Citizen Reporter

ISAD Selenggarakan Simposium Bahas Jalan Keluar Ragam Persoalan Dakwah di Aceh Masa Kini

Aceh dulunya dianggap sebagai mercusuar dalam pergerakan dakwah Islam di kawasan Asia Tenggara. Tapi peran itu dewasa ini dianggap kian melemah.

|
Editor: Agus Ramadhan
FOR SERAMBINEWS.COM
ISAD Selenggarakan Simposium Bahas Jalan Keluar Ragam Persoalan Dakwah di Aceh Masa Kini 

Adanya kebutuhan melayani kegiatan sosial, dan kepedulian untuk memberikan pembiayan Pendidikan bagi anak yatim.  Sisi lain, menurut Ustaz Masrul Aidi, kita saat ini telah mengajarkan Bahasa.

Baik Bahasa Aceh dan Bahasa Indonesia. Persolan kita ada tantangan pada faktor kelemahan berbahasa yang tereduksi dalam budaya kita hari ini. Ada hal yang perlu kita perbaiki untuk menata kembali.

“Kita bukan lemah dibidang materi, namun kita lemah dari bidang penguasaan Bahasa.  Dulu orang jawa belajar ke Aceh, sekarang aceh belajar ke jawa? Kita saat ini dakwah bilhal, bukan hanya dakwah bikalam”. Kita diajarkan berbahasa dengan Bahasa yang santun, untuk berprilaku santun, “ ujar Ustaz Masrul Aidi.

Menurut Ustaz Masrul, salah satu yang menyebabkan wahabi sukses dalam dakwahnya adalah karena sejuk dilihat oleh umat, dan mereka lemah lembut dalam berdakwah.

Disini keadaan etika yang baiklah yang membantu tersebarnya dakwah Islam dengan hanif dimasyarakat. Yang berkembang di masyarakat seolah-olah kita yang paling rame mendemo masjid, namun memakmurkan tidak.

Di akhir simposim, narasumber terakhir yang tampil adalah Tgk. H. Muhammad Yusuf A Wahab, Ketua Himpunan Ulama Dayah Aceh menyampaikan pemikiran filosofisnya tentang dakwah di Aceh.

Menurut ulama yang akrab dipanggil Ayah Sop Jeunieb atau Tu Sop Jeunieb ini,  ada pemikiran klasik bahwa di saat kita ingin melakukan dakwah adalah maka harus kita luruskan apa tujuanya?

Menurut Ayah Sop, tujuan dakwah kita tidak lain adalah menyeru untuk menyembah Allah semata-mata sebagaimana menjadi tujuan dari dakwah Rasulullah, mewujudkan tertib kehidupan di dunia dan sukses di kehidupan akhirat.

Suksesnya dakwah adalah demi kesuksesan setelah dunia, dunia sebagai proses untuk mendapatkan kesuksesan akhirat. Bahwa berdakwah memiliki tujuan akhir untuk menuju kebaikan akhirat.

Maka secara teknikal, memerlukan perbaikan prilaku dakwah demi perbaikan akhirat. Maka itu harus linear dengan materi nya.

Dakwah itu, kata Ayah Sop, sumber materinya adalah dari Alqur’an dan hadis. Lalu dalam kegiatan public ini butuh bagaimana bentuk dakwah yang harus sesuai dengan kondisi.

Misal bagaimana dulu dakwah di zaman nabi yang kendaraan nya onta dengan kita yang berdakwah di zaman teknologi ini? Bagaimana kita menformat untuk menjaga keseimbangan materi dakwah dengan wasilah dakwah itu, pelaku dakwah, adanya pengkaderan.

“Dakwah tidak hanya even-event semata, namun bagaimana kita berdakwah secara konfrenhensif dengan menggunakan kekuasaan. Kita diberitahu oleh Rasulullah Saw bahwa kunci tegaknya dunia (dalam naungan peradaban Islam) itu ada empat, yaitu ilmunya ulama, keadilan para umara, kedermawanan orang kaya dan do’anya orang miskin.

“Maka ini tantangan Aceh adalah bagaimana kita mempromosikan Syari’at Islam di Aceh ini ke Nusantara? Dulu siapa membenturkan penerapan syariat Islam dengan “cambuk” namun melupakan pembinaan?. Adanya disfungsinya Pendidikan, dan lain sebagainya.

“Maka tugas kita itu buat dulu orang yang bersimpati kepada dakwah. Dan hal itu butuh proses. Perkenalkan kepada manusia dimana posisi strategis mereka di hadapan dakwah Islam.

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved