Breaking News

Kupi Beungoh

Diam atas Rusaknya Demokrasi Indonesia, Universitas di Aceh Menanti Kiriman BH dari Jakarta?

Belum pernah ada pelaksanaan Pemilu sekasar ini yang mana Presiden bertindak untuk membela mati-matian Capres/Cawapres tertentu.

Editor: Muhammad Hadi
YouTube Serambinews
Safaruddin SH, MH, adalah seorang dhaif (rakyat jelata) di Aceh merangkap sebagai sebagai pelayan rakyat sebagai Ketua Yayasan Advokasi Rakyat Aceh (YARA). 

Selanjutnya, pada era konflik GAM-RI (1976-2005) yang sangat panjang, tercatat nama-nama guru besar dan rektor di Aceh yang selalu bersuara lantang dalam membela Aceh.

Seperti Prof Dr Dayan Dawood (Rektor USK), Prof Dr Safwan Idris (Rektor UIN Ar-Raniry) hingga Prof Isa Sulaiman, Dr Gade Ismail dan Prof Dr Ahmad Humam Hamid.

Profesor Jadi Penonton

Adakah fakta, jumlah profesor di USK dan UIN Ar-Raniry semakin banyak akhir-akhir ini. Kita dapat membaca berita, hampir setiap bulan ada penambahan guru besar di Kampus Darussalam.

Hal ini tentu berbeda sekali dengan era konflik 1990-an yang mana jumlah professor di Darussalam dapat dihitung dengan sebelah jari tangan, tetapi mutu mereka super, walau jumlah sangat sedikit. Bukan professor asal-asalan, apalagi bodong.

Lalu, bagaimana keberanian rektor dan guru besar di Aceh saat demokrasi terinjak pada 2024?

Semua diam. Pertanda takutkah mereka? Tidak berjalankah saraf nurani mereka? Apakah mereka takut “beukah kanot bu” jika bersuara? Wallahu aklam.

Sepertinya hanya mimpi mengharapkan adanya sosok secerdas, seberani dan idealis, seperti Dayan Dawood, Safwan Idris atau Humam Hamid di Aceh saat ini. 

Era emas Darussalam ini sudah berlalu. Kita tak tahu kapan datang lagi era ini.

Tunggu Kiriman BH?

Melihat pimpinan dan guru besar dari Kampus Jantong Hate yang memilih diam dan pura-pura tak tahu tentang rusaknya demokrasi Indonesia belakang ini.

Maka bisa jadi kampus Darussalam akan dikirim baju kutang dan BH dari kampus-kampus di Pulau Jawa.

Baju kutang dan BH sering digambarkan sebagai simbol penakut yang berlebihan yang menghinggapi manusia.

Jika kado ini dikirim dari Jakarta, maka sah bahwa semangat idealisme dan berani tak ada lagi di Aceh.

Sejarah akan mencatat siapa saja nama elite Perguruan Tinggi pada saat BH dikirimkan via pos.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved