Kupi Beungoh
Sekilas Jejak Dokter Hewan Aceh
Pekerjaan utama dokter hewan adalah menyehatkan hewan beserta lingkungannya, menjamin keamanan produk hewan, dan mencegah penyakit-penyakit zoonosis
Dokter hewan pribumi diangkat sebagai pegawai pemerintah Hindia Belanda dan dipekerjakan sebagai tenaga ahli di lembaga-lembaga pemerintah serta ditempatkan di daerah-daerah yang mempunyai pemerintahan sendiri untuk menjalankan fungsi veteriner higiene.
Mereka diberi wewenang dalam pemeriksaan makanan untuk manusia yang berasal dari ternak, pengawasan perusahaan susu dan daging, pengawasan perusahaan andong, dokar dan gerobak, serta pengawasan pasar hewan.
Pasca kemerdekaan, Aceh menjadi salah satu lumbung dokter hewan di Indonesia.
Ribuan dokter hewan telah dilahirkan dari bumi Serambi Mekkah ini sejak Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) dibuka di Aceh tahun 1960, tepatnya 17 Oktober.
FKH adalah fakultas tertua di Aceh setelah Fakultas Ekonomi.
Baca juga: Krisis Palestina dan Empati Muslim Global
Kala itu FKH masih bagian dari Universitas Sumatera Utara (USU), sehingga usianya lebih tua dari ”induknya” sekarang, Universitas Syiah Kuala (USK) yang berdiri sejak 2 September 1961.
FKH USK merupakan FKH tertua ketiga di Indonesia setelah FKH IPB (1910) dan FKH Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta (1946).
Sampai tahun 2000, Indonesia hanya memiliki lima FKH.
Selain tiga di atas, dibuka juga FKH Universitas Airlangga Surabaya (1962) dan FKH Universitas Udayana Bali (1978).
FKH USK merupakan satu-satunya di Pulau Sumatera hingga April 2023.
Setelah itu resmi dibuka Prodi Kedokteran Hewan di Fakultas Kedokteran, Universitas Riau, 12 Mei 2023.
Saat ini Indonesia memiliki 12 prodi kedokteran hewan.
Selain enam di atas, telah dibuka juga di Universitas Pendidikan Mandalika Mataram (2001), Universitas Wijaya Kusuma Surabaya (2008) yang merupakan satu-satunya FKH swasta dan di tahun yang sama juga dibuka di Universitas Brawijaya Malang.
Berikutnya tahun 2010 dibuka di Universitas Nusa Cendana Kupang dan Universitas Hasanuddin Makassar, serta tahun 2019 di Universitas Padjadjaran Bandung.
Tokoh
Menjaga Semangat Helsinki, Menjamin Keadilan OTSUS Aceh |
![]() |
---|
Dari Aceh Untuk Indonesia dan Dunia: Ajarkan Sejarah Aceh Dalam Muatan Lokal di Sekolah |
![]() |
---|
Kolegium Kesehatan Antara Regulasi dan Independensi |
![]() |
---|
Revisi UUPA, Pengkhianatan di Balik Meja Legislatif yang Menjajah Hak Rakyat Aceh |
![]() |
---|
Baitul Mal Aceh: Masihkah Menjadi Lentera Umat? |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.