Opini
Mudik Aman tanpa Celaka di Jalan
Demi keamanan dan kenyamanan masyarakat, setiap tahun Pemerintah membentuk tim gabungan lintas sektor, yang bertugas untuk mengelola arus mudik dan ar
Tak terbayang sedihnya, dalam suasana perayaan hari raya harus kehilangan anggota keluarga yang kita cintai. Tentu tidak ada di antara kita yang ingin mudik untuk menjemput maut. Namun data menunjukkan bahwa setiap tahun selalu ada anggota masyarakat yang meninggal dunia, luka berat atau luka ringan akibat kecelakaan lalu lintas (laka lantas) di saat mudik.
Sinergitas masyarakat
Sejak awal Maret 2024, berbagai langkah koordinasi sudah dilakukan pihak terkait untuk menjalankan Operasi Ketupat Seulawah 2024. Tentunya keberhasilan pengamanan arus mudik dan arus balik memerlukan kerja sama dan dukungan semua pihak. Pemerintah sebagai penanggung jawab dan pelaksana tata kelola arus mudik dan arus balik perlu bersinergi dengan media, masyarakat pengguna jalan dan masyarakat yang tinggal di area lintasan mudik.
Beberapa hal dapat kita lakukan, sesuai dengan peran dan tanggung jawab masing-masing. Pertama, bagi masyarakat yang sudah berencana akan mudik, mereka perlu memastikan kesehatan dan kondisi prima saat mengendarai kendaraan bermotor. Tidak hanya kondisi pengemudi, perlu juga di pastikan kondisi kendaraan yang akan digunakan.
Banyak laka lantas tragis yang merenggut korban jiwa diberitakan media, penyebabnya adalah kondisi kendaraan, kelelahan dan kelengahan pengemudi kendaraan. Salah satu fasilitas yang disediakan untuk pemudik ada pos-pos di sepanjang lintasan, baik di lintasan timur, lintasan barat selatan maupun di lintasan Aceh bagian tengah. Masyarakat dapat beristirahat,mendapatkan layanan kesehatan maupun berbagai informasi yang diperlukan di sepanjang perjalanan.
Pelayanan yang tersedia di pos ini tidak dipungut biaya. Kita patut menghargai dedikasi petugas yang menjalankan pelayanan di saat yang lain dapat berkumpul bersama keluarga. Namun penghargaan masyarakat juga perlu dibarengi dengan kompetensi dan profesionalitas petugas pelaksana. Sebab para petugas pelaksana adalah cermin wajah pelayanan publik Aceh saat mudik, yang sepatutnya dilaksanakan berdasarkan nilai-nilai keislaman.
Pelayanan publik di Aceh setidaknya perlu dibangun dengan memerhatikan enam prinsip pelayanan dalam pandangan Islam, yaitu “prinsip tolong-menolong atau ta'awun, prinsip memberi kemudahan atau At-taysir, prinsip persamaan musawah, prinsip saling mencintai atau mahabbah, prinsip lemah lembut atau Al-layin, dan prinsip kekeluargaan atau ukhuwah” (Nurdin,2018). Keenam prinsip ini sejalan dengan prinsip pelayanan yang termaktub dalam Pasal 16 Qanun No. 8 tahun 2008 tentang Pelayanan Publik.
Kedua, selain karena kondisi pengemudi dan kendaraan, laka lantas juga dapat terjadi karena ketidakpatuhan terhadap rambu lalu lintas. Penggunaan telepon genggam saat mengemudi kendaraan, melanggar lampu lalu lintas, tidak memakai helm, melawan arus adalah beberapa contoh pelanggaran yang sering kita anggap lazim.
Padahal tak jarang, pengabaian yang kita lakukan, kadang tidak hanya berdampak pada diri kita. Ia dapat mencelakai pengguna jalan lain, padahal mereka sudah mematuhi aturan berlalu lintas. Kita tentu berharap, kepatuhan masyarakat terhadap rambu lalu lintas juga dibarengi dengan integritas petugas pelaksana. Penertiban lalu lintas yang diberlakukan perlu menjunjung tinggi nilai-nilai Islam yang mengedepankan penegakan kebenaran yang berkeadilan untuk semua, tanpa diskriminasi.
Selanjutnya, bagi masyarakat yang tinggal di sekitar lintasan, dihimbau untuk dapat menertibkan ternak mereka. Ternak tidak boleh dibiarkan berkeliaran di jalan raya. Tidak jarang, kecelakaan terjadi karena tiba-tiba ada ternak yang melintas. Hal lain yang tak kalah penting adalah memastikan informasi terkait titik-titik rawan bencana dan kecelakaan diketahui oleh masyarakat pengguna jalan. Saat ini, di beberapa lintasan mudik di Aceh terdapat kondisi jalan raya yang mengalami kerusakan cukup parah.
Dinas Perhubungan perlu bekerja sama dengan Badan Pengawas Jalan Nasional dan Dirlantas untuk upaya percepatan perbaikan, pemasangan marka dan peringatan, agar pengemudi lebih berhati-hati. Pemberitaan terkait hal ini juga bisa disampaikan lewat berbagai kanal informasi, juga dengan dukungan segenap jurnalis dari berbagai media.
Semoga, upaya kita bersama dapat menciptakan suasana hari raya yang nyaman untuk semua. Selamat merayakan kemenangan. Semoga bersama-sama, kita bisa terus menjaga Aceh Mulia.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.