Berita Banda Aceh

Caleg Perempuan di Aceh Suarakan Anti Money Politik, Bentuk Forum Perempuan Maju

Dalam kegiatan itu juga ikut dibentuk Forum Perempuan Maju (FPM) yang menyuarakan dua narasi perioritas, yakni caleg perempuan anti money politik dan

Penulis: Indra Wijaya | Editor: Mursal Ismail
SERAMBINEWS.COM/INDRA WIJAYA
Sejumlah caleg perempuan melakukan foto bersama usai kegiatan konsolidasi yang diselenggarakan GeRAK Aceh di Kebun Raja Kopi, Jumat  (15/12/2023) 

Dalam kegiatan itu juga ikut dibentuk Forum Perempuan Maju (FPM) yang menyuarakan dua narasi perioritas, yakni caleg perempuan anti money politik dan advokasi terhadap perempuan dan anak, yang kini isu yang kerap jadi perbincangan di masyarakat.

Laporan Indra Wijaya  |  Banda Aceh

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Gerakan Anti Korupsi (GeRAK) Aceh menggelar Konsolidasi Caleg Perempuan di Kebun Raja Kopi, Jumat (15/12/2023).

Dalam konsolidasi sebanyak 18 partai mengirimkan caleg perempuannya mengikuti kegiatan tersebut.

Dalam kegiatan itu juga ikut dibentuk Forum Perempuan Maju (FPM) yang menyuarakan dua narasi perioritas, yakni caleg perempuan anti money politik dan advokasi terhadap perempuan dan anak, yang kini isu yang kerap jadi perbincangan di masyarakat.

Perwakilan dari forum tersebut, Siti Murni yang turut didampingi Lira Amalia dan Husniati Bantasyam mengatakan, bahwa saat ini caleg perempuan  untuk maju ke parlemen dipandang sebelah mata.

Di mana para caleg perempuan kerap kalah dengan maraknya praktik money politik yang menyasar para masyarakat.

"Problem caleg perempuan ini ada pada finansial karena kita kalah dengan adanya praktik serangan fajar (money politik)," kata Siti.

Baca juga: Pj Gubernur Aceh hingga Jusuf Kalla Saksikan Pengukuhan Kembali Malik Mahmud Sebagai Wali Nanggroe

Husniati Bantasyam menambahkan praktik money politik sebagai mana fatwa Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) haram hukumnya. Namun dalam implementasinya, praktik tersebut masih lazim ditemukan di masyarakat.

"Kami menolak keras adanya praktik money politik. Kemudian untuk praktik kekerasan dan pelecehan terhadap perempuan kerap marak terjadi di Aceh, harus betul-betul diadvokasi," ujarnya.

Husniati Bantasyam mengakui saat ini masyarakat masih memandang perempuan tidak mampu menjalani konstusi saat duduk di kursi legislatif. 

"Artinya kepercayaan terhadap keterwakilan perempuan di parlemen juga masih kurang, sehingga dengan adanya forum ini, kita dapat menyosialisasikan ke masyarakat," pungkasnya.

Sementara itu, Proram Officcer GeRAK Aceh, Destika Gilang Lestari, mengatakan kegiatan itu bertujuan untuk menyuarakan hak-hak para perempuan saat mereka terpilih di parlemen nanti.

"Ada 18 perwakilan partai dari 24 yang diundang hadir dalam kegiatan kita ini," kata Gilang.

Baca juga: 2.148 Tentara Israel yang Terluka Dipindahkan dari Gaza ke RS Soroka, Banyak Cacat Permanen

Tujuan kegiatan tersebut, tambah lain agar sesama caleg perempuan bisa saling menguatkan dan menyuarakan isu anti money politi dan advokasi kekerasan terhadap perempuan.

Diharapkan mereka terpilih di parlemen, dapat menyuarakan kebijakan-kebijakan yang ramah dan berpihak kepada perempuan.

"Dengan adanya konsolidasi ini, caleg-caleg perempuan tidak terpecah, karena narasi yang diperjuangkan sama," pungkasnya. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved