Kupi Beungoh

Fenomena Generasi Aceh Mabuk Jadi Selebgram

muncul selebgram di Aceh yang sering menggunakan bahasa kasar dan kotor, serta salah kaprah dalam menyambut dan menilai para kreator konten

|
Editor: Muhammad Hadi
FOR SERAMBINEWS.COM
Tgk Mustafa Husen Woyla, Ketua Umum ISAD, Wakil Pimpinan Dayah Darul Ihsan Abu Krueng Kalee, dan Pengamat Bumoe Singet 

Media Sosial dan Pencucian Uang: Ancaman Terhadap Masyarakat

Lebih mengkhawatirkan adalah penggunaan media sosial sebagai alat pencucian uang, termasuk oleh para bandar narkoba. 

Platform seperti TikTok dan Instagram sering kali digunakan untuk menyamarkan transaksi finansial yang mencurigakan di balik konten yang tampak biasa. 

Hadiah virtual atau koin yang diberikan kepada kreator konten sering kali memiliki nilai tunai yang dapat digunakan untuk tujuan yang lebih gelap. 

Baca juga: Diskusi Fenomena Kebablasan di TikTok, KPI Aceh & Dinas Syariat Islam Sepakati Upaya Penanggulangan

Di Aceh, di mana narkoba telah menjadi masalah besar, penggunaan media sosial untuk pencucian uang dapat memperburuk situasi dengan memberikan peluang tambahan bagi pelaku kejahatan untuk menyembunyikan aktivitas ilegal mereka. 

Ini adalah ancaman serius yang memerlukan perhatian khusus dari semua pihak.

Latah Ikut Arus: Kesan Jangka Pendek yang Berbahaya

Fenomena latah ikut arus menjadi salah satu masalah utama. Banyak orang mengikuti tren tanpa mempertimbangkan dampak jangka panjangnya. 

Ketika konten negatif menjadi populer, banyak orang berusaha menciptakan konten serupa demi mendapatkan popularitas dan uang.

 Ini menunjukkan betapa dangkalnya beberapa aspek dari dunia media sosial saat ini. 

Banyak yang terjebak dalam pusaran ini tanpa menyadari bahwa mereka sebenarnya hanya menjadi alat bagi sistem yang lebih besar—platform dan pengiklan yang mengontrol konten. 

Ini adalah jebakan yang tidak hanya merugikan pembuat konten tetapi juga masyarakat secara keseluruhan.

Solusi: Kembali ke Nilai Dasar, Apa solusinya?

 "Woe bak punca"—kembali ke asal. Media sosial seharusnya digunakan untuk menyebarkan hal-hal positif dan bukan untuk merusak moral dan etika. 

Kita perlu lebih bijak dalam menggunakan media sosial, menciptakan konten yang bermanfaat, edukatif, dan inspiratif. 

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved