Kajian Kitab Kuning

Hoax dalam Perspektif Islam, Jangan Asal Sebar di Grup WA

Fitnah yang menimpa Ummul Mukminin Aisyah r.a. pada tahun ke-5 Hijriyah patut menjadi pembelajaran dalam menghadapi berita-berita yang tidak jelas

Editor: Zaenal
SERAMBINEWS.COM
Konsultasi Agama Islam (KAI) ISAD Aceh - Serambinews.com, diasuh oleh Tgk Alizar Usman, M.Hum. 

Merespons isu perselingkuhan ini, masyarakat pada masa Nabi SAW terbelah ke dalam pro dan kontra, sehingga nyaris terjadi pertumpahan darah sesama mereka, seandainya Nabi SAW tidak segera turun tangan melerainya.

Setelah berselang waktu, Nabi Muhammad menerima wahyu tentang pembebasan Aisyah dari tuduhan keji itu, yaitu Surat Al-Nur ayat 11 dan beberapa ayat setelahnya :

إِنَّ ٱلَّذِينَ جَآءُو بِٱلۡإِفۡكِ عُصۡبَةٞ مِّنكُمۡۚ لَا تَحۡسَبُوهُ شَرّٗا لَّكُمۖ بَلۡ هُوَ خَيۡرٞ لَّكُمۡۚ لِكُلِّ ٱمۡرِيٕٖ مِّنۡهُم مَّا ٱكۡتَسَبَ مِنَ ٱلۡإِثۡمِۚ وَٱلَّذِي تَوَلَّىٰ كِبۡرَهُۥ مِنۡهُمۡ لَهُۥ عَذَابٌ عَظِيمٞ 

Sesungguhnya orang-orang yang membawa berita bohong itu adalah dari golongan kamu juga. Janganlah kamu kira bahwa berita bohong itu buruk bagi kamu bahkan ia adalah baik bagi kamu. Tiap-tiap seseorang dari mereka mendapat balasan dari dosa yang dikerjakannya. Dan siapa di antara mereka yang mengambil bahagian yang terbesar dalam penyiaran berita bohong itu baginya azab yang besar.(Q.S. al-Nur : 11)

Berita hoax ini adalah kasus yang sangat menyakitkan, khususnya bagi Aisyah dan Nabi serta umumnya bagi umat Islam.

Baca juga: Stop Hoax, Palestina Butuh Dukungan Kita

Baca juga: Wamenkominfo Ulas Soal Hoax Jelang Pemilu 2024, Nezar Patria: Trennya tidak Sama Seperti Pemilu Lalu

Empat Pelajaran

Setidaknya ada empat pelajaran yang bisa diambil dari kasus ini berkenaan dengan merespon berita-berita yang belum jelas kebenarannya:

Pertama, Tawaqquf adalah suatu sikap atau perbuatan menahan diri untuk tidak langsung mempercayai atau menolak suatu berita sebagaimana sikap Nabi SAW menghadapi isu tersebut. Nabi tidak langsung mempercayai rumor tersebut, tidak memarahi Aisyah, dan tidak langsung menceraikannya.

Sambil menunggu wahyu, beliau meminta pendapat dari beberapa orang. Allah Berfirman :

وَلَا تَقۡفُ مَا لَيۡسَ لَكَ بِهِۦ عِلۡمٌۚ إِنَّ ٱلسَّمۡعَ وَٱلۡبَصَرَ وَٱلۡفُؤَادَ كُلُّ أُوْلَٰٓئِكَ كَانَ عَنۡهُ مَسۡـُٔولٗا 

Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak miliki pengetahuan tentangnya.Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati, semua itu akan dimintai pertanggungjawaban. (Q.S. al-Isra’ : 36)

 

Kedua, tabayyun.

Pentingnya tabayyun merupakan sebuah proses apakah semua informasi yang kita terima benar atau hoax.

Jika ada berita atau informasi yang simpang-siur, apalagi menghina, memfitnah, melakukan ujaran kebencian terhadap seseorang atau lembaga, maka bertabayunlah kepada orang/lembaga tersebut untuk mencari dan meneliti akan kebenaran informasi yang beredar. Allah Ta’ala berfirman :

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved