Berita Politik
Merupakan Kejahatan Politik, Teungku Dayah dan Masyarakat Diajak Lawan Politik Uang dalam Pemilu
Teungku Dayah sebagai pihak yang memiliki pengaruh di masyarakat Aceh diajak untuk menyampaikan pesan kepada masyarakat tentang bahaya politik uang
Kenyataan ini melahirkan anggapan masyarakat termasuk anak muda bahwa politik itu jahat, padahal yang jahat adalah praktik politik jahat, bukan politiknya.
Baca juga: Dosa yang Harus Dihindari saat Memilih Pemimpin, Buya Yahya Tegaskan Tolak Politik Uang
“Jika anak muda alergi dengan politik, maka negeri ini akan hancur karena dipimpin oleh penjahat politik,” ujar Eka Januar
Menurut Eka, politik ini harus diperbaiki dan politik harus bersih dari money politik. Karenanya, mengawal money politik bukan hanya tugas penyelenggara pemilu, tapi tugas semua.
Selama ini, yang menjadi sasaran money politik adalah masyarakat yang pendidikanya rendah dan masyarakat miskin.
Bagi masyarakat seperti ini, demokarsi tidak penting, tapi yang penting ada sesuatu bisa dinikmati sekarang.
Penyebab money politik karena 73 persen masyarakat tidak dekat dengan partai politik. Apalagi mereka hanya tampil menjelang pemilu.
“Insya Allah money politik bisa dihilangkan dengan kualitas dan pengetahuan masyarakat. Politik uang atau money politik adalah sumber dari segala kejahatan,” tegasnya.
Narasumber lainnya, Tgk. Akmal Abzal SHI yang merupakan alumni Dayah BUDI Lamno Aceh Jaya, menyebutkan orang yang tidak melihat secara objektif dinamika politik dan pasangan calon presiden dan calon wakil presiden, lalu menyembunyikan fakta, maka harus disadarinya agar kebenaran fakta tidak di anulir oleh pilihan politik.
“Jangan sembunyikan fakta walau pahit sekali pun. Setiap kebenaran mesti disampaikan kendati pahit rasanya.
Dalam persoalan pemilu, berikan hak kepada masyarakat untuk empati pada pasangan idolanya,” jelas Tgk Akmal yang merupakan Komisioner Komisi Independen Pemilihan (KIP) Aceh periode 2018-2023 ini.
Baca juga: Politik Uang: Mengundang Laknat Dunia-Akhirat
Menurut Tgk Akmal Abzal yang juga pendakwah kondang ini, dulu ada adagium yang menyebut “na peng na inong”.
Namun seiring waktu narasi itu terdengar pula di musim pemilu; “na peng na kursi, hana peng hana kursi” (ada uang ada kursi, tidak ada uang tidak ada kursi).
Fakta lapangan memang demikian, cost besar digelontorkan caleg untuk mendapatkan kursi dewan.
Faktanya, Orang butuh banyak uang untuk mendirikan partai hingga berhasil mengirim wakil nya di parlemen.
“Ketika dibuka pendaftaran Caleg, tidak mudah bagi partai mendapatkan Caleg, maka mereka membiayai orang lain untuk jadi Caleg.
DKPP Copot Yusri Razali dari Jabatan Ketua KIP Kota Banda Aceh |
![]() |
---|
DKPP Vonis Komisioner Panwaslih Banda Aceh tak Layak Lagi Jadi Penyelenggara Pemilu |
![]() |
---|
Besok Sore Presiden PKS Tiba di Aceh, Ini Agenda Al Muzzammil Selama 24 Jam di Serambi Mekkah |
![]() |
---|
TRK: Aceh Dukung Penuh Adies Kadir Pimpin Lagi DPP MKGR Periode 2025-2030 |
![]() |
---|
Partai Keadilan Sejahtera Aceh Lantik Pengurus Baru Periode 2025-2030 |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.