Jurnalisme Warga

Aceh Jaya Pelopor Ikan Asin Terbaik di Aceh

Ikan asin merupakan bahan makanan yang terbuat dari daging ikan yang diawetkan dengan menambahkan banyak garam.

Editor: mufti
IST
PIPI MURFIZA, S.Pd., alumnus Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia Universitas Bina Bangsa Getsempena (UBBG) Banda Aceh, melaporkan dari Aceh Jaya 

Ikan asin di sini sudah dikenal sejak dulu karena kualitasnya terbaik di Aceh. Rahasia di balik ikan asin berkualitas tinggi itu adalah ikan asinnya berasal dari ikan segar yang baru ditangkap. Jadi, tidak ditunggu saat ikannya hampir busuk baru dijadikan ikan asin.

Rahasia lainnya, pengolahan ikan-ikan kering asin tersebut tidak menggunakan zat pengawet kimia berupa formalin ataupun boraks. Hanya mengandalkan garam untuk pengawetan.

Pengolahannya dilakukan langsung dari ikan segar hasil tangkapan nelayan tradisonal setiap pagi mengunakan alat oven solar dryer (OSD). Penggunaan alat ini cukup mudah, lebih efektif dan efisien, tak perlu repot mengangkat ikat asin yang sedang dijemur manakala hujan tiba-tiba turun.

Selain itu, produksi ikan asin menjadi lebih higienis, bebas dari debu, maupun dari hinggapnya lalat yang akan menghasilkan telur, sebagai penyebab berulatnya ikan asin. Proses pengeringan ikan pun menjadi lebih cepat tergantung dari pencahayaan matahari.

Harga ikan asin di Aceh Jaya berkisar Rp10.000-Rp60.000 per kilogram. Jenisnya berbagai macam, mulai dari ikan teri, udang, ikan karang hingga gurita yang semuanya diasinkan dan dikeringkan dengan baik.

Melengkapi reportase ini, saya tambahkan informasi tentang industri pengolahan ikan asin yang berada di Desa Patek, Kecamatan Darul Hikmah, Kabupaten Aceh Jaya.

Di sini, pengolahan ikan asin melibatkan beberapa kegiatan, yaitu permodalan,  pengadaan bahan baku, peralatan produksi, proses produksi, tenaga kerja, dan pemasaran hasil olahan.

Ada seorang mahasiswi dari UIN Ar-Raniry Banda Aceh, Vina Desiana, yang khusus melakukan penelitian untuk mengetahui seluk-beluk industri pengolahan ikan dan menganalisis kelayakan industri pengolahan ikan di Desa Patek ini.

Hasil penelitian untuk skripsinya pada tahun 2020 menunjukkan bahwa industri pengolahan ikan yang terdapat di Desa Patek merupakan usaha kecil (skala rumah tangga) yang memproduksi ikan asin dengan bahan baku utama berupa ikan segar dengan sumber permodalan dari pinjaman kerabat terdekat dan modal sendiri, tapi belum memiliki izin usaha. Adapun  proses produksi dan pemasarannya masih dilakukan secara sederhana (belum menerapkan teknologi dan industri pengolahan ikan yang modern).

Namun, usaha berskala rumah tangga ini layak dilanjutkan, baik dari indikator pendapatan, revenue cost ratio (R/C), break event point (BEP), maupun return on investment (RoI)-nya.

Hal ini dapat dilihat dari perolehan rata-rata total nilai produksi sebesar Rp17.145.333/bulan lebih besar dibandingkan dengan rata-rata total biaya produksi yang dikeluarkan sebesar Rp12.491.046/bulan sehingga rata-rata pendapatan yang diperoleh yaitu sebesar Rp4.654.287/bulan dengan revenue cost ratio (R/C) yang diperoleh sebesar 1,3. RoI yang diperoleh pada industri pengolahan ikan adalah sebesar 37 persen.

Artinya, setiap penanaman modal (investasi) sebesar 100 % maka pengusaha ikan asin mendapatkan pengembalian modal atau keuntungan sebesar 37 % .

Ya, ikan asin memang merupakan lauk yang cukup populer sebagai menu makan sehari-hari di Aceh. Sebab, rasanya yang gurih dengan aroma yang khas itu menjadi favorit banyak orang.

Apalagi ikan asin ini tersedia dalam banyak jenis yang bisa kita pilih sesuai selera. Misalnya, ikan asin tenggiri, ikan asin kuwe (rambue), tongkol, hingga ikan asin kembung atau peda, dan ikan teri asin.

Banyak warga, terutama pengunjung ke Aecch Jaya, yang membeli ikan asin karena suka akan rasanya yang khas. Pengusaha nasi goreng pun, hampir di seluruh Aceh, banyak yang menambahkan potongan ikan asin—biasanya dari ikan talang (Chorinemus lysan)—sebagai pelezat hidangan.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved