Berita Banda Aceh

Pengakuan Gadis Hindu yang Sekolah di Aceh, Temannya Baik Semua dan Mau Bergaul

”Walaupun di sekolah saya seorang diri yang beragama Hindu. Teman-teman saya baik semua, mau bergaul dengan saya,” ujar Puspita

Editor: Muhammad Hadi
FOR SERAMBINEWS.COM
Puspita Safitri (berdiri) menjelaskan kehidupan beragama yang sangat toleran di Aceh. Hal itu disampaikan dalam Forum Coffee Morning Pemuda Lintas Agama yang digelar FKUB Aceh, Sabtu (23/12/23) 

 SERAMBINEWS.COM - Dari agama-agama yang ada di Aceh, penganut Hindu adalah paling sedikit jumlahnya.

Menurut tokoh Hindu di Aceh, Ir Paini, hanya sekitar 32 orang penganut agama Hindu di Banda Aceh dan sekitarnya.

Dari sedikit penganut agama Hindu di Aceh itu, tersebutlah seorang gadis cantik. Namanya Puspita Safitri. Saat ini dia duduk di bangku salah satu SMA di Aceh Besar.

Dalam keseharian, Puspita bergaul dengan teman-teman muslim dan muslimah.

Dia mengaku aman dan nyaman tinggal dan bersekolah di Aceh. Kawan-kawan muslim dan muslimah sangat baik padanya.

”Walaupun di sekolah saya seorang diri yang beragama Hindu. Teman-teman saya baik semua, mau bergaul dengan saya,” ujar Puspita dalam acara ”Coffee Morning Pemuda Lintas Agama” di Oen Coffee Lueng Bata, Banda Aceh, Sabtu (23/12/2023).

Baca juga: Gadis Kristen, Katolik, Hindu dan Buddha: Kami Sangat Nyaman Sekolah di Aceh

Puspita juga bercerita bahwa di Banda Aceh tersedia tempat ibadah yang nyaman untuk penganut agama Hindu.

”Namanya Kuil Palani Andawer, terletak di Kedah Banda Aceh,” kata Puspita.

Acara ”jep kupi beungoh” pemuda lintas agama ini difasilitasi oleh Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Aceh dan dipandu oleh Hasan Basri M Nur dan Cut Intan Arifah.

Dalam momen ngopi santai tersebut, para muda-mudi lintas agama di Aceh saling berbagi pengalaman. Rata-rata mereka bercerita tentang pengalaman dunia pendidikan, sekolah dan kuliah.

Pembicara pada forum itu adalah Lisa Sembiring (gadis Kristen, mahasiswi FEB USK), Roma Sianipar (gadis Katolik, mahasiswi Keperawatan USK), Puspita Safitri (gadis Hindu, siswi SMA) dan Fajar (pemuda Buddha).

Baca juga: Indahnya Toleransi di Negeri Seribu Tenun

Selain itu, para peserta yang terdiri anak muda berbagai agama juga hampir semuanya ikut berbicara. Semua mereka membantah tuduhan rendahnya toleransi beragama di Aceh.

Para peserta berharap pertemuan dan ngopi bareng anak muda lintas agama agar lebih sering dilaksanakan di Aceh. Bukan di Banda Aceh, melainkan juga di kabupaten/kota.

”Pemuda lintas agama jangan hanya diundang dalam pertemuan, tapi perlu diberi kesempatan untuk berbicara,” kata Angel Herlina.

Di sela-sela diskusi, Host Hasan Basri M Nur dan Cut Intan Arifah mengadakah quiz dan memberi hadiah kaos kerukunan beragama.

Ketua FKUB Aceh, H A Hamid Zein, pada sesi pembukaan Coffee Morning Pemuda Lintas Agama berpesan agar kerukunan umat beragama di Aceh untuk terus dijaga, terutama oleh Gen Z dan Millenial.(*)

Baca juga: 84 Tahun Langka di Dunia, Burung Puyuh Gonggong Ditemukan di Aceh Utara, Masuk Majalah Internasional

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved