Opini

Menanti Berdirinya Kampung Haji Indonesia

Keberadaan kampung haji menjadi bahagian dalam mengangkat budaya Indonesia di mata dunia. Pada kampung tersebut diupayakan berbagai makanan khas Indon

Editor: mufti
IST
Prof Dr Apridar SE MSi, Guru Besar Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan dan Ketua Dewan Pakar Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Orwil Aceh 

(3) Hotel Wakaf Habib Bugak Asyi di Aziziah. Bisa menampung 750 jamaah haji, didirikan di atas luas tanah 800 meter persegi. (4) Tanah dan bangunan seluas 900 meter di Aziziah. Digunakan sebagai Kantor Wakaf Habib Bugak Asyi di Mekkah.

(5) Gedung di kawasan Syaikiyah yang dibeli tahun 2017 oleh Naazir Wakaf Baitul Asyi senilai 6 juta Riyal. Gedung ini dijadikan tempat tinggal warga Arab Saudi keturunan Aceh dan orang Aceh yang bermukim di Arab Saudi secara gratis, tanpa batas waktu tinggal.

Jamaah haji asal embarkasi Aceh dipastikan bakal terus mendapatkan bagi hasil dari harta wakaf Baitul Asyi. Nazir (pengelola) Wakaf Baitul Asyi, Syaikh Abdul Latif Baltou, bahkan menyatakan bagi hasil itu terus dibagikan hingga kiamat. "Insya Allah sampai hari kiamat nanti akan dibagikan," kata Syaikh Abdul Latif Baltou di Mekkah, Rabu (22/6/2022), seperti dilansir Antara.

Wakaf produktif

Syaikh Abdul Latif Baltou yang sudah menjadi nazir selama 15 tahun setelah diamanatkan Mahkamah Kerajaan Arab Saudi, menyatakan sejak awalnya bertugas hingga kini sudah 70 juta Riyal atau sekitar Rp 277 miliar dibagikan ke jamaah asal Aceh.

Saat terbang ke Arab Saudi pada tahun ini, setiap jamaah embarkasi Aceh akan mendapatkan wakaf Baitul Asyi sebesar 1.500 Riyal atau setara Rp 6 juta. Uang itu akan dibagikan langsung oleh Syaikh Abdul Latif Baltou ke setiap jemaah di Mekkah.

Wakaf yang usianya sudah 200 tahun lebih ini dulunya merupakan wakaf kecil. Namun seiring waktu, wakaf ini terus berkembang menjadi wakaf produktif, yakni berupa tanah, penginapan dan unit usaha lain di Mekkah, bahkan ada di sekitar Masjidil Haram.

Direktur Pusat Kajian Peradaban dan Budaya Aceh M Adli Abdullah, dalam tulisannya yang terbit di Harian Serambi Indonesia pada 2010, menyatakan ada beberapa tanah wakaf milik orang Aceh yang pernah bermukim di Arab Saudi tersebar di Mekkah.(Kompas.com).

Kampung Haji Indonesia yang diprakarsai oleh Anies, sepertinya terinspirasi dari program Baitul Asyi Aceh. Masyarakat Aceh sangat terbantu dan mensyukuri terhadap program cerdas yang diinisiasi para ulama yang berkolaborasi dengan kaum saudagar sekitar 215 tahun yang lalu, untuk mendirikan “Rumah Aceh” bagi masyarakat Aceh yang sedang menimba ilmu atau beribadah ke Baitullah Mekkah.

Semasa pemerintahan Jokowi, wakaf tersebut ingin dikelola oleh Pemerintah Indonesia. Namun pemerintah Arab Saudi dengan tegas menolaknya, karena bertentangan dengan wasiat yang dibuat oleh pendiri dari Baitul Asyi itu sendiri. Mereka saat kekeh menjalankan wasiat wakaf sebagai mana yang tertulis dalam wasiat tersebut.

Kesuksesan dari program yang dijalankan Rumah Aceh tersebut, tidak seharusnya dipindah tangan pengelola, namun alangkah indah bila dijadikan sebagai contoh untuk dilaksanakan sebagai mana yang diprogramkan Kampung Haji Indonesia.

Semoga program mulia Kampung Haji Indonesia dapat dijalankan, serta dibiayai dari setoran dana haji yang sedang antre hingga puluhan tahun ke depan. Pemanfaatan untuk pembangunan Kampung Haji Indonesia di Mekkah lebih berkah, mendukung pertumbuhan ekonomi serta mampu menguatkan nilai tukar rupiah terhadap valuta asing yang juga tentunya dapat meningkatkan bagi hasil terhadap setoran jamaah haji.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved