Konflik Palestina vs Israel

Tentara Israel Resmi Usir Warga Gaza dari Wilayah Khan Younis Palestina

Tentara atau Pasukan Pertahanan Israel (IDF) resmi mengusir warga Gaza dari wilayah Khan Younis, Palestina pada Senin (1/7/2024).

Penulis: Sara Masroni | Editor: Muhammad Hadi
SERAMBINEWS/AFP
Sebuah tank Israel meluncur di posisi saat warga Palestina melarikan diri dari Khan Younis di Jalur Gaza selatan. Tentara atau Pasukan Pertahanan Israel (IDF) resmi mengusir warga Gaza dari wilayah Khan Younis, Palestina pada Senin (1/7/2024). 

"Dan bagaimana dampaknya tidak hanya terhadap wilayah tersebut, namun juga dampaknya terhadap pasukan kita di wilayah tersebut," kata Brown dilansir dari Times of Israel, Minggu (23/6/2024).

Iran Kemungkinan Ikut Perang Bila Israel Serang Hizbullah

Perwira tinggi militer AS memperingatkan bahwa setiap serangan militer Israel ke Lebanon akan berisiko terhadap respons Iran dalam membela kelompok pejuang Islam Hizbullah itu di sana.

Pasukan AS juga akan ditantang untuk memperkuat payung pertahanan udara Israel.

Kepala Staf Gabungan AS, Jenderal Angkatan Udara Charles Q Brown mengatakan, Iran akan lebih cenderung mendukung Hizbullah dibandingkan kelompok Hamas di Gaza.

“Terutama jika mereka merasa bahwa Hizbullah secara signifikan dirugikan atau terancam," kata Brown.

Hal itu disampaikannya kepada awak media saat melakukan perjalanan ke Botswana untuk pertemuan para menteri pertahanan Afrika.

Para pejabat Israel telah mengancam akan melakukan serangan militer di Lebanon jika tidak ada langkah negosiasi untuk mengusir Hizbullah dari perbatasan.

Tindakan ini diambil setelah lebih dari delapan bulan serangan semakin intens terhadap kota-kota dan pos-pos militer di Israel utara.

Beberapa hari yang lalu, militer Israel mengatakan pihaknya telah menyetujui dan memvalidasi rencana serangan di Lebanon.

Langkah ini diambil bahkan ketika AS berupaya mencegah pertempuran tersebut berkembang menjadi perang besar-besaran.

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu berharap, solusi diplomatik dapat dicapai. Tetapi akan menyelesaikan masalah tersebut dengan cara yang berbeda jika diperlukan.

″Kami bisa bertarung di beberapa bidang dan kami siap melakukan itu,” ucapnya Minggu kemarin.

Masalah tersebut diperkirakan akan muncul pekan ini ketika Menteri Pertahanan Yoav Gallant mengunjungi Washington untuk bertemu dengan Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin, Menteri Luar Negeri Antony Blinken, dan pejabat senior AS lainnya.

Penasihat senior Presiden AS Joe Biden, Amos Hochstein, bertemu dengan para pejabat di Lebanon dan Israel pekan lalu dalam upaya untuk meredakan ketegangan.

Hochstein mengatakan kepada wartawan di Beirut pada Selasa lalu bahwa ini adalah situasi yang sangat serius, diperlukan solusi diplomatik untuk mencegah perang yang lebih besar.

Sementara Pejabat Pentagon mengatakan, pihaknya juga menyampaikan kekhawatirannya tentang konflik yang lebih luas ketika dia berbicara dengan Gallant melalui panggilan telepon baru-baru ini.

"Mengingat banyaknya serangan roket yang kami lihat terjadi dari kedua sisi perbatasan, kami tentu saja prihatin dengan situasi tersebut," kata Mayjen Pat Ryder, sekretaris pers Pentagon pada pekan lalu.

"Secara publik maupun pribadi telah mendesak semua pihak untuk memulihkan ketenangan di sepanjang perbatasan tersebut, dan sekali lagi, untuk mencari solusi diplomatik," sambungnya.

Diketahui sejak tanggal 8 Oktober 2023 lalu, pasukan yang dipimpin Hizbullah telah menyerang komunitas dan pos militer Israel di sepanjang perbatasan hampir setiap hari.

Dan dalam beberapa pekan terakhir, Hizbullah telah melancarkan serangan lebih jauh ke wilayah Israel utara sambil mengancam infrastruktur sensitif di kota besar Haifa.

Serangan-serangan tersebut telah memicu kampanye udara Israel yang terbatas terhadap kelompok pejuang Islam tersebut dan beberapa komandan utamanya di Lebanon selatan.

Pertempuran di perbatasan telah mengakibatkan 10 kematian warga sipil di pihak Israel, serta kematian 15 tentara dan cadangan IDF. Ada juga beberapa serangan dari Suriah, tanpa ada korban jiwa.

Hizbullah telah menyebutkan 349 anggotanya yang dibunuh oleh Israel selama pertempuran yang sedang berlangsung, sebagian besar di Lebanon tetapi beberapa juga di Suriah.

Di Lebanon, 64 anggota kelompok teror lainnya, seorang tentara Lebanon, dan puluhan warga sipil telah terbunuh.

Perang antara dua negara yang bersenjata lengkap dapat menimbulkan dampak buruk bagi kedua negara dan menimbulkan banyak korban sipil. Persenjataan roket Hizbullah diyakini jauh lebih luas dibandingkan milik Hamas.

Hizbullah, proksi Iran yang paling penting di kawasan, mengatakan serangannya ditujukan untuk mendukung Hamas.

Meningkatnya konflik juga dapat memicu keterlibatan lebih luas kelompok pejuang Islam lain yang didukung Iran di wilayah tersebut.

Pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah mengatakan dalam pidatonya pada Rabu kemarin, para pemimpin kelompok pejuang Islam dan milisi dari Iran, Irak, Suriah, Yaman dan negara-negara lain sebelumnya telah menawarkan untuk mengirim puluhan ribu pejuang untuk membantu Hizbullah.

Namun dia mengatakan, kelompok tersebut sudah memiliki lebih dari sekedar bantuan dan 100.000 pejuang.

(Serambinews.com/Sara Masroni)

BACA BERITA SERAMBI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved