Berita Aceh Utara
Insiden Kekerasan Kader PKS Aceh Utara, Langkah Persuasif Belum Tercapai, KPA Angkat Bicara
"Kami juga siap dengan segala macam kondisi. Tetapi yang ingin kami tekankan kepada seluruh pihak, jangan hanya karena satu orang, mengganggu...
Penulis: Saiful Bahri | Editor: Nurul Hayati
Sementara itu seorang tokoh agama Simpang Keuramat, Tgk Syafiie Majid, mengharapkan perkara ini bisa diselesaikan secara damai sesuai adat istiadat gampong. A
palagi mengingat keduanya merupakan sama - sama warga Simpang Keuramat dan berada dalam satu kemasjidan.
Sementara itu, dalam rilis yang diterima Serambinews.com, DPD PKS Aceh Utara menyayangkan atas terjadinya pemukulan terhadap Sekretaris DPD PKS Aceh Utara yang juga Caleg PKS Aceh Utara Dapil 3 Denny Safrizal.
Denni Safrizal dipukul dan di ancam dengan sebilah parang di sebuah warung kopi di Simpang Keuramat Aceh Utara sekitar jam 14.30 WIB.
Setelah pemukulan, warga yang berada di warung tersebut membantu agar tidak terjadi keributan lebih lanjut.
Setelah itu Denny pun langsung menuju ke DPD PKS Kota Lhokseumawe dan melaporkan kejadian tersebut kepada Polres Kota Lhokseumawe.
Denny Safrizal, selaku korban menerangkan bahwa dia diancam agar segera menurunkan bendera PKS yang dipajang di Jalan Keude Simpang Peut, Kecamatan Simpang Keuramat.
Baca juga: Panwaslih ‘Ngopi’ dengan Wartawan, Ajak Media Awasi Bersama Pelanggaran Pemilu 2024 di Simeulue
Namun, Denny bersikeras tidak mau menurunkan dan diancam akan ditebas parang.
Denny pun menjawab, silahkan saja.
Setelah itu oknum pelaku membuang parang dan memukul Denny.
Sementara Taufiq Hidayah selaku Ketua Kepemudaan dan Pengamanan DPD PKS Aceh Utara mengharapkan, polisi dalam hal ini Polres Kota Lhokseumawe agar segera menindaklanjuti laporan dari korban, dan agar terlapor dapat segera ditangkap, karena hal ini menyangkut ancaman dengan senjata tajam dan penganiayaan.
Taufiq melanjutkan, pihaknya sangat percaya polisi dapat bekerja profesional dan bisa dengan cepat menuntaskan kasus ini.
Selain hal tersebut, Taufiq juga mengatakan bahwa pihak Denny sudah mempersiapkan pengacara khusus untuk menindaklanjuti kasus ini dengan serius.
Sementara M Dahlan atau kerap disapa Maklan, menyatakan insiden ini dasarnya terjadi sehubungan Denny diklaim telah menempatkan atribut partai PKS masih di lingkungan sarana ibadah, yakni di lingkungan Masjid Babussalam Simpang Keuramat.
"Jadi secara aturan Pemilu kan tidak boleh," katanya.
Baca juga: Panwaslih Simeulue Ajak Wartawan Awasi Bersama Pelanggaran Pemilu 2024
Jadi Maklan dalam kapasitas sebagai Ketua Pembangunan Masjid Babussalam meminta pada dia agar menurunkan bendera tersebut.
Sehingga terjadi cek-cok mulut.
"Setelah itu, saya hendak pergi. Saat menuju mobil, saya melihat dia (Denny) mengikuti saya di belakang dan membawa sebuag benda panjang dan bersarung," katanya.
Sehingga dipikir Maklan, dia membawa senjata tajam.
"Maka langsung membuka pintu mobil dan mengeluarkan parang dari sarungnya dan meletakkan di lehernya.
"Saya bilang, keluarkan parang kamu, kita bacok-bacokan di sini. Setelah itu dia pun memperlihatkan benda bersarung tersebut hanya berupa tripot. Karena yang dia bawa bukan parang, maka saya kembali sarungkan parang saya," paparnya.
Setelah itu, Maklan pun kembali ke warung untuk pesan kopi.
Beberapa menit kemudian, lanjut Maklan, lewat Keuchik Simpang Peut bersama seorang Kadus.
Sehingga Maklan meminta berhenti dan minum kopi.
Baca juga: Dosen Ilmu Komunikasi Unimal Paparkan Potensi Pelanggaran Pemilu Setelah Penetapan DCT
"Lalu saya tanya ke keuchik, apa boleh pasang atribut partai di lingkungan masjid. Keuchik jawab tidak boleh, maka saya minta agar diturunkan," paparnya.
Setelah itu, lanjut Maklan, terjadilah cek-cok antara Denny dengan keuchik.
"Karena saya melihat ada yang gertak keuchik kampung saya, maka saya kembali emosi dan gelap mata. Sehingga saya langsung meninju di mukanya. Setelah itu warga pun melerainya," kata Maklan.
Sementara itu, seorang tokoh agama Simpang Keuramat Tgk Syafiie Majid, mengharapkan kalau insiden ini bisa diselesaikan secara damai saja.
Apalagi insiden ini melibatkan sesama orang orang Simpang Keuramat dan masih dalam satu wilayah kemasjidan.
"Mari diselesaikan secara adat istidat digampong saja, sehingga nantinya bisa saling memaafkan. Kita pun bisa kembali harmonis," harap Tgk Syafiie Majid.(*)
Baca juga: Belasan Personel Reskrim Polres Aceh Utara Dilatih Cara Menangani Pelanggaran Pemilu
Kasus Ajaran Sesat Millah Abraham, Polres Aceh Utara Periksa Saksi Ahli |
![]() |
---|
Peternakan Miharu Farm di Paya Bakong Aceh Utara, Agroeduwisata yang Menginspirasi Generasi Muda |
![]() |
---|
Rapai Pase dan Aneka Lomba Akan Meriahkan HUT RI ke-80 dan 20 Tahun Damai Aceh di Aron |
![]() |
---|
Edukasi Penggunaan Senapan Angin, Perbakin Aceh Utara Gelar Lomba Menembak HUT RI |
![]() |
---|
Kasus Pertama di Aceh, Polisi Periksa Saksi Ahli Terkait Ajaran Menyimpang Millah Abraham |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.