Nasib Safrin Zebua, Kepsek yang Aniaya Siswa SMK hingga Tewas di Nias, Pelaku Diproses Hukum

Berdasarkan keterangan dokter, Yaredi mengalami luka bekas pukulan di bagian kening sehingga membuat salah satu syaraf tidak berfungsi.

Editor: Faisal Zamzami
KOLASE/TRIBUN MEDAN
Kepsek Safrin Zebua Aniaya Siswa SMK Sampai Tewas, Kepala Dipukul Sampai Saraf Putus 

Hasrat menyatakan, Safrin Zebua menyerang Yaredi di area kening dengan kekuatan yang cukup besar.

Tidak ada tanda-tanda memar setelah serangan itu, namun kening Yaredi membengkak sebagai akibatnya.

Yaredi tidak segera menceritakan insiden tersebut kepada orang tuanya.

Dia hanya mengeluhkan sakit kepala kepada ibunya yang baru saja kembali dari ladang pada sore hari itu.

Pada saat itu, Yaredi belum mengungkapkan bahwa dia telah diserang oleh kepala sekolah.

Ibunya memberikan obat pereda sakit kepala kepada Yaredi.

Namun, seminggu kemudian, sakit kepala Yaredi tidak kunjung mereda dan bahkan semakin parah.

Dia meminta izin untuk tidak masuk sekolah karena tidak mampu menahan rasa sakit yang semakin parah.

Pada Jumat (29/3/2024), Yaredi mengalami demam tinggi.

Setelah demamnya turun, dia akhirnya mengaku kepada orangtuanya bahwa dia telah diserang oleh kepala sekolahnya.

Safrin kemudian menanyai teman-teman Yaredi, yang mengungkapkan bahwa mereka juga pernah dihukum oleh kepala sekolah satu minggu sebelumnya.

Karena kondisinya semakin memburuk, Yaredi dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Thomsen Gunungsitoli pada Selasa (9/4/2024).

Namun, meskipun mendapatkan perawatan di rumah sakit, kondisinya tidak kunjung membaik.

Hasil foto rontgen kepala dan pemeriksaan fisik oleh dokter mengindikasikan adanya pendarahan atau pembekuan darah di kepala Yaredi.

Setelah menerima laporan tersebut, polisi mengunjungi RSUD Dr. Thomsen.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved