Jurnalisme Warga
ISBI Aceh Tawarkan Resep Pencegah ‘Stunting’ Kebudayaan
Terakhir adalah tingakatkan kualitas pendidikan dan pengetahuan teknologi berbasis kebudayaan untuk menciptakan masyarakat terdidik dan terampil.
Pastikan juga pengakuan dan penghargaan terhadap HAM, keadilan, dan kebebasan berpendapat daam konteks pemajuan budaya dan tradisi Aceh.
Terakhir adalah tingakatkan kualitas pendidikan dan pengetahuan teknologi berbasis kebudayaan untuk menciptakan masyarakat terdidik dan terampil.
Hari ketiga acara ditutup dengan pargelaran musik dan pesta rakyat. Dalam pidato penutupan Pj Bupati Aceh Besar yang diwakili Kadis Pariwisata Kepemudaan dan Olahraga disampaikan bahwa KPA II merupakan kontribusi yang luar biasa terhadap perkembangan kebudayaan. Pemkab Aceh Besar menyampaikan apresiasi kepada ISBI Aceh dan semua pihak yang terlibat dalam menyukseskan acara ini.
Semoga langkah yang sudah tercatat dalam sejarah Kota Jantho ini dapat menjadi perekat dan penyemangat semua unsur masyarakat. Juga menyadarkan kita akan pentingnya perkembangan kebudayaan sebagai landasan kehidupan suatu bangsa. Resep-resep yang dhiasilkan melalui diskusi dalam KPA II menjadi penawar kelesuan kebudayaan di masyarakat Aceh saat ini. Sehingga, generasi sekarang dan generasi masa depan tidak akan menjadi generasi yang hana ‘tusoe droe, hana meuhoe woe, teuwo keu atra droe.’ Indatu kita telah membuktikan, pengaruh mereka sudah diakui oleh dunia. Mereka punya pengaruh di antara negara-negara besar pada abad ke-17. Tulisan-tulisan sejarawan dan antropolog Eropa cukup menjadi bukti empiris bahwa indatu kita pernah sangat disegani.
Kita sebagai penerus estafet peradaban Aceh, sudah seharusnya tidak terbuai dengan sejarah masa lampau. Tidak terbuai dengan kejayaan masa lalu yang sekarang sering kali diulang pada setiap relung kehidupan rakyat Aceh. Mari mengambil langkah konkret bahwa Aceh hari ini juga dapat berjaya seperti dahulu. Tingkatan minimalnya bahwa kebudayaan Aceh tidak punah dan dapat terus berkembang mengikuti perkembangan zaman. Kebudayaan tidak hanya dijadikan komoditas politik yang dibahas saat akan memasuki masa kontetasi saja. Akan tetapi kebudayaan terus dirawat dan dikembangkan sebagai aset dari kita yang mengaku sebagai ‘bansa teuleubeh ateuh rhueng donya’.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.