KupiI beungoh

Anestesi Politik 

Semua fakta dilupakan itu terjadi karena adanya tindakan anestesi politik. Masyarakat tidak disuguhkan fakta melainkan persepsi

|
Editor: Nur Nihayati
ISTIMEWA
Masry MD, Anesthesiologist 

 

Oleh: Masry MD, Anesthesiologist*)


DALAM dunia medis dikenal tindakan anestesi sebelum dilakukan tindakan operasi. Baik itu sifatnya lokal, regional maupun general/umum tujuannya agar terjadi amnesia, lupa pada rasa sakit pada tubuh. 

Dalam keadaan amnesia itulah tindakan operasi dilakukan. Pasien yang diinjeksi obat bius (misalnya general) tidak mengetahui apapun, termasuk tidak merasakan apapun. Setelah efek obat bius sirna barulah ada rasa sakit. 

Peristiwa medis itu sepertinya berlaku pula dalam politik. Sebelum hari H, misalnya Pilkada, banyak terjadi tindakan operasi politik yang ditujukan kepada massa rakyat. 

Rakyat dibuat lupa dengan fakta-fakta politik yang pernah mereka alami selama lima tahun. Atau, rakyat dibuat lupa dengan segala kekurangan para kandidat. 

Semua fakta dilupakan itu terjadi karena adanya tindakan anestesi politik. Masyarakat tidak disuguhkan fakta melainkan persepsi. Persepsi ini dibentuk dengan framing yang dilakukan oleh buzzer politik. 

Permainan persepsi inilah yang membuat massa rakyat amnesia keadaan. Mereka lupa dengan segala rasa sakit yang ada dalam kehidupan mereka. Dalam situasi itulah para politisi mengalmbil dukungan, solongan dan suara. 

Ada banyak obat bius yang digunakan sebelum operasi politik mengambil dukungan dan suara dari kelompok atau massa rakyat. Selain injeksi persepsi, ada juga injeksi kasus, dan injeksi kedudukan, injeksi kebijakan, injeksi konsensi dan paling masif pada hari H terhadap rakyat adalah injeksi hadian. 

Jika tindakan injeksi itu diterima oleh kelompok atau massa rakyat barulah dilakukan operasi politik. Hasilnya berupa dukungan dari kelompok poltik atau kelompok masyarakat dan suara dari massa rakyat (pemilih). 

Kapan rasa sakit dirasakan? Jika di medis terjadi paska hilangnya efek obat bius maka dalam politik terjadi selama 5 tahun. Ungkapan rasa kecewa adalah wujud dari rasa sakit itu sendiri. 

Dalam medis tindakan anestasi tidak mungkin di elak jika ingin operasi berlangsung dengan aman. Tapi, dalam politik rakyat dan kelompok masih sangat mungkkn untuk menghindari tindakan anestesi politik. 

Akal sehat kita tidak boleh dibiarkan dimanipulasi apalagi sampai terjadi amnesia terhadap kejahatan-kejahatan politik. Mengapa? Karena rakyat adalah pemberi mandat politik. 

Jika mandat politik itu kita berikan dalam keadaan otak termanipulasi atau amnesia maka itu artinya mandat kita dicuri. Kita tidak menyerahkan mandat dalam keadaan sehat wal afiat secara politik.(*)

 

*) PENULIS  adalah dokter spesialis anestesi, pemerhati sosial politik, dan olahraga

KUPI BEUNGOH adalah rubrik opini pembaca Serambinews.com. Setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis.

Baca Artikel KUPI BEUNGOH Lainnya di SINI

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved