Breaking News

Berita Politik

Merupakan Kejahatan Politik, Teungku Dayah dan Masyarakat Diajak Lawan Politik Uang dalam Pemilu

Teungku Dayah sebagai pihak yang memiliki pengaruh di masyarakat Aceh diajak untuk menyampaikan pesan kepada masyarakat tentang bahaya politik uang

Editor: Muhammad Hadi
FOR SERAMBINEWS.COM
Lawan politik uang dalam Kajian Aktual Tastafi Banda Aceh di Hotel Hermes Palace, Sabtu (10/2/2024) malam. 

Kenyataan ini melahirkan anggapan masyarakat termasuk anak muda bahwa politik itu jahat, padahal yang jahat adalah praktik politik jahat, bukan politiknya.

Baca juga: Dosa yang Harus Dihindari saat Memilih Pemimpin, Buya Yahya Tegaskan Tolak Politik Uang

“Jika anak muda alergi dengan politik, maka negeri ini akan hancur karena dipimpin oleh penjahat politik,” ujar Eka Januar

Menurut Eka, politik ini harus diperbaiki dan politik harus bersih dari money politik. Karenanya, mengawal money politik bukan hanya tugas penyelenggara pemilu, tapi tugas semua. 

Selama ini, yang menjadi sasaran money politik adalah masyarakat yang pendidikanya rendah dan masyarakat miskin. 

Bagi masyarakat seperti ini, demokarsi tidak penting, tapi yang penting ada sesuatu bisa dinikmati sekarang. 

Penyebab money politik karena 73 persen masyarakat tidak dekat dengan partai politik. Apalagi mereka hanya tampil menjelang pemilu.

“Insya Allah money politik bisa dihilangkan dengan kualitas dan pengetahuan masyarakat. Politik uang atau money politik adalah sumber dari segala kejahatan,” tegasnya.

Narasumber lainnya, Tgk. Akmal Abzal SHI yang merupakan alumni Dayah BUDI Lamno Aceh Jaya, menyebutkan orang yang tidak melihat secara objektif dinamika politik dan pasangan calon presiden dan calon wakil presiden, lalu menyembunyikan fakta, maka harus disadarinya agar kebenaran fakta tidak di anulir oleh pilihan politik.

“Jangan sembunyikan fakta walau pahit sekali pun. Setiap kebenaran mesti disampaikan kendati pahit rasanya. 

Dalam persoalan pemilu, berikan hak kepada masyarakat untuk empati pada pasangan idolanya,” jelas Tgk Akmal yang merupakan Komisioner Komisi Independen Pemilihan (KIP) Aceh periode 2018-2023 ini.

Baca juga: Politik Uang: Mengundang Laknat Dunia-Akhirat

Menurut Tgk Akmal Abzal yang juga pendakwah kondang ini, dulu ada adagium yang menyebut “na peng na inong”.

Namun seiring waktu narasi itu terdengar pula di musim pemilu; “na peng na kursi, hana peng hana kursi” (ada uang ada kursi, tidak ada uang tidak ada kursi). 

Fakta lapangan memang demikian, cost besar digelontorkan caleg untuk mendapatkan kursi dewan. 

Faktanya, Orang butuh banyak uang untuk mendirikan partai hingga berhasil mengirim wakil nya di parlemen.

“Ketika dibuka pendaftaran Caleg, tidak mudah bagi partai mendapatkan Caleg, maka mereka membiayai orang lain untuk jadi Caleg. 

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved