Berita Luar Negeri

Pria 40 Tahun Jalani 13 Kali Operasi Demi Besarkan Mr P, Tapi Jadi 'Tak Berguna', Dokter Disalahkan

Setelah menjalani 12 prosedur yang dilaporkan menyebabkan penisnya berubah bentuk dan tidak dapat digunakan dalam aktivitas ranjang, pria tersebut

Penulis: Yeni Hardika | Editor: Muhammad Hadi
TribunnewsMaker
ilustrasi operasi alat vital pada pria 

SERAMBINEWS.COM - Seorang pria berusia 40 tahun di Italia rela menjalani operasi pembedahan berulang kali demi membesarkan alat vitalnya.

Pria itu disebut telah melakukan sebanyak 13 kali operasi untuk memperbesar alat kelaminnya.

Namun tindakan itu malah berujung fatal.

Alih-alih mendapatkan bentuk yang diinginkan, alat vitalnya justru malah menjadi "tidak berfungsi".

Kejadian tersebut dialami oleh seorang pria asal Tuscany, sebuah wilayah di Italia bagian tengah yang tidak disebutkan namanya.

Ia dilaporkan mengalami beberapa masalah serius, mulai dari semacam kelainan bentuk alat kelamin, "ketidakmungkinan melakukan hubungan intim" karena masalah impotensi dan disfungsi ereksi, hingga kesulitan dalam berlari.

Kegagalan operasi pembedahan ini membuat pria tersebut menyeret sang dokter ke pengadilan.

Melansir Oddity Central, media setempat, RaiNews.it pada Kamis (4/4/2024) lalu melaporkan, selama tiga tahun terakhir, pria tersebut telah belasan kali mengunjungi dokter untuk melakukan perbaikan dan penyesuaian atas tindakan pembedahan Mr P-nya yang pertama.

Kasus ini berawal saat pria itu menjalani operasi pertama untuk memperbesar ukuran Mr P-nya pada seorang dokter.

Baca juga: Pria Ini Meninggal Akibat Konsumsi Vitamin D Berlebihan, Berapa Harusnya Kadar yang Cukup?

Ia pun telah setuju untuk mengeluarkan biaya sekitar 5 ribu euro atau sekitar Rp 86 juta (kurs Rp 17.200).

Namun sebulan pascaoperasi, pria itu mulai mengeluh ketidaknyamanan fisik dan dilanjutkan beberapa permasalahan kesehatan lainnya.

Dalam dokumen dari pengadilan setempat disebutkan, pada awalnya ia sempat menjalani dua operasi lipofilling, di mana lemak dari berbagai bagian tubuhnya dipindahkan ke penisnya untuk menyesuaikan bentuknya.

Sayangnya, tindakan tersebut tidak memberikan efek yang diinginkan, karena alat kelamin pria itu tidak bisa mempertahankan bentuk dan volume yang diharapkan.

Selain itu, terjadi penumpukan lemak yang diduga menjadi penyebab anatomi Mr P-nya rusak.

Sejak saat itulah, kunjungan terus terjadi.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved