Berita Aceh Utara

Geliat Pelabuhan Krueng Geukueh, Harapan Baru di Ujung Barat Indonesia

Lelaki-lelaki perkasa itu adalah warga lokal di sekitar Pelabuhan Krueng Geukueh, Lhokseumawe yang selama ini menjadikan geliat pelabuhan sebagai ...

Penulis: Muhammad Nasir | Editor: Nurul Hayati
Foto: Dishub Aceh
Kapal kargo curah saat sedang memuat cangkang kelapa sawit di Pelabuhan Krueng Geukueh, Lhokseumawe, Aceh. Cangkang sawit akan diekspor ke Jepang sebagai bahan baku pembangkit listrik. 

Dari jumlah bisa menghasilkan cangkang hingga 2,4 juta ton.

Jumlah ini tentu melebihi cukup untuk ekspor.

Kedepan produk-produk pertanian dan penemuan migas baru diproyeksikan jadi komoditas yang akan menyibukkan pelabuhan itu di masa yang akan datang.

Mildawaty Noer menjelaskan, aktivitas Pelabuhan Krueng Geukueh tidak hanya mengandalkan aktivitas ekspor cangkang sawit semata.

Mereka juga melayani bongkar muat beras milik Bulog, CPO, hingga semen curah.

Bahkan, katanya, komoditas kopi dan tembakau Aceh juga pernah diekspor lewat pelabuhan itu.

Tapi untuk komoditi pertanian, butuh campur tangan pemerintah, agar produk pertanian Aceh dapat dibawa keluar lewat pelabuhan di Aceh.

Kini, di tengah semaraknya penemuan cadangan gas besar-besar di Andaman, perairan lepas Aceh, Pelabuhan Krueng Geukueh juga dilirik oleh raksasa migas dunia untuk dijadikan shorebase.

Tercatat tiga perusahaan migas internasional, Repsol (Spanyol), Mubadala Enery (Uni Emirat Arab) dan Harbor Energy (Inggris) menggunakan Krueng Geukueh sebagai tempat penyimpanan kebutuhan pengeboran.

Jika perusahaan-perusahan tersebut mulai membangun rig dan berproduksi, maka semakin menegaskan peran penting Pelabuhan Krueng Geukueh penting di Provinsi Paling Barat Indonesia. (Muhammad Nasir)

Baca juga: Seret Perahu Rohingya ke Pelabuhan Krueng Geukueh, Warga Gandapura Patungan Sewa Alat Berat

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved