Berita Luar Negeri

FAKTA Jenderal Oleksandr Syrskyi, Panglima Baru Ukraina: Lahir di Rusia dan Berteman dengan Moskow

Ketika Uni Soviet runtuh pada tahun 1991, Jenderal Syrskyi, yang saat itu adalah seorang perwira artileri, memutuskan untuk bergabung dengan Ukraina.

Penulis: Agus Ramadhan | Editor: Mursal Ismail
AFP
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky (kiri) dan Kolonel Jenderal Oleksandr Syrskyi (kanan) mengunjungi pos komando tentara Ukraina di Kupiansk, wilayah Kharkiv. Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky pada tanggal 8 Februari 2024 menunjuk komandan pasukan darat Oleksandr Syrsky sebagai panglima militer baru negara itu, dalam perombakan militer yang dramatis hampir dua tahun setelah invasi Rusia. 

Sebelum bertugas perang di Donbass pada tahun 2000-an, ia memimpin Brigade Mekanik ke-72 dan dipromosikan menjadi Mayor Jenderal.

Pada tahun 2013, ia adalah Wakil Kepala Pusat Komando Utama Angkatan Bersenjata Ukraina, dan terlibat dalam proses kerja sama dengan NATO saat itu.

Pada November 2013, Jenderal Syrskyi, mewakili Kementerian Pertahanan Ukraina, membahas perubahan militer Ukraina agar sesuai dengan standar NATO di markas besar NATO.

Baca juga: Rusia Gempur Ukraina dengan 20 UAV dan 44 Rudal pada 7 Februari, Kyiv Hancur, Zelensky Beri Respon

Berikut beberapa fakta tentang Syrskyi, tokoh penting Ukraina selama konflik Rusia-Ukraina.

1. Bertugas di Korps Artileri Soviet

Syrskyi lahir pada Juli 1965 di wilayah Vladimir Rusia, yang saat itu merupakan bagian dari Uni Soviet.

Dia telah tinggal di Ukraina sejak tahun 1980-an.

Seperti kebanyakan orang seusianya di angkatan bersenjata Ukraina, ia belajar di Sekolah Komando Tinggi Militer di Moskow.

Rekan seakangkatannya di sekolah itu kini banyak menjadi komandan di militer Rusia.

Dia lulus pada tahun 1986 dan bertugas selama lima tahun di Korps Artileri Soviet.

Beberapa analis militer percaya bahwa taktik medan perangnya mencerminkan pelatihan hierarki Soviet.

2. "Macan Tutul Salju"

Syrskyi menjadi Komandan Angkatan Darat Ukraina pada tahun 2019.

Sebelumnya, ia memimpin pasukan Ukraina melawan pemberontakan yang didukung Moskow di wilayah timur Donetsk dan Luhansk sejak tahun 2014 dan dijuluki "Macan Tutul Salju".

3. Kemenangan terbesar

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved