Martti Ahtisaari Meninggal: Sosok Mediator MoU Helsinki, Pernah Raih Nobel, Tolak Jabatan Sekjen PBB

Ahtisaari merasa bisa memberikan kontribusi yang lebih besar dalam upaya perdamaian dengan mengatasi secara langsung akar penyebab konflik.

Untuk mencapai tujuan ini, pada tahun yang sama ia mendirikan Inisiatif Manajemen Krisis.

Tujuan membantu komunitas internasional untuk terlibat dalam diplomasi preventif dan pembangunan perdamaian.

Sejak itu, CMI telah berkembang menjadi salah satu spesialis terkemuka dalam pencegahan dan penyelesaian konflik.

Pada tanggal 1 Mei 2021, CMI mengalihkan seluruh operasinya ke struktur hukum baru CMI – Yayasan Perdamaian Martti Ahtisaari, yang melanjutkan pekerjaan asosiasi CMI.

Hidup dalam Mediasi Damai

Martti Ahtisaari terpilih sebagai Presiden Republik Finlandia pada awal tahun 1994 dan menjabat satu kali masa jabatan, hingga awal tahun 2000

Setelah meninggalkan kursi kepresidenan, ia mengemban berbagai tugas di bidang mediasi perdamaian dan penyelesaian konflik.

Baca juga: Anaknya Mirip Rekan Kerja Istri, Sang Suami Curiga dan Tes DNA, Hasilnya Bikin Kaget Sekeluarga

Baca juga: Menginspirasi dari Changi Airport di Singapura

Pada tahun 2005, ia membantu memfasilitasi proses perdamaian antara Pemerintah Indonesia dan Gerakan Aceh Merdeka (GAM).

Dari akhir tahun 2005 hingga awal tahun 2008 Ahtisaari menjadi Utusan Khusus Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk proses status masa depan Kosovo.

Martti Ahtisaari dianugerahi Hadiah Nobel Perdamaian pada tahun 2008.

"Usahanya yang penting di beberapa benua dan selama lebih dari tiga dekade, untuk menyelesaikan konflik internasional," demikian pernyataan pers Komite Nobel.

Jejak Karier Martti Ahtisaari

Sebagian besar karier Martti Ahtisaari adalah sebagai pegawai negeri di Kementerian Luar Negeri Finlandia dan PBB.

Berbagai jabatan di Kementerian Luar Negeri Finlandia, 1965-1973.