Menanti Pemimpin Protani

Sebagai perwira beliau pun sadar betul hubungan antara ketahanan pangan dengan ketahanan nasional meski proyek food estate yang dikelola dalam kementerian pertahanan yang dipimpinnya juga belum memperlihatkan hasil yang signifikan.

Dalam skala daerah, tentu sebagaimana daerah lain di Indonesia, Aceh sedang kasak-kusuk dengan hiruk- pikuk pemilihan kepala daerah (Pilkada) yang akan berlangsung akhir tahun ini. Harapan yang sama tentu kita patrikan, agar muncul sosok-sosok protani ikut bertanding dalam kompetisi di ajang demokrasi ini. Jika pun sosok yang demikian tidak muncul secara alamiah, maka secara ilmiah mesti diwujudkan. Tidak sulit menjadi sosok yang protani, karena secara omongan tinggal berjanji. Janji inilah yang kita pegang teguh dan kita tuntut tatkala terpilih nanti.

Bukankah selama ini juga begitu? Bahkan di setiap momen pemilihan baik pemilu di level nasional hingga pilkada di level provinsi dan kabupaten bahkan dalam pilkades isu pertanian terus yang dijual. Inilah yang harus diubah, sang pemimpin kali ini harus mampu membuktikan konsistensi  janjinya membangun pertanian. Dan kita rakyat, saatnya kita memilih yang benar-benar kita percayai dapat dititipkan amanah besar.

Percayalah, jika Aceh mampu membangun pertanian dengan baik maka petaninya akan sejahtera, dan ketika petani sejahtera maka 14,23 persen angka kemiskinan dapat dipastikan terkoreksi dari daftar BPS. Semoga.