Konflik Palestina vs Israel

Sosok Khaled Meshaal Penerus Ismail Haniyeh, Nyaris Mati Diracun Mossad, Diselamatkan Raja Yordania

Meshaal menjadi terkenal di seluruh dunia pada tahun 1997 setelah selamat dari ancaman pembunuhan agen Israel menyuntiknya dengan racun.

Editor: Faisal Zamzami
Istimewa
Dua tokoh senior Hamas, Khaled Meshaal (kanan) dan mendiang Ismail Haniyeh yang dibunuh Israel pada Rabu (31/7/2024). 

Ia mendesak orang Arab dan Muslim untuk bergabung dalam pertempuran melawan Israel dan mengatakan hanya Palestina yang akan memutuskan siapa yang akan memerintah Gaza setelah perang saat ini berakhir.

Seruan ini bertentangan dengan Israel dan Amerika Serikat yang ingin mengecualikan Hamas dari pemerintahan apa pun pascaperang di Gaza.

Baca juga: VIDEO Tak Ada Ampun Iran Siapkan Operasi Khusus ke Israel, atas Tewasnya Haniyeh

Bergabung dengan Ikhwanul Muslimin pada Usia 15 Tahun

Meshaal telah menjalani sebagian besar hidupnya di luar Wilayah Palestina.

Lahir di Silwad dekat kota Ramallah di Tepi Barat, Meshaal pindah bersama keluarganya ke negara Teluk Arab Kuwait, tempat berkembangnya sentimen pro-Palestina.

Pada usia 15 tahun, ia bergabung dengan Ikhwanul Muslimin, kelompok Islamis tertua di Timur Tengah, Ikhwanul Muslimin.

Ikhwanul Muslimin berperan penting dalam pembentukan Hamas pada akhir 1980-an selama pemberontakan Palestina pertama melawan pendudukan Israel.

Meshaal menjadi guru sekolah sebelum beralih menjadi pelobi Hamas dari luar negeri selama bertahun-tahun, sementara para pemimpin kelompok lainnya telah mendekam dalam penjara Israel untuk waktu yang lama. 

Ia bertanggung jawab atas penggalangan dana internasional di Yordania ketika ia nyaris lolos dari pembunuhan.

Netanyahu memainkan peran yang tidak disengaja tetapi penting dalam membangun kredibilitas Meshaal ketika ia memerintahkan agen Mossad untuk membunuhnya pada tahun 1997 sebagai balasan atas pengeboman pasar Yerusalem yang menewaskan 16 orang dan Hamas disalahkan atas perbuatannya.

Para tersangka pembunuh ditangkap oleh polisi Yordania setelah Meshaal disuntik racun di jalan.

Netanyahu, yang saat itu sedang menjabat sebagai perdana menteri untuk pertama kalinya, dipaksa untuk menyerahkan penawar racun tersebut, dan insiden tersebut mengubah Meshaal menjadi pahlawan Perlawanan Palestina.

Yordania akhirnya menutup kantor Hamas di Amman dan mengusir Meshaal ke negara Teluk Qatar.

Ia pindah ke Suriah pada tahun 2001.

Meshaal memimpin Hamas, sebuah gerakan Muslim Sunni, dari pengasingan di Damaskus pada tahun 2004 hingga Januari 2012 ketika ia meninggalkan ibu kota Suriah karena tindakan keras Presiden Assad terhadap warga Sunni yang terlibat dalam pemberontakan terhadapnya.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved