Jurnalisme Warga

In Memoriam Qismullah Yusuf: Pendidik dan Pebisnis yang Ulet

Gelar magister dan doktoral keduanya diperoleh dari Oregon State University. Selain itu beliau juga menerima gelar Doktor Kehormatan dari Deakin Unive

Editor: mufti
For Serambinews.com
Prof Dr Apridar SE MSi, Guru Besar Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan Universitas Syiah Kuala (USK) dan Ketua Dewan Pakar Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Orwil Aceh, Melaporkan dari Banda Aceh 

Prof Dr Apridar SE MSi, Guru Besar Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan Universitas Syiah Kuala (USK) dan Ketua Dewan Pakar Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Orwil Aceh, Melaporkan dari Banda Aceh

DR Qismullah Yusuf MEd tutup usia pada Selasa (16/7/2024) pukul 06.30 Wib di rumah duka Kelurahan Neusu Jaya, Banda Aceh. Di pagi yang cerah setelah melaksanakan shalat subuh bersama Istri tercinta beliau izin istirahat. Namun saat di tempat tidur beliau tersentak sejenak dan setelah diperhatikan ternyata beliau tidak bergerak lagi.

Inisiatif dari keluarga membawa ke Rumah Sakit Umum Zainoel Abidin (RSUZA) untuk memastikan kondisi dan pihak dokter menyatakan beliau telah kembali menghadap Sang Khalik. Innalillahiwainnailaihirajiun.Qismullah merupakan pendidik yang menyelesaikan gelar Sarjana Pendidikan Bahasa Inggris dari Universitas Syiah Kuala pada tahun 1980. Pada tahun 1985 beliau memperoleh gelar Magister Pendidikan Orang Dewasa. Kemudian pada tahun 1992 melanjutkan pendidikan doktoral dan memperoleh gelar Philosophy of Doktor (Ph.D).

Gelar magister dan doktoral keduanya diperoleh dari Oregon State University. Selain itu beliau juga menerima gelar Doktor Kehormatan dari Deakin University pada tahun 2009 atas perannya dalam mendirikan sekolah di Aceh bersama rekan-rekannya (SMA Modal Bangsa, Ruhul Islam Anak Bangsa, Inshafuddin dan Darussa'adah), serta atas kontribusinya yang luar biasa dalam pengabdian kepada masyarakat.

Beliau adalah dosen senior di Universitas Syiah Kuala dan saat ini menjadi profesor asosiasi pertukaran di Universiti Pendidikan Sultan Idris di Malaysia. Selepas dari dosen pada Prodi Bahasa Inggris FKIP USK, beliau mewakafkan diri pada Sekretariat Konsorsium Universitas Pendidikan Asia-Pasifik yaitu Consortium of Asia-Pacific Education Universities (CAPEU). Selain itu beliau telah menjadi konsultan bagi perusahaan-perusahaan nasional dan internasional sejak tahun 1993. Selain sebagai pendidik, beliau juga aktif di bidang perdagangan, dan salah satu keahliannya adalah menjahit.

Qismullah diberi tugas khusus oleh Rektor Sultan Idris Malaysia untuk melaksanakan pertemuan Consortium of Asia-Pacific Education Universities (CAPEU) pada tanggal 23 Mei 2011 di Universiti Pendidikan Sultan Idris (UPSI) Malaysia dan menghasilkan "Deklarasi Tanjung Malim" yaitu menegaskan komitmen universitas-universitas di kawasan Asia-Pasifik untuk memperkuat kerja sama di bidang pendidikan. Saat pertemuan komunitas intelektual tersebut, penulis juga mendapat undangan khusus sebagai Rektor Universitas Malikussaleh dari beliau selaku penyelenggara.

Dasar penulis diundang oleh Pak Qismullah pada pertemuan besar tersebut, merupakan bagian dari komitmen kami yang akan membuka Fakultas Ilmu Pendidikan dan Keguruan Universitas Malikussaleh. Dalam pertemuan tersebut, penulis sebagai peserta memperoleh kesempatan untuk mengusulkan Bapak Prof Dr Samsul Rizal sebagai salah seorang pimpinan pada pertemuan CAPEU, sehingga Aceh memiliki perwakilan pimpinan dalam pertemuan di tingkat Asia-Pacific.

Adapun isi dari deklarasi tersebut mencakup kesepakatan untuk meningkatkan mobilitas mahasiswa dan staf akademik, berbagi sumber daya dan informasi, serta mengembangkan program penelitian bersama. Selain itu, para anggota berkomitmen untuk memperluas akses pendidikan tinggi, meningkatkan kualitas pengajaran, dan mempromosikan pertukaran budaya antarnegara anggota.

Deklarasi ini diharapkan dapat mendorong kemajuan pendidikan dan mempererat hubungan antarlembaga pendidikan di wilayah Asia-Pasifik. Pihak Universiti Pendidikan Sultan Idris (Malaysia) dan seluruh universitas peserta memberikan apresiasi yang sangat tinggi kepada Qismullah dan tim kerja atas kesuksesan pelaksanaan kegiatan yang sangat bergengsi tersebut.

Sosok pendidik dan pebisnis

Qismullah sangat konsisten dalam mengembangkan pendidikan dan ilmu pengetahuan. Hal tersebut sejalan dengan ajaran Islam yang sangat menekankan pentingnya pendidikan dan ilmu pengetahuan, dimana pendidikan sebagai fondasi utama dalam kehidupan umatnya.

Banyak sekali ayat Alquran mendorong umatnya untuk mencari ilmu dan memahami alam semesta. Salah satu ayat yang paling terkenal adalah surah Al-'Alaq (96:1-5), di mana Allah memerintahkan umat-Nya untuk membaca dan belajar. Ayat ini merupakan wahyu pertama yang diterima oleh Nabi Muhammad saw, menunjukkan betapa pentingnya ilmu dalam Islam.

Pendidikan dalam Islam bukan hanya terbatas pada ilmu agama saja, tetapi juga mencakup ilmu pengetahuan umum. Sejak masa kejayaan Islam, umat Muslim telah mencapai banyak kemajuan dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan seperti matematika, astronomi, kedokteran, filsafat, dan banyak lagi. Contohnya, Al-Khawarizmi, seorang ilmuwan Muslim, dikenal sebagai bapak aljabar. Ibnu Sina, atau Avicenna, adalah seorang filsuf dan dokter yang karyanya "The Canon of Medicine" menjadi rujukan di Eropa selama berabad-abad. Begitu juga dengan Al-Biruni, yang membuat kontribusi besar dalam bidang astronomi dan geografi.

Prinsip-prinsip pendidikan Islam juga mencakup akhlak dan moral. Ilmu pengetahuan dalam Islam tidak hanya untuk kepentingan duniawi, tetapi juga untuk meningkatkan kualitas spiritual dan moral individu. Pendidikan Islam bertujuan untuk membentuk individu yang berilmu, berakhlak mulia, dan berkontribusi positif bagi masyarakat. Konsep ini dikenal sebagai "Tarbiyah," yang berarti pendidikan holistik yang mencakup pengembangan intelektual, spiritual, dan moral.

Selain itu, Islam mengajarkan pentingnya penggunaan akal dan pemikiran kritis. Alquran sering mengajak manusia untuk merenungkan ciptaan Allah, mempelajari tanda-tanda alam, dan menggunakan akal untuk memahami realitas. Pemikiran kritis dan analitis ini mendorong umat Islam untuk tidak menerima sesuatu begitu saja tanpa penelitian dan pemahaman yang mendalam.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved