Kupi Beungoh
Komunikasi Lintas Budaya Pengungsi Etnis Rohingya dengan Masyarakat Aceh Barat
Komunikasi lintas budaya dapat diartikan sebagai komunikasi antara orang yang berbeda kebudayaannya, baik itu suku bangsa, etnik, ras/kelas sosial.
Sehingga etnis Rohingya terombang ambing dilautan yang disebabkan karena kapal yang mereka gunakan rusak, dan kemudian ditolong oleh nelayan Aceh Barat dan dibawa ke daratan.
Kehidupan etnis Rohingya di Aceh Barat menjadi pusat perhatian pada saat ini, lantaran berbeda budaya dengan budaya yang ada di Aceh, baik dari aspek bahasa, praktik agama, kebiasaan hidup dan lain-lain.
Pada awal saat tiba di Aceh Barat bahasa menjadi pusat permasalahan dikalangan etnis Rohingya karena menjadi penghambat utama dalam berinteraksi dengan masyarakat Aceh Barat.
Namun beberapa dari mereka dapat berbahasa melayu, bahasa sekilas tidak jauh berbeda dengan bahasa Indonesia.
Walaupun demikian dari pihak UNCHR juga menyediakan penerjemah bahasa yang dapat menunjang komunikasi yang terjalin.
Nanum mereka-mereka yang bisa berbahasa melayu inilah yang menjadi kunci ketika berlangsungnya komunikasi sehari-hari antar etnis Rohingya dengan masyarakat Aceh Barat.
Etnis Rohingya beradaptasi dengan masyarakat Aceh Barat salah satunya dengan perlahan belajar dan mengikuti bahasa melayu maupun bahasa inggris sebagai salah satu bahasa Internasioanal agar ketika ada negara penerima suaka, mereka dapat berinteraksi dengan baik.
Komunikasi lintas budaya menitikberatkan pada hubungan insani, yaitu suatu hubungan yang berlangsung antara orang yang berlainan budaya. Kedua orang atau kelompok etnis mewarnai budaya masing-masing etnis.
Di dalam berkomunikasi di amati karakteristik komunikasi, budaya, bahasa, perilaku dan bahkan sistem kepercayaan melalui komunikasi antarpribadi.
Pesan-pesan yang disampaikan untuk mencapai kesamaan makna sekaligus untuk menjaga keharmonisan guna saling menjaga keseimbangan antara sesama etnis ataupun dengan etnis yang berbeda.
Budaya dan komunikasi mempunyai hubungan yang bersifat timbal balik.
Keduanya saling mempengaruhi siapa yang berbicara/pemberi pesan, dengan siapa, tentang apa yang disampaikan pesan tersebut dan bagaimana orang yang menyampaikan pesan tersebut.
Oleh sebab itu, perbedaan budaya sangat berpengaruh terhadap proses komunikasi.
*) PENULIS adalah Ratna Sari, Mahasiswi Ilmu Komunikasi FISIP UTU/Pembelajar Komunikasi Lintas Budaya.
KUPI BEUNGOH adalah rubrik opini pembaca Serambinews.com. Setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis.
BACA TULISAN KUPI BEUNGOH LAINNYA DI SINI
Kemudahan Tanpa Tantangan, Jalan Sunyi Menuju Kemunduran Bangsa |
![]() |
---|
Memaknai Kurikulum Cinta dalam Proses Pembelajaran di MTs Harapan Bangsa Aceh Barat |
![]() |
---|
Haul Ke-1 Tu Sop Jeunieb - Warisan Keberanian, Keterbukaan, dan Cinta tak Henti pada Aceh |
![]() |
---|
Bank Syariah Lebih Mahal: Salah Akad atau Salah Praktik? |
![]() |
---|
Ketika Guru Besar Kedokteran Bersatu untuk Indonesia Sehat |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.