Kupi Beungoh

Pidie dan Legenda Cina Hitam yang Mulai Memudar

Jiwa entrepreneur dan merantau telah melahirkan sejumlah tauke, bahkan level saudagar ternama, asal Pidie di tanah Melayu

Editor: Muhammad Hadi
FOR SERAMBINEWS.COM
Khairuddin Noor MM (kanan) dan Hasan Basri M Noor (kiri) di Kampung Acheh Yan Negeri Kedah Malaysia 

Oleh: Ir H Khairuddin Noor MM dan Hasan Basri M Noor*)

Pidie merupakan salah satu daerah di Aceh yang terkenal khas. 

Selain memiliki semangat heroisme dalam melawan penjajah Portugis, Inggris, Belanda dan Jepang, Pidie juga dikenal sebagai daerah yang memiliki semangat kewirausahaan (entrepreneurship) dan merantau (meudagang) yang tinggi.

Jiwa entrepreneur dan merantau telah melahirkan sejumlah tauke, bahkan level saudagar ternama, asal Pidie di tanah Melayu, sejak masa pendudukan Belanda hingga awal kemerdekaan.

Perusahaan-perusahaan yang melegenda milik pengusaha Pidie era Kolonial Belanda seperti Aceh Kongsi, Tawi & Son, Firma Jacob Kasim, Puspa, Permata dan lain-lain yang telah mengharumkan nama Pidie kala itu.

Pada masa lampau, orang Pidie ini banyak mengekspor komoditi daerah, seperti pinang, kopi, cengkeh, pala, arang dan lain sebagainya ke luar negeri. 

Kemudian mereka memasok barang-barang sangat dibutuhkan oleh masyarakat Aceh, antara lain barang pecah belah, sepeda, kain, mesin jahit maupun gula.

Selain itu, dari masa ke masa, orang Pidie dikenal gemar merantau.

Baca juga: Savana Gunong Taleuk Tiro, Rekomendasi Destinasi Wisata Baru Pidie, Indah, Apalagi Saat Muncul Rusa

Kami telah menyisir sepanjang jalan nasional mulai dari Lampung, Sumatera Selatan, Bangka Belitung, Jambi, Riau, Kepulauan Riau, Sumatera Barat hingga Sumatera Utara.

Sangat mudah ditemukan pedagang asal Pidie di tepi jalan nasional.

Kalau kurang percaya, Anda boleh melakukan touring dengan mobil pribadi atau sepeda motor di sepanjang jalan Lampung – Aceh.

Anda boleh singgah di pasar tepian jalan dan menayakan keberadaan orang Aceh di sana, dipastikan Anda akan bertemu dengan orang asal Pidie.

Ada yang berasal dari Delima, Geulumpang Minyeuk, Laweung, Mutiara, Tangse, Geumpang, Kembang Tanjong dan seterusnya.

Usaha dagang orang Pidie di perantauan tidak diawali dari modal besar. Sebagian dari mereka bahkan bemodal nekat, hanya modal baju di badan dan tentengan kantong kresek.

Mereka mengawali “karir” dari pekerja (buruh) di tempat usaha milik orang lain. 

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved