Jurnalisme Warga

Raker MKKS Aceh Timur Pilih Tempat di Sekolah Terpencil, Ada Apa?

Hal itu sangat beralasan, karena ada beberapa desa yang jauh dari ibu kota kecamatan yang siswanya tidak mungkin pulang pergi dari rumah ke sekolah.

Editor: mufti
ist
BAIHAKI, Pemred Thejurnal.id, melaporkan dari Simpang Jernih, Aceh Timur 

"Sungai Tamiang merupakan tempat latihan siswa berenang, sehingga alam membentuk prestasi siswa. Malahan tahun ini siswanya juga meraih juara tiga di O2SN tingkat provinsi cabang lomba renang," ungkap Ramzan.

Namun, katanya, kebanyakan siswa di sini jarang keluar dari Simpang Jernih. Setingkat ke Kota Langsa dan Idi Rayeuk saja sebagai ibu kota Kabupaten Aceh Timur  jarang mereka ke sana, kecuali ada turnamen seperti 02SN.

Sehingga, ketika mereka berlomba di Kota Langsa atau Idi Rayeuk  merasa kaku dan kurang percaya diri menghadapi awan-lawannya. Padahal, mereka punya semangat tanding. Begitu pengakuan kepala sekolahnya.

Namun, ketika mereka sudah ke luar dari Simpang Jernih, apalagi sudah sampai ke Banda Aceh, rasa percaya diri itu semakin muncul dengan melihat orang lain.

"Hal yang positif dengan melihat perkembangan di luar sana, banyak di antara mereka ingin melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi, seperti ada yang sudah kuliah di Universitas Negeri Malikussaleh Lhokseumawe dan Universitas Negeri Samudra Langsa," terang Ramzan.

Harapan masyarakat

SMK Negeri 1 Simpang Jernih merupakan satu-satunya sekolah jenjang pendidikan menengah di sana.  Masyarakatnya tentu menaruh harapan ke sekolah ini untuk mencerdaskan putra-putri mereka.

Apalagi SMK, selain menyiapkan siswa siap kerja, juga menyiapkan lulusan untuk melanjutkan ke perguruan tinggi.

Saat saya bincang-bincang dengan masyarakat sekitar sekolah, mereka mengharapkan kepada Pemerintah Aceh melalui Dinas Pendidikan Aceh supaya membangun asrama bagi siswa di sekitaran SMK Negeri 1 Simpang Jernih.

Hal itu sangat beralasan, karena ada beberapa desa yang jauh dari ibu kota kecamatan yang siswanya tidak mungkin pulang pergi dari rumah ke sekolah.

Bahkan, kata mereka, ada desa yang harus dicapai dengan speed boat. Desa tersebut sangat jauh, malahan pernah kejadian beberapa waktu lalu, guru SM3T dari Jawa Barat meninggal akibat speed boat mereka karam di sungai yang arusnya sangat deras.

Apabila pemerintah membangun asrama siswa di ibu kota kecamatan ini, tentu anak-anak dari pelosok yang putus sekolah bisa melanjutkan pendidikannya di SMK Negeri Simpang Jernih.

Raker di sekolah terpencil

Memasuki tahun ajaran baru 2024/2025, Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMA, SMK, dan SLB Kabupaten Aceh Timur memilih SMK Negeri 1 Simpang Jernih yang notabene  sekolah terpencil sebagai tempat pelaksanaan rapat kerja (raker) tahunan.

Raker ini melibatkan 50 kepala SMA, SMK, dan SLB, serta pengawas sekolah. Kacabdisdik Wilayah Aceh Timur bersama para kepala seksinya memimpin langsung kegiatan ini.

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved