Kupi Beugoh

Qismullah Yusuf : Elegi, Ode, Doa, dan Panglima Itam - Bagian Satu

Ketika ada seorang anak manusia dipanggil menghadap khalik, tentu saja keluarga, kerabat dekat, teman dan para kolega yang lebih luas, merasa kehilang

Editor: Firdha Ustin
FOR SERAMBINEWS.COM
Sosiolog dan Guru Besar USK, Prof Ahmad Humam Hamid 

Tak heran kemudian, jika tujuh orang rektor USK berturut adalah jebolan kampus-kampus Amerika, sebuah prestasi yang tak tertandingi dengan kampus manapun di Indonesia.

Bang Qis memulai membantu berbagai proyek USK dengan berbagai program bantuan AS, ketika USK dipimpin oleh Rektor Ibrahim Hasan, dengan pekerjaan serampangan apapun yang berurusan dengan bahasa Inggris. Ia seolah menjadi “errant boy”-pesuruh, untuk berbagai dokumen yang terkait dengan bahasa Inggris.

Paling kurang ada sebuah proyek besar USK yang berhubungan dengan pengiriman dengan staf pengajar USK ke AS yang dikenal dengan proyek Kentucky ketika Rektor dijabat oleh Abdullah Ali.

Bersama dengan almarhum Idris Ibrahim, bang Qis mencurahkan tenaga dan apapun keahlian yang ia miliki untuk membuat proyek itu lancar.

Hasilnya, para dosen USK dari Fakultas Ekonomi, Pertanian, dan Kedokteran Hewan dan Peternakan dapat melanjutkan program Master dan Doktoral di kampus Universitas Kentucky dan sejumlah kampus di wilayah Tengah Barat Amerika Serikat.

Bang Qis memang bukan pejabat, atau kepala bagian, tetapi hampir semua tumpukan pekerjaan administratif yang berbahasa Inggris untuk proyek bertumpuk di meja nya.

Kenapa ia menjadi penting pada masa itu hanya karena satu persoalan.

Sangat jarang orang yang bisa membaca, berbicara, dan menulis bahasa Inggris dengan baik. Ia juga menjadi penting, karena apa yang ia kerjakan di kampus USK itu sama sekali tak memberi jumlah “cuan” yang layak untuk sebuah keahlian dan ketrampilan yang ia miliki.

Dengan kemampuannya itu, dengan gampang pada masa itu ia bisa bekerja di Mobil Oil dengan imbalan sekitar limabelas sampai duapuluh kali dari yang ia dapatkan dari USK.

Keunikan lainnya juga adalah ia tak pernah bersoal tentang waktu kerja, yang ia tentukan sendiri, yang jelas tak mengenal waktu.

Ada sebuah jasa,tepatnya inspirasi Aceh untuk Republik yang nyaris tak pernah dibicarakan.

Kalaulah hari ini ada sebuah program nasional yang mengurus peningkatan SDM nasional yang dikenal dengan program LPDP-Lembaga Pengelola Dana Pendidikan, program itu berkaitan atau bersinggungan erat dengan Aceh.

Kenapa disebut berhubungan dengan Aceh? Karena pada tahun 2010 saja, ketika LPDP dimulai oleh pemerintah pusat di Jakarta, LPSDM Aceh telah mengririm lebih dari 1.000 putera puteri Aceh mengambil program Master dan Doktor di luar negeri- AS, Eropah, Timur Tengah, dan ASEAN. Ini adalah salah satu program andalan, bahkan jenius dari gubernur Irwandi untuk mempersiapkan SDM Aceh menjemput abad ke 21.

*) PENULIS adalah Sosiolog dan Guru Besar USK

KUPI BEUNGOH adalah rubrik opini pembaca Serambinews.com. Setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis.

Baca Artikel KUPI BEUNGOH Lainnya di SINI

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved