Info Hidup Sehat
90 Desa Aceh Besar Deklarasi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat, Wujudkan Bebas BAB Sembarangan
Wujudkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), sebanyak 90 desa/gampong di Aceh Besar sudah deklarasi bebas Buang Air Besar (BAB) sembarangan.
Penulis: Agus Ramadhan | Editor: Muhammad Hadi
90 Desa Aceh Besar Deklarasi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat, Wujudkan Bebas BAB Sembarangan
SERAMBINEWS.COM, JANTHO – Wujudkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), sebanyak 90 desa/gampong di Aceh Besar sudah deklarasi bebas Buang Air Besar (BAB) sembarangan.
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Aceh pada triwulan III 2023, sebanyak 30 persen desa di Aceh Besar masih melakukan BAB sembarangan.
Artinya, ada 179 dari 604 desa di Aceh Besar yang belum menyetop kebiasaan BAB sembarangan.
Kepala Dinas Kesehatan Aceh Besar, Anita mengatakan, saat ini sudah ada empat kecamatan di Aceh Besar yang mendeklarasikan Open Defecation Free (ODF) atau bebas buang air besar sembarangan.
"Karena tujuan dari Deklarasi ODF itu untuk mengubah mindset atau pola pikir masyarakat terhadap perilaku hidup sehat, apalagi terkait buang air besar di sembarang tempat,” katanya, Selasa (19/12/2023).
Baca juga: Jangan Diabaikan, Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Pesantren Penting untuk Kesehatan Santri
Ia berharap deklarasi Gampong ODF ini bisa memberikan manfaat bagi semua masyarakat di Kecamatan Lhoknga.
Dikatakannya, Aceh Besar pada tahun 2012 masih fokus pada satu pilar yaitu stop buang air besar sembarangan tempat.
Namun telah ada peraturan Bupati (perbup) No 19 tahun 2013 tentang program sanitasi total berbasis masyarakat (STBM).
Untuk diketahui hingga saat ini ada 372 gampong yang sudah terverifikasi ODF di Aceh Besar, 40 Gampong yang mengklaim ODF dan 90 Gampong yang sudah mendeklarasi ODF.
"Kecamatan Lhoknga merupakan kecamatan ketiga yang melakukan mendeklarasikan ODF setelah Kecamatan Lembah Seulawah dan Blang Bintang,”
“Semoga ke depan 20 Kecamatan lagi akan segera menyusul untuk melaksanakan deklarasi ODF ini," tuturnya.
Anita menuturkan, Dinas Kesehatan Aceh Besar dan Puskesmas ke depannya akan terus berupaya untuk mendeklarasikan ODF dan STBM kepada masyarakat Aceh Besar.
"Ke depan ada 20 Puskesmas yang akan mendeklarasikan ODF dan STBM kepada masyarakat dan mudah-mudahan pada tahun 2024 semua Kecamatan di Kabupaten Aceh Besar bisa kita Deklarasikan ODF dan Deklarasi STBM,” jelasnya.
Baca juga: Hindari Penyakit dengan Terapkan PHBS di Rumah, Ini Syarat dan Manfaat Hunian Sehat dan Bersih
Sementara itu, Pj Bupati Aceh Besar Muhammad Iswanto mengatakan, kesehatan menjadi salah satu faktor penting dalam kesejahteraan dan kemajuan suatu daerah.
Menurut dia, deklarasi ODF ini merupakan perwujudan dari perilaku hidup bersih dan sehat.
Kesejahteraan dan kemajuan suatu daerah termasuk Gampong juga dipengaruhi oleh beberapa faktor, di antaranya adalah faktor pendidikan dan kesehatan,” katanya usai deklarasi ODF di Kantor Camat Lhoknga, Aceh Besar, Senin (18/12/2023).
Dia mengatakan, faktor kesehatan tidak terlepas dari perilaku hidup sehat masyarakat, di antaranya dengan mendeklarasikan diri bahwa masyarakat kecamatan Lhoknga akan menjaga kesehatan dengan tidak buang air besar sembarangan.
"Karena buang air besar sembarangan bukan hanya merugikan diri sendiri, tapi juga masyarakat sekitar,” pungkasnya.
Bahaya BAB Sembarangan
Praktik BAB sembarangan memicu potensi sejumlah bahaya yang mengintai tak hanya individu yang melakukannya, tapi juga orang lain.
Apa akibat yang ditimbulkan jika seseorang buang air besar sembarangan? Dilansir dari beberapa sumber, berikut dampaknya.
1. Meningkatnya penularan penyakit melalui air
Salah satu dampak dari BAB sembarangan adalah penularan penyakit melalui air. Salah satu contoh terbanyak adalah diare.
Diare dan penyakit lain yang terkait dengan BAB sembarangan paling banyak menyerang bayi di bawah lima tahun (balita) karena mereka sangat rentan terhadap penyakit.
Penularan penyakit terjadi karena sebagian besar praktik BAB sembarangan terjadi di dekat saluran air dan aliran sungai.
Masalah kesehatan bisa menjadi lebih parah air dari aliran sungai yang biasa dimanfaatkan untuk BAB sembarangan dipakai untuk kebutuhan sehari-hari seperti air minum dan masak.
Hal tersebut akan memicu berbagai penyakit ditularkan melalui air seperti kolera, tifus, dan trachoma.
Di daerah perkotaan, penularan penyakit dari BAB sembarangan biasanya melalui sistem drainase untuk mengalirkan air hujan ke saluran air yang alami.
2. Penularan penyakit tidak langsung
Selain penyakit yang ditularkan melalui air, ada pula potensi penularan penyakit secara tidak langsung, contohnya melalui lalat.
Ketika kotoran akibat BAB sembarangan menumpuk, hal tersebut akan menarik lalat dan serangga lain.
Lalat-lalat tersebut kemudian menyebar sekitar daerah sekitarnya, membawa kotoran dan mikroba penyebab penyakit.
Dari situ, lalat-lalat tersebut hinggap di makanan dan minuman yang dimakan orang tanpa sadar. Dalam kasus seperti itu, lalat bertindak sebagai penyebar penyakit, contohnya kolera.
3. Memperparah penyebaran penyakit
BAB sembarangan menjadi siklus yang memperparah penyebaran penyakit di suatu wilayah.
Misalnya di suatu wilayah masih banyak orang yang mempraktikkan BAB sembarangan kemudian timbul penyakit, seperti diare dan sakit perut.
Orang yang terkena diare dan sakit perut jadi terbatas pergerakannya dan kalau ingin buang hajat, maka dia kembali mempraktikkan BAB sembarangan.
Dari situ terjadi siklus penyebaran penyakit yang semakin parah dan harus diintervensi dengan segera.
4. Malnutrisi pada anak
Malnutrisi pada anak-anak adalah masalah kesehatan lain akibat BAB sembarangan.
Begitu seorang anak terjangkit salah satu penyakit karena BAB sembarangan, mereka mulai kehilangan banyak cairan dan kurang nafsu makan. Akibatnya muncul kasus gizi buruk.
Selain itu, kondisinya akan semakin parah jika ada cacing usus. Masalah ini menyebabkan anak terhambat pertumbuhannya.
Daya tahan tubuh mereka juga bisa melemah sehingga rentan terhadap penyakit lain seperti pneumonia dan tuberkulosis.
5. Anak stunting
BAB sembarangan dan sanitasi yang kurang layak juga dapat memicu stunting pada anak.
Sebuah studi terhadap 112 distrik di India menunjukkan bahwa jumlah anak stunting lebih tinggi di daerah praktik BAB sembarangan lebih sering terjadi.
Dalam studi tersebut disebutkan, lebih dari separuh anak-anak mengalami stunting, dan hampir sepertiga dari anak-anak mengalami stunting parah.
Studi lain menyatakan bahwa tinggal dengan atau di dekat tetangga yang terus melakukan BAB sembarangan berdampak signifikan terhadap kesehatan, apalagi di daerah yang berpenduduk padat.
6. Kekerasan berbasis gender
BAB sembarangan dan sanitasi yang kurang memadai juga menimbulkan dampak berbasis gender.
Kurangnya akses ke jamban dan toilet pribadi membuat anak perempuan dan perempuan muda rentan terhadap kekerasan seksual.
Karena tidak ada fasilitas toilet pribadi untuk perempuan, mereka sering terpaksa buang air di tempat umum pada dini hari atau larut malam.
Padahal, di waktu-waktu tersebut potensi terjadinya kekerasan seksual menjadi lebih tinggi. (Serambinews.com/Agus Ramadhan)
BAB Sembarangan
Aceh Besar
PHBS
perilaku hidup bersih dan sehat
Info Hidup Sehat
Serambi Indonesia
Serambinews
Bahagiakan Ibu Hamil, Investasilah pada 1.000 HPK |
![]() |
---|
Optimalkan Kualitas 1.000 HPK agar Anak Sehat dan Cerdas, Juga untuk Cegah Kurang Gizi |
![]() |
---|
Tinggalkan Rokok untuk Hidup Sehat |
![]() |
---|
PHBS Harus Dimulai dari Keluarga |
![]() |
---|
Pentingnya ASI Eksklusif hingga Jadi Indikator PHBS, dr Zaidul Akbar Ungkap Resep Bikin ASI Melimpah |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.