Pro Palestina
Netanyahu Takut Gerakan Mahasiswa di AS Ulang Kisah Kebencian-Pembantaian Yahudi Masa Nazi Jerman
Perdana Menteri Israel, Netanyahu takut kebencian terhadap umat Yahudi usai tersebarnya gerakan mahasiswa pro-Palestina di beberapa kampus di AS.
Penulis: Sara Masroni | Editor: Taufik Hidayat
Para pendukung hak-hak sipil, termasuk ACLU, telah menyuarakan keprihatinan atas kebebasan berpendapat atas penangkapan tersebut.
Perang Israel-Hamas meletus ketika 3.000 teroris menyerbu perbatasan dengan Israel pada tanggal 7 Oktober dalam pembantaian yang dipimpin Hamas yang belum pernah terjadi sebelumnya yang menewaskan 1.200 orang, sebagian besar warga sipil, sementara 253 orang diculik ke Gaza.
Serangan Israel berikutnya telah menewaskan lebih dari 34.000 orang, menurut kementerian kesehatan Gaza yang dikelola Hamas.
IDF mengatakan 261 tentara Israel tewas dalam pertempuran itu.
Para pengunjuk rasa menginginkan dana abadi universitas divestasi dari kepentingan Israel dan AS untuk mengakhiri atau setidaknya membatasi bantuan militer Israel untuk memperbaiki penderitaan rakyat Palestina.
Sementara diberitakan sebelumnya, sekitar 60 tenda tetap berada di perkemahan Columbia University yang tampak tenang, dengan siswa keluar masuk pada Rabu kemarin.
Seorang gadis memegang sikat gigi, wanita lainnya sedang berbicara melalui pengeras suara tentang alasan protes tersebut.
Keamanan tetap ketat di sekitar kampus, dengan identifikasi yang diperlukan dan polisi memasang barikade logam.
Columbia University pada Kamis lalu memanggil polisi untuk menangkap lebih dari 100 mahasiswa di perkemahan tersebut atas tuduhan masuk tanpa izin.
Gerakan menyuarakan pendapat tersebut dianggap sebagai sebuah tindakan yang tidak biasa dan membuat marah beberapa anggota fakultas. Para pelajar diskors dan tenda-tenda dibongkar.
Namun para pelajar telah mendirikan lebih dari 100 tenda di salah satu halaman.
“Perkemahan tersebut menimbulkan masalah keamanan yang serius, mengganggu kehidupan kampus," kata Rektor Columbia University, Shafik pada Selasa malam.
"Dan telah menciptakan lingkungan yang tegang dan terkadang bermusuhan bagi banyak anggota komunitas kami,” sambungnya.
Hal itu disampaikan sebelum tercapainya kesepakatan untuk memperpanjang batas waktu perundingan.
“Penting bagi kami untuk bergerak maju dengan rencana untuk membongkarnya.”
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.