Breaking News

Opini

Genosida di Gaza dan Diamnya Penguasa Arab

Dalam membumihanguskan Gaza, Israel bukan saja mendapat legitimasi dari negara-negara Barat, tapi juga “restu” secara tidak langsung dari penguasa Ara

Editor: mufti
Tangkap Layar Youtube SERAMBINEWS
Sekjend Ikatan Sarjana Alumni Dayah (ISAD) Aceh, Dr Teuku Zulkhairi, MA 

Para pemimpin Arab dewasa ini telah menjadi “pelayan” sempurna bagi Israel. Mereka  bukan saja tidak memihak Palestina, tapi juga mereka sedang melayani kepentingan Israel. Inilah kenyataan pahit yang harus kita terima sebagai muslim.

Presiden Mesir, Abdul Fattah As-Sisi dalam pernyataannya secara tidak langsung mendukung upaya Israel melucuti gerakan perlawanan di Palestina. Saat berbicara di PBB, As-Sisi juga mengatakan bahwa keamanan Israel adalah visi utama baginya.

Ketika perbatasan Mesir beberapa kali diserang Israel, apa balasan Mesir? Jawabannya adalah mereka Mesir mulai membalas menembaki warga Mesir sendiri yang ingin kembali ke Sinai kampung mereka.
Sebelumnya tahun 2013 lalu, dalam upaya mengkudeta Presiden Muhammad Mursi yang terpilih secara demokratis, As-Sisi juga membantai banyak demonstran Mesir. Maka betul pandangan para pengamat Arab, bahwa “Tentara Arab umumnya tidak dilatih untuk melawan musuh seperti Israel. Mereka dilatih untuk menghabisi rakyatnya sendiri”.

Merespons krisis Gaza yang dibumihanguskan Israel, Raja Abdullah II dari Jordania selaku tetangga Palestina mengatakan tidak mau menampung pengungsi Palestina dan mengatakan itu sebagai “garis merah”.

Dia mengatakan garis merah bukan untuk Israel agar tidak mengusir warga Gaza, tapi agar warga Gaza yang diserang Israel tidak mencoba mengungsi ke Jordania. Jika bukan itu tujuannya, maka seharusnya Jordania sudah menentang keras serangan Israel dan berupaya keras membantu Palestina.

Itulah kenyataannya. Sementara itu, penguasa de Facto Arab Saudi, Muhammad bin Salman dalam pernyataannya justru mengecam negara Arab lain, yaitu Qatar karena dianggap telah membantu Hamas. Jadi penguasa Arab dalam merespons krisis Gaza ini telah berdiri pada posisi yang sempurna dan nyata sebagai pelayan bagi Israel.

Dapat disimpulkan bahwa Genosida Gaza oleh Israel terjadi bukan saja karena diamnya penguasa Arab, tapi juga karena mereka merestui genosida tersebut. Inilah fakta menyakitkan dan sekaligus menjijikkan yang harus kita terima.

Menjelang operasi militer darat Israel ke Gaza dalam upaya penghapusan peta Gaza dan Palestina, Amerika Serikat telah mengusulkan rancangan resolusi ke Dewan Keamanan untuk mendukung Israel atas nama “membela diri”.

Kalimat membela diri ini dipahami oleh para analis Barat sebagai izin Amerika bagi Israel untuk terus melakukan Genosida di Gaza. Maka Amerika juga tidak menyerukan gencatan senjata di Gaza.
Bermakna bahwa apa pun tindakan Israel akan didukung totalitas oleh Amerika. Bahwa Amerika adalah Israel itu sendiri. Bahwa Israel adalah Amerika. Pejuang Palestina di Gaza dengan kemampuan terbatas harus menghadapi Amerika Serikat seorang diri.

Beberapa waktu lalu Mesir selaku tuan rumah bagi Liga Arab telah mengadakan pertemuan konferensi para pemimpin Arab merespons situasi Gaza. Namun anehnya, konferensi berakhir dan para pemimpin Arab tidak bisa berbuat apa pun untuk menyelamatkan warga Gaza yang tertindas dan masih terus berlangsung di depan mata penguasa-penguasa Arab.

Pemimpin negara-negara Arab masih lebih setia kepada Israel ketimbang kepada sesama Arab dan apalagi kepada masyarakat Gaza yang tertindas. Inilah fakta yang sekali lagi harus kita terima.
Turki dan sejumlah negara lain telah mengirim bantuan makanan dan obat-obatan ke Gaza via Mesir tetapi terhalang karena tidak diizinkan masuk oleh Israel. Sebanyak 150 truk bantuan kemanusiaan dari masyarakat dunia ke Gaza Palestina kabarnya berhari-hari tertahan di perbatasan Rafah yang menghubungkan antara Mesir dan Gaza.

Sementara warga Gaza terancam mati perlahan-lahan dalam keadaan lapar dan kehilangan semua akses. Dan terbaru, media melaporkan Joe Biden Presiden Amerika Serikat hanya mengizinkan 20 truk saja untuk lewat setelah jalan diperbaiki. Sebelumnya dikabarkan perbatasan Rafah ini sudah di bom 4 kali oleh Israel sehingga bantuan untuk Gaza terus tertahan.

Bantuan dari dunia Islam untuk masyarakat Gaza yang sedang diperangi Yahudi harus dapat izin dulu dari negara Yahudi dan Amerika Serikat untuk baru bisa dikirimkan. Bantuan muslim untuk muslim, dikirim melalui negara muslim tapi harus ada izin pihak yang memerangi muslim.

Betapa kacau dan rusaknya dunia ini. Dunia Islam betapa lemah tak berdaya di bawah pemimpin-pemimpin yang menimpa penyakit wahan, penyakit terlalu cinta dunia dan takut mati. Mereka mengira akan hidup selamanya.

Tapi sebagai muslim, sekali-kali jangan pernah berputus asa dari pertolongan Allah swt atas situasi menyedihkan ini. Sudah jelas pesan Nubuwah bahwa akhir dari kejahatan Israel ini adalah kehancurannya di muka bumi bersama dengan tumbangnya para penguasa zalim di negeri Arab. Insya Allah.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved