang pemimpin membuat visi yang jelas tentang apa yang mereka ingin capai dan bagaimana hal itu dapat membantu mereka untuk membuat, mengambil keputusan dan bertindak. Pemimpin yang memiliki pengetahuan tentang diri sendiri juga memiliki disiplin yang tinggi dapat mencapai hasil yang diinginkan dengan tetap fokus pada suatu tujuan, bahkan dalam menghadapi gangguan atau godaan.
Selain itu, kesuksesan organisasi dipengaruhi oleh pemimpin yang memiliki personal mastery. Pemimpin seperti ini memiliki visi yang kuat, kemampuan untuk mengelola perubahan, dan kemampuan untuk memimpin dengan integritas.
Menurut Metavarsity Cours, personal mastery memiliki beberapa aspek yaitu aspek emosional, aspek emotional ini yang berada dalam diri seorang pemimpin yang berhubungan dengan sifat atau perilaku, aspek spiritual berkaitan dengan inner self, menyayangi orang lain dan menjadi terbuka dengan suatu hubungan, aspek fisik meliputi seorang pemimpin dapat berada secara fisik dalam lingkungan, memahami antara “mind-body”, bertanggung jawab dan membuat keputusan secara positif, yang terakhir aspek mental, aspek mental ini sangat berkaitan dengan aspek fisik yang terdiri dari seorang pemimpin memahami cara kerja pikiran dan bagaimana cara menciptakan realitas, meningkatkan ke fokusan dan konsentrasi, menciptakan pikiran yang jernih dan inovatif.
Dalam buku “The Fifth Discipline” terdapat beberapa hambatan yang harus di pecahkan bagi seorang pemimpin :
1. I’am my position : dimana seorang pemimpin hanya melihat dirinya hanya sebatas posisinya dan tidak melihat gambaran besar.
2. The enemy is out there : hambatan ini terjadi ketika seorang pemimpin atau tim mencari sumber dari masalah diluar dari diri mereka, alih-alih menganalisis peran mereka dalam masalah tersebut.
3. The illusion is out there : ini adalah ketika seorang pemimpin merasa telah mengambil tindakan terhadap suatu masalah, tetapi nyatanya hanya merespon gejala bukan sumber dari masalah.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.