Kupi Beungoh

Jejak Terakhir Tu Sop Serta Kepergian Pemimpin HUDA yang Membawa Cinta dan Harapan bagi Aceh

Tu Sop, atau Ayah Jeunieb, adalah seorang ulama kharismatik yang memegang peranan penting dalam kehidupan beragama dan sosial di Aceh.

Editor: Agus Ramadhan
FOR SERAMBINEWS.COM
Dosen UNISAI Al-Aziziyah Aceh Indonesia, Dr. Tgk. Saiful Bahri, MA 

Kepergian Ayah Jeunieb bukan hanya kehilangan bagi organisasi ini, tetapi juga kehilangan bagi seluruh masyarakat Aceh yang telah lama menggantungkan harapan mereka pada nasihat dan bimbingannya.

HUDA kini dihadapkan pada tugas besar untuk melanjutkan perjuangan Ayah Jeunieb, menjaga agar warisan dan jejak yang beliau tinggalkan tetap hidup dan menginspirasi.

Ketika kabar tentang kepergian Ayah Jeunieb menyebar, rasa duka dan kehilangan melanda seluruh penjuru Aceh.

Tangis tak terbendung di banyak wajah, doa-doa pun dipanjatkan untuk beliau.

Tidak sedikit yang merasa seolah kehilangan seorang ayah sendiri—seorang sosok yang selalu hadir dalam suka dan duka, yang nasihatnya selalu menenangkan hati.

Dalam setiap upacara penghormatan yang digelar, terlihat betapa besar cinta masyarakat Aceh kepada Ayah Jeunieb.

Ratusan, bahkan ribuan orang, datang untuk memberikan penghormatan terakhir, untuk mengantar beliau ke peristirahatan terakhirnya.

Semua bersatu dalam satu perasaan: kehilangan yang mendalam. 

Tidak ada kata-kata yang mampu sepenuhnya menggambarkan duka ini. 

Yang tersisa hanyalah kenangan akan sosok Ayah Jeunieb yang selalu memancarkan cinta dan harapan.

Kepergian Ayah Jeunieb meninggalkan kekosongan yang sulit diisi.

Namun, sebagai seorang ulama dan pemimpin, Ayah Jeunieb telah menanamkan banyak sekali pelajaran berharga yang dapat menjadi bekal bagi kita semua.

Harapan terbesar yang mungkin beliau ingin kita jaga adalah agar Aceh tetap menjadi tanah yang diberkahi, di mana setiap penduduknya hidup dalam kedamaian dan kesejahteraan, serta tetap teguh dalam memegang nilai-nilai Islam.

Masa depan Aceh pasca-kepergian Ayah Jeunieb kini berada di tangan kita semua—ulama, pemimpin, dan masyarakat umum.

Kita memiliki tanggung jawab besar untuk melanjutkan perjuangan beliau, menjaga agar Aceh tetap berada di jalur yang benar, dan memastikan bahwa cinta dan harapan yang beliau tanamkan tidak pudar seiring berjalannya waktu.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved