Kupi Beungoh

Berpecah Dalam Politik, Jangan Berpecah Dalam Ukhuwah  

Munculnya berbagai partai politik dikancah perpolitikan Indonesia, membuat perpecahan di kalangan umat Islam.

Editor: Amirullah
For Serambinews
Dr. Ainal Mardhiah, S Ag, M.Ag, Dosen Pascasarjana UIN Ar Raniry Banda Aceh 

Oleh: Dr. Ainal Mardhiah, S.Ag, M.Ag
(Dosen Pascasarjana UIN Ar Raniry Banda Aceh)

Penuh trik dan intrik itulah politik. Menjilat atasan untuk mendapat jabatan, berbuat curang agar bisa menang, menjelekkan lawan agar nampak diri hebat.

 Yang tidak sejalan, tidak seide  pemikiran, singkirkan, kalau perlu dengan cara sadis dan kejam. Rakyat yang miskin sogok saja dengan materi dan tipu dengan janji-janji.  Sudah dapat kursi, rakyat itu tidak perlu lagi. 

Politik Edan 

Prilaku curang, saling mengkhianati, sikut sikutan, haus kekuasaan, tidak ada kata terimakasih, lebih ektrem lagi menghalalkan segala cara untuk mendapat kekuasaan. Inilah  politik edan yang sekarang ini dominan kita saksikan.

Sayangnya ini juga dilakukan oleh umat Islam terhadap umat Islam lainnya,  hanya karena berbeda partai politik yang mereka cintai. Tidak ada istilah kawan, saudara, jika tidak mendukung kepentingan politiknya. Dalam hitungan detik semua bisa menjadi lawan. 

Jika ini  terus dilakukan oleh umat Islam yang berkiprah di dunia  politik, akibatnya akan datang masanya keadaan ini membuat umat Islam lemah dan hancur. Selanjutnya sudah bisa kita bayangkan apa yang akan terjadi. Umat Islam akan terlindas, tertindas dan terjajah, dan yang akan sangat menyedihkan lagi semua SDA dan SDM yang kita miliki orang yang menikmati. 

Jika kita perhatikan sekarang ini, hal demikian sudah terjadi, apakah tidak disadari atau tidak peduli? Atau sudah tertutup dengan kepentingan politik dan kepentingan perut yang tidak pernah terasa cukup? Sampai lupa bahwa kita ini saudara, yang harus saling mendukung dan saling menjaga, kalaupun harus berpecah dalam urusan politik agar banyak jalan membantu rakyat dan umat, tapi janganlah berpecah dalam urusan ukhuwah (persaudaraan dalam Islam)".  

Tujuan Berpolitik Bagi Umat Islam 

Tujuan berpolitik dalam Islam  untuk menegakkan keadilan, menjaga umat dan syari'at Islam. Sebagaimana disebutkan dalam ayat Al-Qur'an berikut ini: 

"Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap suatu kaum, membuatmu berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan." (Surat Al Ma'idah ayat 8) 

Sayyid Sabiq berpendapat bahwa keadilan itu merupakan salah satu dari nilai-nilai Islam yang tinggi. Hal itu disebabkan menegakkan keadilan dan kebenaran menebarkan ketentraman, meratakan keamanan, memperkuat hubungan-hubungan antara individu dengan individu lain, memperkokoh kepercayaan antara penguasa dan rakyat, menumbuhkan kekayaan, menambahkan kesejahteraan dan meneguhkan tradisi, sehingga tradisi itu tidak mengalami kerusakan atau kekacauan dan penguasa 
ataupun rakyat dapat menjalankan tujuannya di dalam bekerja, berproduksi dan berkhidmad kepada negara, tanpa menghadapi rintangan yang dapat menghentikan kegiatannya atau menghalangi untuk bangkit. 

Lebih lanjut dijelaskan bahwa sesungguhnya keadilan itu dapat diwujudkan dengan  menyampaikan setiap hak kepada yang berhak dan dengan melaksanakan hukum-hukum yang telah disyari’atkan Allah serta dengan menjauhkan hawa nafsu melalui 
pembagian yang adil di antara sesama manusia. 

Namun dalam prakteknya Masing-masing orang, punya tujuan yang berbeda ketika terjun ke dunia politik. Untuk mendapatkan jabatan, kekuasaan, relasi, untuk berdakwah di parlemen, atau tujuan lainnya yang tersembunyi, yang hanya diketahui oleh partai politik dan orang-orang yang menggeluti dunia politik itu sendiri. 

Politik itu sangat penting untuk menjaga kepentingan umat dan syari'at. Melalui parlemen, banyak kebijakan, keputusan dapat dibuat untuk menjaga rakyat yang sebagian besar umat Islam dan menjaga syari'at, sehingga umat Islam  tetap kuat dan menjadi rahmat buat seluruh umat manusia, bagi sekalian alam apapun agamanya. 

Berpecah Dalam Politik Jangan Berpecah Dalam Ukhuwah Islamiyah

Munculnya berbagai partai politik dikancah perpolitikan Indonesia, membuat perpecahan di kalangan umat Islam. Umat Islam berpecah dalam memilih wakil rakyat dan berpecah dalam keterlibatan di berbagai partai politik. 

Mengutip tulisan dari detikNews, yang ditulis 15 November 2020 Peneliti Centre for Strategic of International Studies (CSIS) Arya Fernandes mengatakan bahwa: "partai-partai Islam yang baru muncul ini umumnya lahir karena konflik internal partai". 

Perpecahan lebih lanjut dapat kita lihat, ketika lahir berbagai macam organisasi, unit kegiatan, di berbagai bidang kehidupan, yang bertebaran di masyarakat, mulai dari pusat sampai ke daerah, dan pelosok desa untuk mendukung kepentingan dan kebutuhan partai yang menuntut keterlibatan umat Islam. 

Akan semakin nampak perpecahan ketika melihat orang-orang yang terpilih menjadi wakil rakyat, saling berselisih dipanggung politik, dan pemerintahan. Sementara kondisi rakyat yang susah, minim perhatiannya. Rakyat susah karena kebutuhan hidup serba mahal, biaya kesehatan mahal, pendidikan mahal, tidak sebanding dengan jumlah penghasilan yang mereka dapat.

Lebih ekstrem lagi sebagian rakyat untuk makan sehari-hari saja sulit, karena tidak ada penghasilan tetap. Kemiskinan, pengangguran dan berbagai persoalan sosial lainnya semakin meningkat pesat. Berbanding terbalik dengan keadaan para wakil rakyat yang punya semua fasilitas dan terpenuhi semua kebutuhan. 

Dari data di berbagai media online kita baca bahwa pengangguran meningkat  per Februari 2024 mencapai 7,2 juta orang, kemiskinan Maret 2024 sebesar 25,22 juta orang meningkat, pengguna narkoba 296 juta jiwa, pelaku aborsi 2,4 juta jiwa (sekitar 700.000 kasus terjadi pada remaja). Kasus HIV pada anak usia 1-14 tahun mencapai 14.150 kasus. Dan masalah sosial lainnya yang hari ini sangat marak terjadi, rakyat harus memikirkan sendiri? 

Belum lagi jika kita lihat, banyak peraturan dan kebijakan yang dibuat mempersulit rakyat yang sebagian besar  adalah  umat Islam.

Mereka yang mewakili rakyat, hanya sedikit yang bicara untuk membela kepentingan rakyat, selebihnya diam dan menonton saja. Bukankah ini bukti nyata, bahwa umat Islam sedang berpecah? Sudah hilang kasih sayang dan ukhuwah di hati umat Islam terhadap saudaranya sesama muslim. 

Sungguh, Jika memang harus berpecah dalam politik, tolong  jangan berpecah dalam ukhuwah. Karena berpecah dalam ukhuwah, membuat kita semua lemah,  umat Islam akan terus tertindas.

Umat Islam dan Partai Islam akan  hilang wibawa, tidak punya kekuatan, akan dimanfaatkan, diperalat oleh partai-partai lain untuk mencapai tujuan yang belum tentu sesuai dengan tuntutan syari'at Islam. 

Bukankah politik bagi umat Islam untuk menjaga umat dan syari'at? Jika umat Islam hari ini berpolitik untuk menjaga jabatan, tahta, dan kekayaaan, lalu siapa yang akan menjaga umat dan syari'at Islam? Bukankah tahta, harta dan jabatan adalah bonus yang akan Allah berikan jika seorang muslim menjaga umat dan syari'at. 

Seperti yang dijelaskan dalam ayat Al-Qur'an berikut ini; 

“Allah yang menciptakan kamu, kemudian memberimu rezeki, lalu mematikan, kemudian menghidupkan (kembali). Adakah di antara mereka yang kamu sekutukan dengan Allah itu yang dapat berbuat sesuatu yang demikian itu? Maha Suci Dia dan Maha Tinggi dari apa yang mereka persekutukan.” (QS. Ar-Rum ayat 40). 

Imam Ghazali menjelaskan bahwa tujuan Allah menciptaan makhluk adalah untuk memelihara agama, jiwa, akal, keturunan, dan harta. Oleh karena itu, tugas kita semua untuk menjaga ukhuwah dan menjaga umat Islam, sesuai dengan kapasitas dan kemampuan masing-masing. 

"Jika Harus Berpecah Dalam Politik, Janganlah Berpecah Dalam Ukhuwah, Nanti Umat Islam Akan Lemah Dan Hancur".

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved