Bima Peranginangin Tewas Ditikam Perampok di Medan, Isak Tangis Sang Anak Pecah Tiba di Rumah Sakit

Seorang kakek berusia 82 tahun bernama Bima Peranginangin ditemukan tewas diduga akibat dibunuh perampok

Editor: Faisal Zamzami
TRIBUN MEDAN/FREDY SANTOSO
Anak Bima Peranginangin (82) korban pembunuhan di Jalan Klambir V, Kelurahan Tanjung Gusta Medan menangis di RS Bhayangkara TK II Medan. 

Sampai-sampai, tetangganya di Klambir V, Kelurahan Tanjung Gusta Medan kerap menjual berbagai barang kurang bermanfaat kepada Bima.

Hal itu pun tetap diterima dan dibayar Bima, lantaran dia tak tega ada orang memelas karena tak makan.

Makanya, rumah korban pembunuhan ini berantakan berisi barang-barang bekas kurang berguna.

"Sama tetangga juga baik, penolong. Tetangga kalau mau jual barang apa saja diterimanya karena kasihan gak makan. Padahal barang itu jadi sampah di rumah itu untuk menolong orang."

Kini pria yang akrab dipanggil Bolang di area rumahnya tersebut sudah menghadap ke illahi.

Ia meninggalkan empat orang anak dan istrinya yang sudah sakit-sakitan.

Selama ini dia tinggal sendiri di rumah yang bergabung dengan kontrakannya.

Makan dan seluruh biaya kehidupannya berasal dari kontrakan rumah.

Rosa berharap Polisi dapat sesegera mungkin menangkap pembunuh ayahnya.

Ia meyakini pelaku orang terdekat rumah ayahnya. Sebab, bukan sekali ini saja barang maupun uangnya hilang.

Semuanya terekam dalam kamera CCTV yang terpasang di rumah tersebut.

"Kami maunya dihukum seberat-beratnya."

Dari informasi yang didapat Rosa dan keluarganya yang lain, adanya maling yang masuk ke dalam rumah sudah diketahui oleh adiknya yang tinggal di Riau.

Kemarin, adik dan ayahnya bertelepon video call melalui WhatsApp.

Namun adiknya tiba-tiba melihat orang lain berada di belakang Bima.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved