Bima Peranginangin Tewas Ditikam Perampok di Medan, Isak Tangis Sang Anak Pecah Tiba di Rumah Sakit

Seorang kakek berusia 82 tahun bernama Bima Peranginangin ditemukan tewas diduga akibat dibunuh perampok

Editor: Faisal Zamzami
TRIBUN MEDAN/FREDY SANTOSO
Anak Bima Peranginangin (82) korban pembunuhan di Jalan Klambir V, Kelurahan Tanjung Gusta Medan menangis di RS Bhayangkara TK II Medan. 

Para ibu-ibu ini nampak berdiri berpelukan, menepuk pundak satu sama lain seakan akan saling menguatkan atas kepedihan mereka.

Kata Rosarina, sekira pukul 00:00 WIB dinihari tadi teleponnya berdering. Ketika dilihat, ternyata itu adiknya.

Agak bergetar bibir dan lidah adiknya karena tak kuasa mengatakan jika ayah mereka sudah tiada.

Sementara Rosa yang mendengar tak percaya apa yang diucapkan adiknya.

Lantas ia menyatakan baru percaya jika sudah ada penjelasan dari dokter.

Begitu mendapat kepastian, barulah ia percaya dan tak kuasa menahan air matanya.

"Setelah itu saya gak langsung percaya sebelum ada pernyataan dari dokter. Tapi setelah dipastikan ternyata sudah tidak ada,"kata Rosarina, saat diwawancarai, Selasa (19/3/2024) sore.

Geram, pedih dan sedih tak tertahan di dalam hati Rosa. Tidur pun ia tak tenang mengetahui ayahnya tewas dibunuh dengan keji.

Selasa siang, setelah memesan tiket pesawat dan terus berkomunikasi dengan tiga adiknya yang lain, Rosa bersama suaminya pun terbang dari Batam ke Kota Medan.

Setibanya di RS Bhayangkara TK II Medan, ia masih tak percaya kepergian ayahnya begitu membuat hati nya terluka.

 Sosok Bima Peranginangin 

Sosok Bima Peranginangin diungkapkan oleh sang anak Rosa.

Pria yang sangat menyayangi anak-anak dan keluarganya harus tewas di tangan maling.

Ia mengenang, Bima sosok ayah yang bertanggungjawab dan penuh kasih sayang.

Dia sosok yang sangat suka membantu orang lain karena paham betul rasanya kesusahan.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved